4 Antibiotik untuk Radang Tenggorokan yang Ampuh Basmi Bakteri

Konten Media Partner
21 November 2022 17:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat antibiotik untuk radang tenggorokan. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat antibiotik untuk radang tenggorokan. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Radang tenggorokan adalah penyakit yang timbul akibat infeksi bakteri dan virus. Pada kasus yang disebabkan oleh bakteri, gangguan ini biasanya diobati dengan pemberian obat antibiotik untuk radang tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Radang tenggorokan atau yang biasa disebut faringitis adalah peradangan pada bagian faring yang diakibatkan oleh infeksi bakteri atau virus. Gangguan ini menimbulkan sejumlah gejala pada bagian tenggorokan, mulai dari sakit tenggorokan, tenggorokan terasa kering dan gatal, dan sulit menelan makanan. Selain itu, terdapat gejala lainnya yang menyertai, seperti flu atau pilek, bersin, hidung meler, sakit kepala, hingga demam ringan.
Radang tenggorokan tentunya sangat mengganggu. Jika gangguan ini disebabkan oleh bakteri tertentu, penderita bisa mengonsumsi antibiotik untuk radang tenggorokan. Berikut berbagai pilihan obat antibiotik yang aman digunakan untuk mengobati radang tenggorokan.

Antibiotik untuk Radang Tenggorokan

Radang tenggorokan pada kasus yang jarang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri yang paling umum menyebabkan radang tenggorokan adalah bakteri Streptococcus grup A. Pada kasus yang sangat langka, radang tenggorokan bisa disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Corynebacterium.
ADVERTISEMENT
Gangguan ini bisa diatasi dengan pemberian obat antibiotik. Antibiotik adalah jenis obat-obatan yang bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi serta menghambat pertumbuhannya sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Perlu diingat bahwa antibiotik hanya bisa bekerja untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Mengutip dari jurnal Recommendations for Management of Acute Pharyngitis in Adults oleh Josep M. Cots, dkk, berikut berbagai macam pilihan obat antibiotik untuk radang tenggorokan.

1. Penicilin V (Fenoksimetilpenicillin)

Penicilin V adalah jenis obat antibiotik yang biasa menjadi pilihan pertama untuk mengobati infeksi bakteri di saluran pernapasan. Obat ini banyak digunakan untuk mengatasi bakteri Streptococcus dan bakteri Pneumococcus.
Obat ini bekerja dengan menghancurkan peptidoglikan, yakni komponen penting yang ada di dinding sel bakteri. Dengan terganggunya dinding sel bakteri, bakteri akan perlahan mati dan pertumbuhan sel bakteri pun akan terhambat.
ADVERTISEMENT
Penicilin V termasuk jenis obat yang dapat ditebus dengan resep dokter. Obat ini termasuk golongan obat antibiotik yang aman digunakan oleh anak-anak.

2. Penicillin G Procaine

Penicillin G procaine adalah pilihan alternatif obat antibiotik untuk radang tenggorokan. Obat ini terkenal untuk mengatasi infeksi bakteri Streptococcus A yang bisa menyebabkan radang tenggorokan.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri tertentu. Dengan begitu, jumlah bakteri dalam tubuh dapat berkurang secara signifikan.
Obat ini tergolong aman digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa. Ibu menyusui sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini karena Penicillin G procaine dapat terserap ke dalam ASI.

3. Amoxicillin

Salah satu obat antibiotik untuk radang tenggorokan adalah amoxicillin. Foto: Pexels.com
Jenis obat antibiotik untuk radang tenggorokan selanjutnya adalah amoxicillin. Sama dengan jenis obat antibiotik lainnya, amoxicillin dapat melawan bakteri penyebab infeksi dan menghambat pertumbuhannya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengobati radang tenggorokan, dokter biasanya menganjurkan penggunaan obat amoxicillin selama 8-10 hari hingga gejala radang tenggorokan mereda.
Obat amoxicillin terdiri dari berbagai macam bentuk, mulai dari tablet, sirup, kapsul, dan suntik.
Obat ini termasuk golongan antibiotik penisilin yang terbukti aman digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa. Bagi ibu menyusui, lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat amoxicillin.

4. Cefadroxil

Cefadroxil adalah jenis antibiotik lainnya yang bisa digunakan untuk mengobati radang tenggorokan. Obat ini masuk dalam golongan antibiotik Sefalosporin.
Antibiotik ini bekerja dengan mengikat protein pengikat penisilin (PBPs) yang pada akhirnya dapat menghambat pembentukan dinding sel bakteri dan mematikan bakteri penyebab infeksi. Antibiotik ini tidak hanya digunakan untuk obat radang tenggorokan, tetapi juga infeksi saluran pernapasan lainnya, infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, dan infeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak.
ADVERTISEMENT
Obat cefadroxil dapat digunakan oleh anak-anak di atas 6 tahun dan orang dewasa. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan sirup. Untuk mengatasi radang tenggorokan, cefadroxil bisa dikonsumsi selama 8-10 hari sesuai anjuran dokter.

Berapa Lama Radang Tenggorokan Sembuh Total?

Radang tenggorokan pada umumnya akan mereda dalam kurun waktu 4-7 hari. Foto: Pexels.com
Radang tenggorokan pada umumnya bukanlah gangguan kesehatan yang mengancam jiwa. Radang tenggorokan biasanya akan sembuh dalam waktu 4-7 hari jika bakteri dan virus penyebab radang tenggorokan menghilang.
Jika radang tenggorokan disebabkan oleh bakteri, penderita bisa mengonsumsi obat antibiotik untuk radang tenggorokan di atas. Gejalanya cenderung akan berkurang setelah 3-4 hari pemakaian antibiotik. Penting untuk diingat bahwa penderita perlu menghabiskan obat antibiotik sesuai dengan resep yang diberikan dokter meskipun gejala yang dirasakan sudah membaik.
ADVERTISEMENT
Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya retensi antibiotik yang memungkinkan terjadinya infeksi bakteri yang sama dan obat antibiotik yang diberikan tidak akan bekerja dengan maksimal lagi.
Obat antibiotik hanya bisa bekerja efektif dalam mengatasi radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik tidak dapat mengatasi infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)