4 Obat Darah Tinggi yang Ampuh dan Aman Dikonsumsi

Konten Media Partner
2 Agustus 2022 18:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat darah tinggi. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat darah tinggi. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika tekanan darah meningkat secara tidak normal. Penyakit ini sering dijuluki dengan silent killer karena sering hadir tanpa gejala, tetapi bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan informasi dari AHA (American Heart Associations) Journal, seseorang bisa dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya mencapai 140 mmHg atau lebih dan diastoliknya melebihi 90 mmHg.
Penyebab tekanan darah tinggi beragam, mulai dari faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan sebagainya. Di samping itu, meningkatnya tekanan darah juga berkaitan erat dengan emosi negatif, seperti takut, cemas, dan marah yang berlebihan.
Tekanan darah tinggi yang dibiarkan dapat berisiko memicu masalah kesehatan lain, seperti stroke, gagal jantung, hingga kerusakan ginjal. Oleh karena itu, penting untuk menjalani pola hidup sehat demi mengurangi potensi terkena penyakit ini.
Selain menerapkan gaya hidup sehat, penderita hipertensi mungkin juga perlu mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Apa saja obat darah tinggi yang ampuh dan aman dikonsumsi? Berikut beberapa rekomendasinya.
ADVERTISEMENT

Obat Darah Tinggi

Ilustrasi obat darah tinggi. Foto: Unsplash
Obat darah tinggi tersedia dalam berbagai jenis atau golongan. Biasanya, jenis obat ditentukan berdasarkan pengukuran tekanan darah dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Berikut beberapa jenis obat darah tinggi yang umum diresepkan dokter.

1. ACE Inhibitor

Angiotensin-converting enzyme atau ACE inhibitor digunakan untuk menurunkan tekanan darah dengan cara merelaksasi pembuluh darah. Contoh obat jenis ini antara lain lisinopril, perindopril, enalapril, dan ramipril.
Menurut informasi dari laman National Health Service, beberapa efek samping yang muncul setelah mengonsumsi jenis obat ini antara lain batuk kering terus-menerus, sakit kepala, pusing, dan ruam.

2. Diuretik

Diuretik adalah salah satu obat yang sering diberikan kepada penderita hipertensi. Diuretik digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air di dalam tubuh melalui urine.
ADVERTISEMENT
Obat ini terdiri dari beberapa jenis, antara lain thiazide, loop diuretic, dan diuretik hemat kalium. Jenis obat yang diberikan kepada setiap penderita berbeda, tergantung tingkat tekanan darah dan kondisi kesehatan lainnya, seperti penyakit ginjal atau gagal jantung.
Beberapa diuretik yang biasa digunakan sebagai obat darah tinggi antara lain hydrochlorothiazide (Microzide), chlorthalidone, dan lain-lain.

3. Angiotensin II Receptor Blockers (ARB)

ilustrasi mengonsumsi obat darah tinggi. Foto: Unsplash
ARB bekerja dengan cara menghambat pengikatan angiotensin II ke reseptornya. Angiotensin II adalah senyawa yang dapat mempersempit pembuluh darah. Jika pengikatan angiotensin II terhambat, pembuluh darah dapat melebar dan aliran darah pun menjadi lancar sehingga tekanan darah menurun.
Obat jenis ini yang sering diberikan kepada penderita hipertensi adalah candesartan, irbesartan, losartan, valsartan, dan olmesartan. Mengutip Mayo Clinic, efek samping yang mungkin dialami usai mengonsumsi obat ini adalah pusing, sakit kepala, dan pilek atau flu.
ADVERTISEMENT

4. Calcium Channel Blocker

Calcium channel blocker atau antagonis kalsium merupakan kelompok obat yang efektif menurunkan tekanan darah. Cara kerja obat ini adalah dengan mencegah kalsium memasuki sel-sel jantung dan dinding pembuluh darah.
Obat ini akan mempermudah jantung untuk memompa darah serta melebarkan pembuluh darah sehingga darah lancar mengalir dan tekanan darah cepat menurun.
Amlodipine, diltiazem, dan isradipine merupakan beberapa jenis calcium channel blocker yang sering digunakan sebagai obat darah tinggi. Jenis obat-obatan ini tidak boleh digunakan sembarangan. Ikuti anjuran dokter jika ingin mengonsumsinya.
(ADS)