5 Obat Badan Pegal dan Lemas yang Efektif Atasi Gejala

Konten Media Partner
4 Oktober 2022 19:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obatan untuk badan pegal dan lemas. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan untuk badan pegal dan lemas. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Badan pegal dan lemas merupakan kondisi yang umum terjadi dan bisa dirasakan hampir semua bagian tubuh, mulai dari punggung, leher, tangan, hingga kaki. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kelelahan, aktivitas fisik yang berlebihan, maupun gejala dari kondisi medis tertentu.
ADVERTISEMENT
Meskipun badan pegal dan lemas umumnya tidak berbahaya, kondisi ini sebaiknya tidak dianggap sepele. Pasalnya, pegal-pegal dan badan terasa lemas bisa menandakan adanya penyakit tertentu, terutama jika disertai dengan gejala-gejala lain.

Penyebab Badan Pegal dan Lemas

Badan pegal dan lemas dapat terjadi karena berbagai penyebab. Dalam sebagian besar kasus, kondisi ini tidak berbahaya dan mudah diobati. Namun, terkadang badan pegal dan lemas dapat disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius.
Adapun beberapa kemungkinan penyebab badan pegal dan lemas adalah sebagai berikut.

1. Fibromyalgia

Fibromyalgia adalah gangguan muskokeletal yang ditandai dengan pegal-pegal dan lemas di seluruh badan. Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi ini biasanya disertai dengan kelelahan, gangguan tidur, gangguan memori, hingga kekakuan pada otot dan sendi.
ADVERTISEMENT
Fibromyalgia bisa disebabkan oleh gangguan tidur, gangguan senyawa kimia di dalam otak, dan riwayat cedera, infeksi, operasi, atau kejadian traumatis.

2. Infeksi

Infeksi virus atau bakteri tertentu dapat menyebabkan penyakit yang disertai gejala badan pegal dan lemas. Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus meliputi flu dan pilek.
Ketika infeksi tersebut terjadi, sistem kekebalan tubuh memproduksi sel darah putih untuk melawan infeksi. Hal ini dapat mengakibatkan peradangan yang menyebabkan otot-otot di tubuh terasa pegal dan kaku.
Ilustrasi seseorang yang terkena flu dapat merasakan gejala badan pegal dan lemas. Foto: Unsplash

3. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa obat-obatan tertentu, seperti statin dan obat tekanan darah, memiliki efek samping yang membuat tubuh terasa pegal, lemah, dan kelelahan. Kondisi ini biasanya menghilang setelah obat berhenti dikonsumsi.

4. Hipokalemia

Hipokalemia adalah suatu keadaan di mana kadar kalium rendah dalam darah. Mengutip jurnal Hypokalemia: A Practical Approach to Diagnosis and Treatment oleh Mohammad Tinawi, kondisi ini disebabkan oleh penurunan asupan dan penyerapan kalium dalam tubuh atau terjadi pergeseran kalium dari ekstraseluler ke intraseluler.
ADVERTISEMENT
Ketika tubuh kekurangan kalium, kondisi ini dapat mempengaruhi cara kerja saraf dan otot. Akibatnya, tubuh akan terasa nyeri, lemah, kelelahan, dan kram otot.

5. Ketegangan Otot

Stres merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketegangan otot dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan otot terasa kaku, serta memengaruhi respons tubuh terhadap peradangan dan infeksi.

6. Dehidrasi

Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh menyebabkan volume darah berkurang dan menurunkan tekanan darah. Kondisi ini sering kali memicu tubuh terasa lemas dan pegal-pegal.

7. Kurang Tidur

Kurang tidur dapat menyebabkan tubuh terasa lemas dan tidak bertenaga. Seiring waktu, kondisi ini dapat mengakibatkan kelelahan dan membuat tubuh terasa pegal-pegal.
Mengutip jurnal The Association of Sleep and Pain: An Update and a Path Forward oleh Patrick H. Finan, dkk., kurang tidur juga mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memperbaiki jaringan dan sel. Ketika tubuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk memperbaiki dan memulihkan diri, kondisi ini bisa memicu rasa nyeri pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Selain berbagai kondisi di atas, penyebab badan pegal dan lemas lainnya adalah gejala dari anemia (kekurangan darah), pneumonia, penyakit rematik, hingga penyakit autoimun.

Obat Badan Pegal dan Lemas

Dalam kebanyakan kasus, badan pegal dan lemas dapat membaik dengan sendirinya setelah beristirahat total, mengonsumsi cukup cairan, dan menghindari pemicu kondisi ini.
Meski begitu, ada beberapa obat badan pegal dan lemas yang bisa dikonsumsi untuk meredakan gejala yang menyertainya dengan lebih cepat. Berikut daftar obat badan pegal dan lemas untuk mengurangi gejala dan menjaga tubuh tetap sehat.
Ilustrasi obat-obatan untuk badan pegal dan lemas. Foto: Unsplash

1. Paracetamol

Paracetamol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang pada tubuh. Obat ini dijual bebas di apotek tanpa resep dokter.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Paracetamol: A Review of Guideline Recommendations oleh Ulderico Freo, Paracetamol bekerja dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin, yakni zat yang dilepaskan oleh tubuh sebagai reaksi karena adanya kerusakan jaringan atau infeksi yang memicu nyeri, demam, dan peradangan.

2. Ibuprofen

Ibuprofen adalah obat golongan antiinflamasi non-steroid (NSAID) yang digunakan untuk mengatasi demam dan meredakan rasa nyeri dari berbagai kondisi, termasuk badan pegal-pegal dan terasa lemas.
Obat ini bekerja dengan cara memperlambat pembentukan prostaglandin. Selain itu, obat ini juga memblokir enzim siklooksigenase (COX), yang membantu menciptakan prostaglandin.

3. Aspirin

Sama seperti Ibuprofen, Aspirin adalah obat pereda nyeri yang efektif untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, menurunkan demam, dan mengurangi peradangan pada tubuh yang dapat menyebabkan gejala badan lemas dan pegal-pegal.
ADVERTISEMENT

4. Naproxen

Naproxen adalah obat yang digunakan untuk menurunkan demam, nyeri, bengkak, serta kemerahan akibat peradangan. Obat ini dapat membantu meredakan gejala badan pegal dan lemas yang menyertainya.

5. Suplemen

Salah satu penyebab badan pegal dan lemas adalah kekurangan darah atau anemia. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengonsumsi suplemen penambah darah. Beberapa suplemen tambah darah yang bisa dikonsumsi adalah Sangobion dan Hufabion.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)