Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
6 Obat Jamur Vagina yang Ampuh di Apotek
23 September 2022 16:24 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kesehatan organ reproduksi wanita perlu dijaga dari berbagai macam gangguan, termasuk infeksi jamur . Infeksi jamur adalah gangguan pada vagina yang disebabkan oleh jamur dan umumnya bisa ditangani dengan obat jamur vagina.
ADVERTISEMENT
Infeksi jamur vagina umumnya menimbulkan rasa tidak nyaman, gatal, serta rasa perih. Gejalanya memang mirip dengan infeksi menular seksual, tetapi infeksi jamur vagina tidak termasuk penyakit menular seksual meskipun gangguan ini bisa ditularkan melalui aktivitas seksual.
Infeksi jamur vagina umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya dan mengancam jiwa. Namun, jika kondisi ini tidak segera diobati, infeksi akan menjadi semakin parah dan dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi kesehatan lainnya.
Penyebab Infeksi Jamur Vagina
Dikutip dari jurnal Vaginal Candidiasis oleh Rebecca Jeanmonod dan Donald Jeanmonod, infeksi jamur vagina atau kandidiasis vaginalis adalah infeksi pada organ reproduksi wanita yang disebabkan oleh jamur Candida.
Candida merupakan jenis jamur yang banyak ditemukan pada organ intim wanita. Pertumbuhan dan perkembangan jamur ini sering kali tidak menimbulkan gejala, sehingga sulit untuk dideteksi.
ADVERTISEMENT
Pada kondisi tertentu, jamur Candida bisa tumbuh dan berkembang dengan cepat. Ketika tumbuh terlalu banyak, jamur tersebut dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala.
Kondisi tersebut juga bisa meningkatkan risiko infeksi jamur vagina. Berikut berbagai faktor risiko jamur vagina yang perlu diketahui:
ADVERTISEMENT
Obat Jamur Vagina
Jamur pada vagina perlu segera diatasi sebelum memperparah kondisi infeksi. Mengutip dari jurnal Vaginal Yeast Infections oleh Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG), infeksi jamur vagina umumnya bisa hilang setelah perawatan singkat dengan pemberian obat antijamur.
Bagi kasus yang parah, perawatannya meliputi pemberian obat dengan resep dari dokter. Obat antijamur tersedia dalam bentuk tablet, krim, dan suppositoria.
Ada beberapa jenis obat antijamur yang bisa diberikan untuk mengobati infeksi jamur vagina. Berikut daftar obat antijamur yang membantu meringankan gejala seperti gatal.
ADVERTISEMENT
1. Clotrimazole
Clotrimazole adalah obat yang tersedia dalam bentuk krim yang diaplikasikan di vagina atau intravaginal. Obat ini tersedia dalam kekuatan yang berbeda, seperti:
2. Miconazole
Miconazole tersedia dalam kekuatan yang berbeda dan dalam bentuk krim atau supositoria. Kekuatannya menentukan berapa lama seseorang perlu menggunakan obat. Berikut petunjuknya.
ADVERTISEMENT
3. Tioconazole
Tioconazole adalah jenis obat antijamur dalam bentuk salep dengan kekuatan 6,5%. Obat ini biasanya diterapkan hanya sekali agar efektif mengatasi jamur penyebab infeksi pada vagina.
4. Butoconazole
Berbeda dengan obat-obatan sebelumnya, butoconazole merupakan jenis obat resep. Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk krim dengan kekuatan 2%. Seseorang menerapkan dosis tunggal secara intravaginal.
5. Terconazole
Terconazole adalah obat antijamur dengan beberapa kekuatan, di antaranya:
6. Fluconazole
Fluconazole adalah obat antijamur yang tersedia dalam bentuk tablet. Penderita infeksi perlu mengambil tablet 150 mg dalam dosis tunggal.
ADVERTISEMENT
Apabila infeksi jamur terjadi berulang kali, penderita mungkin perlu minum obat ini setiap minggu selama 6 bulan.
Itulah beberapa obat yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi jamur vagina. Dalam beberapa kasus yang parah, infeksi dapat memasuki aliran darah.
Jika ini terjadi, penderita mungkin memerlukan perawatan sistemik dengan pemberian obat caspofungin, amfoterisin, flukonazol, dan itrakonazol.
Infeksi jamur vagina bisa diobati dengan obat yang bisa diperoleh dengan bebas di apotik. Namun, jika ragu, silakan konsultasi dengan dokter untuk memilih pengobatan yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)