Konten Media Partner

7 Cara Menyembuhkan Luka Bernanah dengan Aman untuk Cegah Komplikasi

24 Oktober 2022 13:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luka bernanah adalah jenis luka yang mengalami infeksi akibat bakteri tertentu. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Luka bernanah adalah jenis luka yang mengalami infeksi akibat bakteri tertentu. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Luka yang bernanah harus diobati dengan baik agar tidak menyebabkan komplikasi. Anda bisa melakukan cara menyembuhkan luka bernanah dengan aman agar dapat mencegah terjadinya komplikasi.
ADVERTISEMENT
Luka yang bernanah menandakan bawah luka tersebut telah terinfeksi oleh bakteri atau kuman. Munculnya nanah pada luka menandakan bahwa sistem imun tubuh sedang melawan bakteri yang menginfeksi luka.
Luka yang terkena infeksi perlu segera ditangani karena jika tidak, luka akan mengalami pendarahan dan nanah akan bertambah menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, seseorang dengan luka yang bernanah perlu melakukan cara menyembuhkan luka bernanah sesegera mungkin.
Ada banyak cara menyembuhkan luka yang terinfeksi. Berikut informasi lengkapnya.

Cara Menyembuhkan Luka Bernanah

Luka yang bernanah disebabkan oleh bakteri yang masuk dan menginfeksi bagian kulit yang terluka. Jenis bakteri yang biasanya menginfeksi luka adalah Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia, Streptococcus, dan lain-lain.
Untuk menyembuhkan luka yang bernanah, dibutuhkan pengobatan yang dapat melawan bakteri dan mempercepat penyembuhan luka. Mengutip dari jurnal Treatment Strategies for Infected Wounds oleh Irina Negut, terdapat banyak cara menyembuhkan luka bernanah, mulai dari penggunaan salep antibiotik hingga memanfaatkan bahan alami.
ADVERTISEMENT

1. Gunakan Salep Antibiotik

Cara menyembuhkan luka bernanah dengan aman adalah menggunakan salep antibiotik yang dapat membunuh bakteri. Foto: Pexels.com
Antibiotik adalah obat yang dirancang untuk membunuh serta mencegah pertumbuhan bakteri. Khusus untuk perawatan luka, antibiotik yang biasa digunakan tersedia dalam bentuk salep.
Perawatan luka dengan antibiotik bisa dilakukan dengan cara berikut:
Penggunaan salep antibiotik dapat membantu membunuh berbagai macam jenis bakteri penyebab infeksi. Jika infeksi yang terjadi sangatlah parah, dokter mungkin akan meresepkan tablet antibiotik ataupun obat kortikosteroid.

2. Aplikasikan Produk Topikal Bervitamin E

Cara menyembuhkan luka bernanah selanjutnya adalah dengan mengoleskan produk topikal yang mengandung vitamin E pada bagian yang terinfeksi. Vitamin E memiliki kandungan dengan sifat antiinflamasi yang bisa membantu menyembuhkan luka dengan cepat serta mencegah terjadinya kerusakan pada jaringan kulit.
ADVERTISEMENT

3. Memanfaatkan Gel Lidah Buaya

Lidah buaya merupakan bahan alami yang banyak digunakan dalam perawatan kulit. Gel lidah buaya tidak hanya dimanfaatkan sebagai obat luka bakar, tetapi juga bisa membantu mengobati luka terinfeksi.
Dalam jurnal Traditional Therapies for Skin Wound Healing oleh Rúben F. Pereira dan Paulo J. Bártolo, gel lidah buaya dapat mengurangi peradangan pada luka yang terinfeksi serta mempercepat penyembuhan kulit.

4. Oleskan Madu

Madu merupakan salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati luka yang bernanah. Madu mengandung senyawa dengan sifat antimikroba yang dapat membantu melawan dan mencegah terjadinya infeksi.
Dikutip dari ulasan Phytochemicals and Naturally Derived Substances for Wound Healing oleh Raja K. Sivamani, dkk, tak hanya membantu melawan infeksi, madu juga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
ADVERTISEMENT

5. Gunakan Minyak Lavender

Salah satu cara menyembuhkan luka bernanah adalah dengan mengoleskan minyak lavender pada bagian yang terluka. Foto: Pexels.com
Cara menyembuhkan luka bernanah selanjutnya adalah dengan mengoleskan luka dengan minyak lavender. Minyak lavender termasuk jenis minyak esensial yang baik bagi kesehatan kulit.
Minyak lavender terbukti memiliki efek antimikroba dan antibakteri. Hal ini bisa membantu mempercepat penyembuhan luka dengan melawan bakteri dan kuman penyebab infeksi.

6. Memanfaatkan Kunyit

Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi berbagai macam masalah kesehatan, termasuk luka yang bernanah. Kunyit mengandung senyawa yang disebut kurkumin.
Kurkumin merupakan senyawa yang bersifat antiinflamasi dan antimikroba alami yang mampu menyembuhkan luka. Mengutip dari ulasan Wound Healing Properties of Selected Natural Products oleh Nurul ‘Izzah Ibrahim, dkk, kunyit juga mengandung senyawa dengan sifat antiinfeksi yang mampu membantu tubuh melawan dan mencegah infeksi.
ADVERTISEMENT
Cara memanfaatkan kunyit menjadi obat untuk luka yang terinfeksi sangatlah mudah, yakni cukup mencampurkan bubuk kunyit dengan air hingga bertekstur pasta lalu mengoleskannya ke bagian yang terluka.

7. Oleskan Minyak Pohon Teh

Cara menyembuhkan luka bernanah lainnya adalah dengan menggunakan minyak pohon teh. Minyak pohon teh adalah jenis minyak esensial yang bersifat antiseptik.
Sifat antiseptik yang dimiliki oleh minyak pohon teh bisa membantu mengobati peradangan pada bagian kulit akibat infeksi. Seseorang dengan luka yang bernanah dapat mengoleskan minyak pohon teh ke bagian kulit sebanyak dua kali sehari untuk membantu penyembuhan luka.

Apakah Luka Bernanah Bisa Sembuh Sendiri?

Beberapa infeksi luka ringan pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika luka mulai meradang, memiliki jumlah nanah yang lebih banyak dan disertai demam, penderita perlu mendapatkan perawatan medis yang lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, para ahli menganjurkan untuk segera mengobati luka bernanah untuk mencegah berbagai macam komplikasi yang lebih parah, seperti selulitis, osteomielitis, sepsis, dan necrotizing fasciitis, dan lain-lain.
Cobalah lakukan cara menyembuhkan luka bernanah seperti yang telah dijelaskan di atas untuk mengobati luka terinfeksi serta mencegah terjadinya komplikasi.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)