Konten Media Partner

5 Makanan untuk Darah Rendah yang Efektif Tingkatkan Tekanan Darah

28 September 2022 17:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makanan untuk darah rendah. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan untuk darah rendah. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Darah rendah merupakan gangguan kesehatan yang menyebabkan munculnya sejumlah gejala yang mengganggu. Untuk mengatasinya, penderita bisa mencoba untuk mengonsumsi makanan untuk darah rendah.
ADVERTISEMENT
Darah rendah atau yang dikenal sebagai hipotensi adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tekanan darah terhadap arteri kurang dari 90/60 mmHg. Ketika tekanan darah kurang, hal ini menyebabkan penderitanya merasa pusing, mual, pingsan, dan lain-lain.
Kondisi ini cenderung tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan beberapa cara. Salah satu cara mengatasi darah rendah adalah makan makanan untuk darah rendah.
Ada sejumlah makanan yang baik untuk penderita hipotensi. Makanan-makanan ini dapat membantu untuk meningkatkan tekanan darah. Lantas, apa saja makanan untuk darah rendah? Simak jawabannya di bawah ini.

Makanan untuk Darah Rendah

Konsumsi makanan yang baik untuk darah rendah bisa menjadi solusi untuk mengatasi tekanan darah rendah. Berikut beberapa jenis makanan yang bisa dikonsumsi untuk menaikkan tekanan darah rendah.
ADVERTISEMENT

1. Makanan Asin

Makanan asin adalah salah satu jenis makanan untuk darah rendah karena mengandung garam yang tinggi. Mengutip dari National Institutes of Health, garam adalah zat yang diperlukan untuk mengontrol keseimbangan cairan tubuh. Asupan garam yang tinggi juga bisa meningkatkan tekanan darah.
Orang dengan tekanan darah rendah bisa mengonsumsi makanan dengan garam yang tinggi untuk menaikkan tekanan darah. Cara yang bisa dilakukan untuk menambah asupan garam sehari-hari adalah:
Perlu diingat bahwa asupan garam perlu dibatasi saat tekanan darah sudah kembali normal. Konsumsi garam yang berlebihan bisa menimbulkan gangguan kesehatan lainnya.
ADVERTISEMENT

2. Makanan Kaya Akan Vitamin B12

Salah satu makanan untuk darah rendah adalah telur yang banyak mengandung vitamin B12. Foto: Pexels.com
Dikutip dari jurnal Orthostatic Hypotension as a Manifestation of Vitamin B12 Deficiency oleh Leila Ganjehei, dkk, kekurangan vitamin B12 bisa mengakibatkan seseorang menderita anemia dan hipotensi.
Untuk itu, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 untuk mengatasi hipotensi, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk olahannya, sereal yang diperkaya dengan vitamin B12.

3. Makanan Tinggi Folat

Selain kekurangan vitamin B12, anemia juga bisa disebabkan oleh kurangnya asupan folat dalam tubuh. Anemia bisa berkembang dan menyebabkan tubuh memiliki tekanan darah yang rendah.
Folat umumnya diperoleh dari sayuran berdaun hijau, brokoli, kacang-kacangan, telur, buah jeruk, gandum, biji-bijian, dan hati. Konsumsi folat bisa membantu meningkatkan tekanan darah seseorang.

4. Makanan dan Minuman Berkafein

Makanan dan minuman yang mengandung kafein bisa meningkatkan tekanan darah dalam tubuh. Dalam studi Habitual Coffee Consumption and Blood Pressure: An Epidemiological Perspective oleh Johanna M Geleijnse, kopi terbukti efektif dalam meningkatkan tekanan darah, khususnya pada orang-orang yang jarang meminumnya.
ADVERTISEMENT
Makanan dan minuman yang mengandung kafein adalah kopi, coklat, kakao, teh, beberapa minuman soda, dan minuman energi. Perlu diingat bahwa kafein perlu dibatasi konsumsi hariannya agar tidak memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

5. Makanan dengan Kandungan Air yang Tinggi

Makanan dengan kandungan air yang tinggi adalah salah satu jenis makanan untuk darah rendah yang bermanfaat untuk meningkatkan tekanan darah. Kondisi tubuh dehidrasi bisa menjadi salah satu penyebab tekanan darah menurun sebab kondisi tersebut bisa mengurangi volume darah.
Oleh sebab itu, tubuh perlu terhidrasi dengan baik untuk mencegah tekanan darah turun. Selain minum air putih, tekanan darah dapat ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan air, seperti makanan berkuah, sup, buah semangka, melon, dan lain-lain.

Pantangan Darah Rendah

Penderita tekanan darah rendah perlu menghindari konsumsi makanan dan minuman pantangan darah rendah untuk menghindari munculnya gejala yang semakin parah. Foto: Pexels.com
Selain konsumsi makanan untuk darah rendah, ada sejumlah makanan dan minuman lainnya yang perlu dihindari. Berikut jenis makanan dan minuman yang menjadi pantangan darah rendah.
ADVERTISEMENT

1. Alkohol

Konsumsi alkohol bisa menyebabkan dehidrasi yang bisa memicu kondisi tekanan darah rendah. Oleh sebab itu, makanan dan minuman dengan alkohol bisa sangat berbahaya bagi penderita hipotensi.
Hindari asupan alkohol tiap hari secara teratur untuk menjaga tekanan darah. Tetaplah menjaga tubuh agar terhidrasi sepanjang waktu.

2. Makanan Kaya Akan Karbohidrat

Konsumsi makanan karbohidrat dalam porsi yang besar bisa menurunkan tekanan darah seseorang. Hal ini membuat organ dan jaringan dalam tubuh bekerja keras untuk mengolah makanan sehingga tekanan darah bisa menurun.
Oleh sebab itu, penting untuk mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang kecil untuk penderita tekanan darah rendah. Karbohidrat juga sebaiknya dikonsumsi secara berkala.

3. Susu Kalsium Tinggi

Kalsium adalah jenis zat yang bisa memperlambat penyerapan zat besi. Hal tersebut bisa menyebabkan anemia yang bisa berkembang menjadi tekanan darah rendah. Hindarilah susu dengan kalsium tinggi untuk menjaga tekanan darah dalam tubuh.
ADVERTISEMENT

4. Makanan dengan Garam Rendah

Garam adalah kandungan penting untuk penderita tekanan darah rendah. Mengonsumsi makanan dengan garam rendah bisa saja menurunkan tekanan darah.
Untuk itu, penderita hipotensi perlu menghindari makanan tawar yang tidak dibumbui dengan garam untuk meningkatkan tekanan darah dalam tubuh.
Itulah sejumlah makanan untuk tekanan darah serta pantangannya. Mengatur pola makan bagi penderita hipotensi sangat penting karena setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi dapat mempengaruhi tekanan darah.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)