Konten Media Partner

7 Cara Mengatasi Asma di Malam Hari dan Pantangan yang Harus Dihindari

12 September 2022 16:35 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penderita asma yang mengalami gejala batuk. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penderita asma yang mengalami gejala batuk. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan. Kondisi ini ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan yang menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas, nyeri dada, batuk, hingga mengi.
ADVERTISEMENT
Saluran pernapasan penderita asma sangat sensitif dan memberi respons yang berlebihan jika mengalami rangsangan atau gangguan. Saluran pernapasan tersebut bereaksi dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk.
Penyempitan atau hambatan ini bisa mengakibatkan salah satu atau gabungan dari berbagai gejala, mulai dari batuk, sesak napas, napas pendek dan tersengal-sengal, hingga mengi.
Dalam spektrum gejala asma, ada kondisi yang dikenal sebagai asma nokturnal, yaitu gejala asma seperti sesak napas, batuk, dan mengi yang terjadi di malam hari. Sejumlah studi menunjukkan bahwa 60 persen penderita asma mengalami kondisi ini.

Cara Mengatasi Asma di Malam Hari

Pada dasarnya, tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi asma di malam hari. Penanganan yang dilakukan sama seperti mengobati kondisi asma pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Karena asma merupakan kondisi jangka panjang, penyakit ini memerlukan penanganan yang kontinu. Ada beberapa perawatan asma yang efektif untuk membantu mengontrol gejala. Penanganan asma tersebut umumnya bertujuan untuk:
Mengutip jurnal Nocturnal Asthma Symptoms and Poor Sleep Quality Among Urban School Children with Asthma oleh Fagnano M., adapun beberapa cara mengatasi asma di malam hari yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan sangat efektif untuk mengurangi peradangan dan mencegah munculnya gejala asma di malam hari. Karena asma nokturnal dapat terjadi kapan saja selama waktu tidur, pengobatan asma harus cukup untuk menutupi jam-jam tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada dua jenis obat asma yang dapat diresepkan oleh dokter, yaitu obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya serangan asma dan obat yang membantu meredakan gejala asma. Berikut penjelasannya:
Ilustrasi obat-obatan untuk mengobati asma. Foto: Unsplash

2. Menghindari Pemicu Alergi

Pengobatan terhadap asma tidak akan efektif jika tidak disertai dengan perilaku menjauhi pencetus alergi (alergen). Menghindari pemicu alergi penyebab asma dapat membantu mengatasi kekambuhan dan serangan asma pada malam hari. Beberapa alergen yang bisa memicu asma misalnya tungau debu, bulu binatang, dan bulu dari selimut.
ADVERTISEMENT

3. Menurunkan Berat Badan

Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko terjadinya asma nokturnal dan penyakit asam lambung yang dapat memicu terjadinya asma.
Bagi penderita obesitas, menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi risiko serangan asma pada malam hari. Konsumsilah makanan dengan gizi seimbang, seperti mengganti makanan tinggi lemak jenuh dan karbohidrat dengan makanan yang tinggi protein, lemak tak jenuh, dan serat.

4. Rutin Berolahraga

Berolahraga secara teratur sangat penting untuk penderita asma. Olahraga sangat dianjurkan untuk meningkatkan ketahanan fisik, kebugaran, serta melatih otot pernapasan. Beberapa jenis olahraga atau latihan fisik yang dianjurkan adalah senam aerobik, latihan kardio, berenang, dan bersepeda.

5. Berhenti Merokok

Asap rokok menjadi salah satu penyebab serangan asma. Karenanya, penderita asma yang mempunyai kebiasaan merokok harus segera dihentikan. Selain perokok aktif, penderita asma yang tidak merokok juga harus menghindari paparan asap rokok.
ADVERTISEMENT
Asap rokok diketahui dapat menimbulkan peradangan di saluran pernapasan dan mempercepat penurunan fungsi paru-paru. Sebuah studi yang diteliti oleh Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa penderita asma karena faktor genetik memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan asma apabila terpapar asap rokok dibandingkan yang tidak terpapar.

6. Mengatur Suhu Kamar

Mengatur suhu kamar tidur di malam hari dapat membantu mengurangi gejala asma. Sebelum tidur, cobalah untuk mengatur suhu kamar dengan cara:

7. Cara Lainnya

Perlu dipahami, gejala asma di malam hari sering terjadi dan lebih jelas pada orang dengan kondisi asma yang lebih parah. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal, perubahan suhu ruangan, dan posisi tidur.
ADVERTISEMENT
Jika penderita memiliki gejala asma yang lebih intens di malam hari, ada beberapa perawatan lainnya yang bisa dilakukan, seperti:

Penyebab Asma Kambuh di Malam Hari

Penyebab asma kambuh di malam hari bisa bermacam-macam. Adapun beberapa faktor penyebab asma kambuh di malam hari, di antaranya:
Ilustrasi posisi tidur yang salah dapat memperburuk gejala asma di malam hari. Foto: Unsplash
Selain beberapa penyebab di atas, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko asma di malam hari, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine mencatat peningkatan risiko asma di malam hari lebih sering terjadi akibat faktor genetik dan gaya hidup.

Pantangan Penderita Asma

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, banyak hal yang dapat menyebabkan asma. Selain karena faktor internal, asma juga bisa terjadi karena faktor eksternal, seperti paparan alergen.
Ada beberapa pantangan penderita asma yang perlu dilakukan supaya gejala berkurang dan tidak sering mengalami kekambuhan, yaitu:

1. Olahraga Berat

Penderita asma tidak boleh melakukan olahraga yang terlalu berat karena dapat memicu saluran pernapasan menjadi kering. Kondisi ini bisa merangsang penyempitan saluran pernapasan sehingga menyebabkan asma.
ADVERTISEMENT

2. Terpapar Debu

Debu menjadi musuh berat bagi penderita asma. Pasalnya, debu dapat memicu reaksi alergi yang menyebabkan timbulnya asma atau memperparah kondisi tersebut.

3. Memelihara Hewan Berbulu

Bulu hewan bisa menjadi salah satu pemicu reaksi alergi pada penderita asma. Karenanya, sebaiknya penderita asma tidak memelihara hewan berbulu seperti kucing atau anjing, apalagi sampai tidur di kasur yang sama.

4. Perubahan Suhu yang Ekstrem

Penderita asma harus mampu mengatur perlindungan dirinya terhadap perubahan suhu yang ekstrem, seperti jangan berlama-lama berada di ruangan yang terlalu dingin atau berada di bawah cuaca yang panas.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)