4 Obat Meriang Paling Ampuh untuk Meredakan Gejala

Konten Media Partner
12 Agustus 2022 17:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meriang adalah kondisi tidak enak badan yang biasanya disertai dengan demam, sakit kepala. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Meriang adalah kondisi tidak enak badan yang biasanya disertai dengan demam, sakit kepala. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Meriang adalah kondisi ketika tubuh merasa tidak enak badan dan suhu tubuh terasa hangat (demam). Obat meriang paling ampuh dapat mengatasi kondisi ini dengan baik dan cepat. Meriang biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus, bakteri, jamur, dan parasit.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini juga merupakan gejala dari beberapa penyakit, seperti radang tenggorokan, influenza, pneumonia, dan lain-lain. Meriang mengakibatkan suhu tubuh meningkat, tetapi merasa kedinginan, menggigil, gemetar, sakit kepala, dan tidak memiliki energi untuk beraktivitas.

Obat Meriang Paling Ampuh

Meriang bisa diatasi dengan obat-obatan tertentu. Dikutip dari buku Fever Management: Evidence vs Current Practice karya A Sahib Mehdi El-Radhi, berikut adalah obat-obat meriang yang paling ampuh.

1. Asetaminofen

Asetaminofen atau parasetamol adalah obat yang tergolong analgesik dan antipiretik yang dapat meredakan rasa nyeri, dan beberapa gejala meriang, seperti demam dan sakit kepala ringan.
Dikutip dari jurnal Acetaminophen: Beyond Pain and Fever-Relieving, Eric R. Blough dan Miao Zhong Wu, obat asetaminofen terbukti efektif untuk meredakan nyeri dan demam.
ADVERTISEMENT
Asetaminofen sangat aman untuk digunakan. Namun, bila dikonsumsi secara berlebihan dan dibarengi dengan konsumsi alkohol akan menyebabkan kerusakan pada bagian hati.
Selain bisa mengobati gejala meriang, asetaminofen juga diyakini dapat memiliki efek yang menguntungkan untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
Setiap obat asetaminofen memiliki aturan pakai dan dosis yang berbeda. Ikuti aturan pakai dan dosis yang tertera untuk menghindari overdosis dan efek samping yang berlebihan.

2. Ibuprofen

Salah satu jenis obat meriang yang paling ampuha adalah ibuprofen. Foto: Unsplash.com
Ibuprofen adalah obat yang tergolong dalam kelas obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini banyak digunakan untuk meredakan rasa nyeri akibat peradangan.
Selain itu, ibuprofen adalah obat antipiretik atau pereda demam yang bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu senyawa yang dapat memicu demam dan nyeri.
ADVERTISEMENT
Dalam studi The Use of Ibuprofen to Treat Fever in COVID-19 oleh Brenda J dan H Haryadi, ibuprofen terbukti efektif untuk mengatasi gejala-gejala meriang, seperti demam dan nyeri pada penderita COVID-19. Ibuprofen juga dinilai lebih ampuh mengatasi demam dibandingkan asetaminofen.
Gunakan ibuprofen sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang tertera dalam kemasan obat untuk menghindari munculnya efek samping yang tak diinginkan.

3. Aspirin

Obat antiinflamasi nonsteroid lainnya yang bisa meredakan gejala meriang adalah aspirin. Cara kerjanya hampir sama dengan ibuprofen, yakni mengontrol produksi prostaglandin.
Menurut Angel Lanas, dkk dalam Short-Term Acetylsalicylic Acid (Aspirin) Use for Pain, Fever, or Cold, aspirin bisa mengobati rasa sakit, demam, atau pilek. Selain itu, aspirin bisa dimanfaatkan untuk mencegah pembekuan darah yang berisiko mengakibatkan serangan jantung.
ADVERTISEMENT

4. Naproxen

Naproxen adalah jenis obat antiinflamasi non steroid lainnya yang bisa digunakan untuk meredakan berbagai macam gejala meriang, seperti demam, rasa sakit kepala, dan nyeri pada beberapa bagian tubuh.
Naproxen juga biasa digunakan untuk menghilangkan peradangan pada tubuh dan bisa menjadi obat meriang yang ampuh. Namun, perlu diketahui bahwa naproxen dapat menimbulkan efek samping lainnya, seperti mengantuk, mual, rasa nyeri pada ulu hati, dan gangguan pencernaan.

Cara Mengatasi Meriang secara Alami

Meriang dapat diatasi dengan menggunakan cara alami. Berikut adalah beberapa pengobatan secara alami yang bisa dilakukan di rumah untuk atasi gejala meriang.

1. Minum Ekstrak Jahe

Cara mengatasi meriang secara adalah dengan meminum ekstrak jahe. Foto: Unsplash.com
Cara alami pertama untuk meredakan gejala meriang, seperti demam dan nyeri adalah minum ekstrak jahe. Dalam studi Comparative Antibacterial Activities of Extracts of Dried Ginger and Processed Ginger oleh Demin Gao dan Ying Ying Zhan, jahe memiliki kandungan antibakteri yang membuatnya efektif untuk mengatasi gejala demam dan batuk.
ADVERTISEMENT
Jahe dapat dikonsumsi dengan merebusnya dan mengambil airnya. Selain itu, jahe juga dapat dicampurkan dengan teh agar lebih nyaman untuk dikonsumsi.

2. Konsumsi Buah Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang dapat menangkal berbagai macam penyakit.
Jika meriang terjadi akibat infeksi, cobalah untuk mengonsumsi buah dengan vitamin C karena kandungan ini memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Contoh buah yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk, lemon, kiwi, pepaya, nanas, dan lain-lain. Suplemen dengan vitamin C bisa menjadi pengganti buah-buahan untuk meredakan gejala meriang.

3. Minum Air Putih

Tubuh membutuhkan cairan untuk mengatur suhu, melawan bakteri dan kuman yang masuk, serta membantu organ bekerja dengan. Gejala meriang dapat diatasi dengan mengonsumsi air putih dengan banyak.
ADVERTISEMENT

4. Kompres Air Hangat

Cara lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala meriang adalah kompres dengan air hangat. Kompres air hangat dapat memicu produksi keringat yang banyak. Hal ini dapat membantu suhu tubuh menurun secara alami.
Tak hanya itu, kompres air hangat juga dapat membantu untuk melancarkan aliran darah, sehingga orang dengan gejala meriang akan merasa lebih nyaman.

5. Perbanyak Istirahat

Istirahat sangat dibutuhkan oleh seseorang yang meriang. Meriang bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang dalam kondisi yang lemah sehingga membutuhkan istirahat.
Untuk itu, ketika meriang, seseorang dianjurkan untuk beristirahat agar dapat mengembalikan kembali tenaga yang hilang serta.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)