Konten Media Partner

5 Cara Menaikkan Trombosit DBD yang Penting untuk Diketahui

16 September 2022 12:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demam berdarah adalah penyakit yang dapat menyebabkan trombosit darah menurun. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Demam berdarah adalah penyakit yang dapat menyebabkan trombosit darah menurun. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Demam berdarah (DBD) adalah jenis penyakit yang dapat menurunkan jumlah trombosit darah. Cara menaikkan trombosit DBD bisa menggunakan cara alami ataupun mengonsumsi obat-obatan tertentu.
ADVERTISEMENT
Trombosit darah merupakan kepingan sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. Jumlah trombosit normal adalah antara 150.000-450.000 trombosit per mikroliter (mcL) darah. Jika terjadi penurunan terhadap jumlah trombosit, akan terjadi pendarahan yang tidak terkontrol atau berkepanjangan.
Dikutip dari jurnal Role of Platelet Cytokines in Dengue Virus Infection oleh Anamika Singh, penurunan trombosit merupakan gejala atau ciri khas utama penyakit DBD. Demam berdarah adalah jenis penyakit virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Untuk menangani penurunan trombosit akibat penyakit DBD, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan trombosit pada penderita DBD.

Cara Menaikkan Trombosit DBD

Trombosit yang menurun pada penderita DBD bisa ditingkatkan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara mudah untuk menaikkan trombosit DBD.
ADVERTISEMENT

1. Mengonsumsi Makanan Penambah Trombosit Darah

Salah satu cara menaikkan trombosit DBD adalah dengan mengonsumsi makanan penambah trombosit. Foto: Unsplash.com
Ada sejumlah makanan yang dapat meningkatkan trombosit darah. Makanan tersebut adalah jenis makanan yang kaya akan vitamin B12, asam folat, zat besi, dan vitamin C. Konsumsi makanan yang kaya akan kandungan ini bisa membantu menambah jumlah trombosit darah.

2. Menghindari Makanan dan Minuman Tertentu

Ada sejumlah jenis makanan dan minuman yang dapat mengurangi jumlah trombosit dalam darah. Hal ini tentunya perlu dihindari agar tidak membuat kondisi penurunan trombosit akibat DBD semakin parah.
Berikut adalah jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari selama menangani kekurangan trombosit akibat DBD:
ADVERTISEMENT

3. Konsumsi Ekstrak Daun Pepaya

Dalam studi Papaya Leaf-Extract Increase the Platelet Count oleh Sinhala Goda Lekamlage Chandi Asoka Dharmaratana, dkk, ekstrak daun pepaya terbukti secara signifikan dapat meningkatkan jumlah trombosit.
Ekstrak daun pepaya kini tidak hanya bisa dikonsumsi melalui bahan alami secara langsung, tetapi juga bisa diperoleh dari suplemen-suplemen tertentu.

4. Konsumsi Obat Kortikosteroid

Mengutip dari jurnal Management of Thrombocytopenia oleh Marina Izak dan James B. Bussel, pemberian kortikosteroid adalah salah satu cara mengobati kondisi kekurangan trombosit yang biasanya disebabkan oleh infeksi
Kortikosteroid merupakan kelompok obat yang mengandung hormon steroid sintetis yang bisa menghambat produksi zat yang menyebabkan peradangan dalam tubuh serta bekerja sebagai imunosupresan untuk menurunkan sistem kerja imun dalam tubuh.

5. Transfusi Darah

Jika DBD menyebabkan tubuh kekurangan trombosit yang parah, transfusi darah mungkin akan dilakukan untuk menambah jumlah trombosit dalam tubuh. Kondisi ini hanya bisa dilakukan apabila trombosit tidak kunjung naik meski sudah dibantu dengan obat-obatan tertentu.
ADVERTISEMENT

Makanan untuk Menaikkan Trombosit

Ilustrasi makanan untuk menaikkan trombosit. Foto: Pexels.com
Sebagaimana yang disebutkan sejumlah, makanan tertentu merupakan sumber alami yang dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam tubuh. Berikut adalah jenis makanan yang banyak membantu produksi sel darah merah dan trombosit.

1. Makanan Kaya Vitamin B12

Vitamin B12 adalah jenis vitamin yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah. Rendahnya kadar vitamin B12 terbukti dapat menyebabkan jumlah trombosit menurun.
Vitamin B12 banyak ditemukan dalam makanan hewani, seperti hati sapi, telur, ikan yang kaya akan lemak baik. Untuk vegetarian, vitamin B12 bisa diperoleh dari sereal yang diperkaya akan vitamin B12, susu almond, dan suplemen vitamin B12.

2. Makanan yang Kaya Akan Folat

Folat merupakan sumber vitamin B yang berfungsi bagi kesehatan sel darah merah. Setiap orang membutuhkan paling tidak 400 mikrogram folat setiap hari untuk menghindari kekurangan trombosit dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Folat maupun asam folat dapat diperoleh dari hati sapi, sayuran hijau, kacang polong, beras, sereal yang diperkaya akan nutrisi folat, susu almond, dan lain-lain.

3. Makanan yang Kaya Akan Zat Besi

Zat besi merupakan nutrisi yang penting untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam menghasilkan sel darah yang sehat. Kekurangan trombosit memiliki kaitan dengan anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi.
Untuk meningkatkan jumlah trombosit dalam tubuh, cobalah untuk mengonsumsi kerang, biji labu, dan daging sapi. Makanan-makanan ini mengandung zat besi yang tinggi sehingga bisa mencegah terjadinya kondisi kekurangan trombosit.
Selain itu, zat besi juga diperoleh dari coklat hitam yang dapat membentuk sel darah merah sehingga secara tidak langsung dapat menaikkan kadar trombosit dalam tubuh.

4. Makanan yang Kaya Akan Vitamin

Vitamin C merupakan jenis vitamin yang bermanfaat untuk meningkatkan jumlah trombosit serta membantu tubuh dalam menyerap zat besi. Vitamin C dapat diperoleh dari brokoli, tomat, paprika, mangga, dan nanas.
ADVERTISEMENT

Buah untuk Menaikkan Trombosit DBD

Selain makanan-makanan yang telah disebutkan di atas, jumlah trombosit pada penderita DBD juga bisa ditingkatkan melalui buah-buahan tertentu. Menurut Michael B Davies, dkk dalam Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry, buah yang baik untuk meningkatkan jumlah trombosit adalah buah yang mengandung vitamin C, seperti:
ADVERTISEMENT
Rendahnya jumlah trombosit dalam tubuh perlu dihindari karena bisa menyebabkan gangguan kesehatan tertentu. Lakukan cara menaikkan trombosit DBD di atas untuk penderita DBD yang mengalami penurunan jumlah trombosit.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)