7 Gejala HIV pada Wanita dan Cara Mencegahnya

Konten Media Partner
11 Agustus 2022 17:46 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gejala HIV pada wanita biasanya ditandai dengan adanya gangguan pada organ reproduksi. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Gejala HIV pada wanita biasanya ditandai dengan adanya gangguan pada organ reproduksi. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Gejala HIV pada wanita secara umum tidaklah jauh berbeda dengan gejala yang dirasakan oleh penderita HIV pria. Akan tetapi, ada sebagian gejala yang hanya dirasakan oleh wanita, seperti gangguan menstruasi, keluar keputihan abnormal, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Gejala ini biasanya muncul dalam 2-6 minggu setelah terjadinya infeksi oleh virus HIV (human immunodeficiency virus), yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan penyebab utama AIDS. Setiap orang yang terinfeksi HIV akan menimbulkan gejala yang berbeda, khususnya pada perempuan.

Gejala HIV pada Wanita

Infeksi HIV biasanya akan menimbulkan tanda berupa gejala ringan, seperti flu ringan. Menurut Justiz Vaillant dan Gulick PG dalam HIV Disease Current Practice, gejala HIV yang umum terjadi adalah:
Gejala-gejala di atas biasanya muncul 2-4 minggu setelah terinfeksi HIV. Setelah itu, gejala akan berkembang menjadi gejala yang berat. Berikut adalah gejala-gejala lain yang dapat dirasakan oleh wanita.
ADVERTISEMENT

1. Penurunan Berat Badan yang Drastis

Apabila seseorang yang terserang virus HIV tidak segera mendapatkan pengobatan, infeksi virus ini dapat menyebabkan mual, diare, kesulitan dalam mencerna makanan, serta kehilangan nafsu makan.
Hal tersebut diakibatkan oleh penurunan sistem kekebalan tubuh akibat infeksi sehingga seseorang mudah terserang penyakit, termasuk gangguan pencernaan. Akibatnya, penderita HIV dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis.

2. Perubahan Suasana Hati

Pada beberapa kasus, HIV bisa menyebabkan perubahan suasana hati akibat adanya gangguan neurologis pada penderitanya, khususnya pada ibu hamil yang terinfeksi HIV.
Perubahan suasana hati juga akan sering terjadi apabila disertai dengan depresi yang diakibatkan oleh keputusasaan serta kesedihan yang intens. Naik turunnya suasana bisa membuat penderita HIV mudah merasa stres.

3. Perubahan Siklus Menstruasi

Wanita yang terinfeksi HIV pada umumnya akan mengalami perubahan pada siklus menstruasinya. Perubahan yang terjadi bisa berupa menstruasi terjadi dalam waktu yang singkat, lebih lama, atau tidak menstruasi sama sekali.
ADVERTISEMENT
Adanya perubahan pada hormon saat siklus menstruasi juga akan menambah gejala lain pada penderita HIV, seperti kram perut, nyeri payudara, dan mudah lelah. Namun, perlu diingat bahwa perubahan menstruasi bukan pertanda yang jelas bahwa seseorang terserang virus HIV.
Salah satu gejala HIV pada wanita adalah perubahan siklus menstruasi. Foto: Unsplash.com

4. Infeksi Jamur pada Vagina

HIV dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena infeksi jamur pada vagina. Infeksi ini akan menimbulkan sejumlah gejala, seperti:
Infeksi ini lebih sering terjadi sebab HIV dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang menurun sehingga tubuh tidak bisa melawan virus dan parasit lain yang masuk ke dalam tubuh.

5. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Gejala HIV pada wanita selanjutnya adalah terjadinya pembengkakan pada jaringan kelenjar getah bening. Gejala ini biasanya muncul apabila terjadi infeksi akut.
ADVERTISEMENT
Pembengkakan kelenjar getah bening disebabkan oleh kondisi tubuh yang melawan infeksi dengan keras. Akibatnya, kelenjar getah bening yang berada di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan membengkak dan menyebabkan rasa sakit dan nyeri.

6. Masalah Kulit

Gejala munculnya berbagai macam masalah kulit pada umumnya terjadi saat infeksi awal HIV. Masalah kulit yang diakibatkan oleh HIV biasanya berupa gatal-gatal, kemerahan. Dalam beberapa kasus, muncul bisul yang gatal pada beberapa bagian tubuh.

7. Kram Perut Bagian Bawah

Gejala HIV pada wanita lainnya adalah munculnya rasa sakit pada perut bagian bawah. Hal ini menjadi pertanda bahwa terjadi infeksi pada bagian rahim, ovarium, dan saluran tuba yang bisa berkembang menjadi radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID)
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri dan parasit tertentu yang menyerang tubuh penderita HIV dengan mudah karena menurunnya sistem imun tubuh.
ADVERTISEMENT

Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terinfeksi HIV?

Apabila merasakan gejala-gejala di atas, segera periksakan diri dengan melakukan tes HIV, khususnya bagi seseorang yang memiliki faktor risiko yang tinggi, seperti:
Apabila hasil tes HIV menunjukkan tanda positif, penderita perlu melakukan pengobatan dan perawatan medis sesuai dengan arahan dokter. Sampai saat ini, tidak ada obat khusus untuk HIV. Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan yang dapat menghentikan perkembangan virus serta meredakan gejala-gejala yang dirasakannya.
Menurut Adnan Bashir Bhatti, dkk dalam jurnal Current Scenario of HIV/AIDS, jenis pengobatan yang biasa dianjurkan untuk penderita HIV adalah antiretroviral therapy (ART). Obat ini dinilai efektif dalam meningkatkan produksi jumlah sel CD4, yakni sel yang berperan vital dalam sistem kekebalan fungsi yang berfungsi untuk melawan infeksi.
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah HIV

Salah satu cara mencegah HIV adalah menggunakan kondom. Foto: Unsplash.com
HIV biasanya dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), dan cairan vagina. Mengetahui cara mencegah penularan HIV dan menerapkannya dapat mengurangi tingkat risiko terserang infeksi HIV. Berikut adalah beberapa cara mencegah HIV:
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)