Konten Media Partner

7 Ciri-Ciri Bayi Tumbuh Gigi yang Penting untuk Diketahui Orang Tua

18 Oktober 2022 13:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gigi bayi akan tumbuh bisa menimbulkan gejala tertentu. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Gigi bayi akan tumbuh bisa menimbulkan gejala tertentu. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika gigi bayi akan tumbuh, mereka pada umumnya akan merasakan sejumlah gejala atau ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri bayi tumbuh gigi pertama biasanya mulai pada usia 4 atau 7 bulan. Namun, sebagian bayi bisa mengalami gejala lebih awal ataupun terlambat.
ADVERTISEMENT
Sebagian ciri-ciri bayi tumbuh gigi juga bisa muncul kembali ketika bayi akan tumbuh gigi pada usia 8-33 bulan sampai akhirnya gigi lengkap. Gejala bayi tumbuh gigi perlu diketahui oleh orang tua agar bisa menangani gejalanya dengan tepat.
Artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai ciri-ciri bayi tumbuh gigi dan cara menanganinya. Simak penjelasannya di bawah ini.

Ciri-Ciri Bayi Tumbuh Gigi

Sebagian besar bayi mulai tumbuh gigi pada usia 4-7 bulan, tetapi beberapa anak mungkin akan memulai tahapan tumbuh gigi lebih awal. Beberapa bayi lainnya mungkin tidak akan merasakan gejala saat gigi tumbuh.
Setiap bayi bisa merasakan ciri-ciri tumbuh gigi yang berbeda-beda. Dikutip dari jurnal Teething Symptoms and Management During Infancy oleh YI KarjikerI dan JA Morkel, berikut ciri-ciri bayi tumbuh gigi.
ADVERTISEMENT

1. Menggigit dan Mengisap

Ciri-ciri bayi tumbuh gigi paling umum adalah menggigit atau mengisap jari dan benda sekitarnya. Foto: Pexels.com
Menggigit atau mengisap mainan, jari, bahkan puting susu saat menyusui adalah salah satu ciri-ciri bayi tumbuh gigi paling umum. Hal ini terjadi karena gusi bayi terasa gatal.
Sebagai respons dari munculnya rasa gatal tersebut, bayi akan mengisap dan menggigit benda di sekitarnya, termasuk mainan, jari, pakaian, hingga puting susu.

2. Nafsu Makan Menurun

Ciri-ciri bayi tumbuh gigi selanjutnya adalah menurunnya nafsu makan. Sebagian bayi yang mengalami tumbuh gigi tidak mau makan ataupun minum. Hal ini bisa dipicu oleh peradangan pada bagian gusi yang umum terjadi ketika gigi tumbuh.

3. Drooling

92% bayi yang akan tumbuh gigi akan mengalami drooling. Drooling adalah kondisi ketika air liur keluar dari mulut secara terus-menerus dan tidak terkontrol.
Pada kasus tumbuh gigi pada bayi, sampai saat ini penyebab drooling belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, kondisi tersebut sering dikaitkan dengan meningkatnya cara kerja otot pada mulut bayi. Hal ini bisa memicu adanya peningkatan produksi air liur oleh kelenjar ludah.
ADVERTISEMENT

4. Gusi Bengkak

Gejala lain yang mungkin bisa dirasakan oleh bayi saat tumbuh gigi adalah pembengkakan pada gusi. Gusi akan tampak membengkak dan memerah.
Saat orang tua membuka mulut bayi, pada bagian gusi yang bengkak mungkin akan terlihat gigi secara samar. Hal ini menandakan bahwa gigi bayi sudah mulai tumbuh.

5. Ruam di Sekitar Mulut

Beberapa bayi mungkin akan memiliki ruam di sekitar mulutnya ketika tumbuh gigi. Hal ini dikaitkan dengan keluarnya air liur secara berlebihan yang bisa mengakibatkan munculnya ruam pada bagian mulut, dagu, bahkan sampai leher.
Untuk mencegah munculnya ruam, orang tua perlu segera membersihkan air liur yang keluar di sekitar mulut dengan kain lap atau tisu bersih.

6. Rewel dan Mudah Marah

Rewel dan mudah marah bisa menjadi ciri-ciri bayi tumbuh gigi. Foto: Pexels.com
Ciri-ciri bayi tumbuh gigi selanjutnya adalah bayi akan sering rewel dan mudah marah. Hal ini mungkin disebabkan oleh rasa nyeri yang diakibatkan oleh peradangan pada gusi.
ADVERTISEMENT
Bayi yang mengalami tumbuh gigi juga biasanya akan sulit tidur pada malam hari akibat rasa nyeri tersebut. Bayi juga bisa sangat sensitif sehingga mudah marah ketika tumbuh gigi.

7. Demam

Pada saat tumbuh gigi, suhu tubuh bayi bisa meningkat di atas 36 derajat celsius. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peradangan pada gusi.
Jika demam melebihi 38 derajat celsius dan berlangsung lebih dari dua hari, orang tua disarankan untuk segera memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Bayi Tumbuh Gigi?

Sebagian besar kasus tumbuh gigi pada bayi biasanya ditangani dengan pengobatan rumahan. Ada berbagai cara menangani rasa nyeri dan tidak nyaman ketika tumbuh gigi bayi.
Mengutip dari sumber yang sama, berikut berbagai macam cara penanganan yang harus dilakukan ketika bayi tumbuh gigi.
ADVERTISEMENT

1. Menggosok Gusi

Rasa nyeri akibat tumbuh gigi bisa diatasi dengan cara menggosok gusi bayi secara perlahan. Cara ini bisa mengurangi iritasi pada gusi serta mengatasi gejala bayi yang sering mengisap dan menggigit barang sekitarnya.
Cara menggosok gusi bayi sangatlah mudah. Gunakan jari atau kain berbahan lembut yang bersih kemudian menggosoknya secara perlahan pada gusi bayi untuk mengurangi rasa sakit.

2. Menggunakan Teether atau Dot

Teether atau mainan khusus untuk digigit bayi bisa menjadi solusi untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada bayi ketika tumbuh gigi. Teether ataupun dot bisa mengurangi rasa sakit dengan memblokir reseptor sensorik yang menimbulkan rasa nyeri.
Agar lebih efektif, cobalah untuk mendinginkan teether atau dot di kulkas untuk membantu mengurangi peradangan pada gusi.

3. Memberikan Makanan Dingin

Memakan makanan dingin bisa membantu mengurangi gejala tumbuh gigi pada bayi. Mengisap dan memakan makanan dingin, seperti buah-buahan atau sayuran beku bisa membantu mengurangi peradangan.
ADVERTISEMENT
Makanan dingin bisa memperlancar aliran darah, sehingga peradangan pada bagian gusi bisa berkurang. Namun, cara ini hanya bisa dilakukan pada bayi yang berusia 6 bulan ke atas.
Itulah ciri-ciri bayi tumbuh gigi dan cara penanganannya. Kedua hal ini penting untuk diketahui oleh orang tua.
Jika bayi yang mengalami tumbuh gigi disertai dengan gejala demam berkepanjangan, muntah, hingga diare, segera periksakan ke dokter untuk memperoleh perawatan medis yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)