news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

7 Obat Rematik di Apotik dan dari Bahan Alami

Konten Media Partner
23 September 2022 14:21 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obatan rematik di apotik. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan rematik di apotik. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Rematik adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dan peradangan pada sendi. Kondisi ini menimbulkan gejala berupa ketidaknyamanan di sendi, otot, hingga tulang. Untuk mengurangi gejala, ada beberapa obat rematik di apotik dan dari bahan alami yang dapat dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, obat-obatan yang diberikan tergantung dari tingkat keparahan peradangan pasien yang mengalami rematik. Jika ingin terhindar dari efek samping yang dirasakan, pasien rematik juga bisa mengurangi gejala dengan bahan berbahan alami.

Obat Rematik di Apotik

Ilustrasi obat rematik di apotik. Foto: Unsplash
Menurut laman Medical News Today, rematik adalah penyakit autoimun dan inflamasi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sendi dan struktur jaringan yang ada di sekitarnya. Bahkan, bukan tidak mungkin jika sistem kekebalan tubuh tersebut menyerang organ tubuh lainnya.
Penyebab dari penyakit rematik ini berhubungan erat dengan asam urat dan osteoartritis. Rematik tidak bisa sepenuhnya disembuhkan, tetapi ada obat-obatan yang dapat mengurangi gejala yang dirasakan.
Menyadur laman Mayo Clinic, berikut beberapa pilihan obat rematik di apotik.
ADVERTISEMENT

1. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)

Obat anti inflamasi nonsteroid adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri, dan menurunkan demam. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, krim, gel, hingga suntik.
Seperti yang disebutkan, obat ini memang bekerja untuk mengatasi rasa nyeri dan peradangan di sekitar tubuh. Maka itu, obat NSAID ini dirasa tepat untuk meredakan gejala yang dialami oleh pengidap rematik.
Namun perlu diingat, ada beberapa efek samping yang berpotensi dirasakan oleh pengidap rematik ketika mengonsumsi obat ini, di antaranya nyeri pada ulu hati, mual, perut kembung, penurunan nafsu makan, hingga ruam pada kulit.

2. Obat Kortikosteroid

Mirip dengan obat NSAID, obat kortikosteroid adalah obat sintetis yang digunakan untuk mengobati berbagai gangguan, termasuk asma, radang sendi, kondisi kulit dan penyakit autoimun.
ADVERTISEMENT
Karena manfaatnya yang dapat meredakan peradangan, obat ini juga direkomendasikan untuk para pengidap rematik. Adapun beberapa efek samping yang dapat dirasakan, di antaranya:

3. Obat Disease-modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs)

Obat DMARDs atau Disease-modifying Antirheumatic Drugs adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan autoimun, seperti rematik (RA), radang sendi psoriatik (PsA), ankylosing spondylitis (AS), dan lupus erythematosus sistemik (SLE).
Namun, perlu diketahui, obat ini tidak mengurangi nyeri yang dirasakan, tetapi dapat mengurangi peradangan dengan berfokus pada penyebab yang menjadi dasar penyakitnya, bukan dengan mengobati gejala secara langsung.
Sederhananya, obat DMARDs bekerja dengan memperlambat kerusakan sendi akibat dari rematik tersebut.
ADVERTISEMENT

Obat Rematik Alami

Ilustrasi bahan alami untuk obat rematik. Foto: Pexels
Selain mengonsumsi obat-obatan yang sudah disebutkan di atas, rematik juga bisa diatasi dengan memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti jahe, kunyit, kayu manis, dan lain sebagainya. Ingin tahu apa saja obat rematik berbahan alami? Berikut informasinya.

1. Kunyit

Menyadur Healthline, kunyit mengandung curcumin yang terbukti mampu mengurangi peradangan dalam tubuh sehingga nyeri sendi akibat rematik bisa diobati.
Sebagai informasi, kandungan curcumin yang ada di dalam kunyit memiliki sifat antioksidan, anti radang, antibakteri, dan antijamur.
Supaya hasil semakin maksimal, kombinasikan kunyit dengan lada hitam yang mengandung senyawa aktif piperin. Adanya kandungan piperin dipercaya mengurangi rasa mual, sakit kepala, hingga gangguan pencernaan.

2. Jahe

Selain kunyit, jahe juga termasuk bahan alami yang berasal dari rempah-rempah Indonesia dan keberadaannya bisa dimanfaatkan untuk mengurangi gejala rematik. Jahe sendiri termasuk rempah-rempah yang mengandung sifat anti radang karena kandungan gingerol dan shogaol.
ADVERTISEMENT

3. Kayu Manis

Kayu manis adalah rempah yang diperoleh dari kulit bagian dalam beberapa spesies pohon dari genus Cinnamomum. Dalam dunia medis, kayu manis populer karena manfaatnya bagi pengidap rematik, terlebih karena sifat antiinflamasinya.
Akibat dari kandungan tersebut, kayu manis bisa meredakan pembengkakan yang kerap dialami oleh pengidap rematik.

4. Bawang Putih

Bawang putih diketahui mengandung diallyl disulfide, yaitu senyawa anti inflamasi yang membatasi efek sitokin proinflamasi.
Karena kandungan tersebut, bawang putih bisa dimanfaatkan untuk meredakan nyeri sendi yang disebabkan oleh rematik. Tidak hanya rematik, bawang putih juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi radang sendi.

Gejala Rematik

Ilustrasi nyeri sendi. Foto: Unsplash
Rematik menimbulkan beberapa gejala yang biasanya muncul pada sendi jari-jari tangan, pergelangan tangan, pundak, siku, hingga pergelangan kaki. Namun, tidak hanya nyeri sendi yang dialami oleh pengidapnya.
ADVERTISEMENT
Lebih jelasnya, berikut beberapa gejala rematik yang biasanya muncul, seperti yang dikutip dari laman Rheumatology.

Penyebab Rematik

Ilustrasi penyakit rematik bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Foto: Pexels
Penyebab rematik tidak diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar kondisi ini terjadi karena penyakit autoimun, yaitu suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh.
Sejumlah penelitian menunjukkan ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko penyakit rematik tergantung jenisnya. Dikutip dari laman Johns Hopkins Medicine dan Cleveland Clinic, adapun beberapa faktor risiko penyebab rematik, yaitu:
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah Rematik

Ilustrasi bersepeda merupakan salah satu olahraga yang bisa dipilih untuk mencegah rematik. Foto: Pexels
Pada dasarnya, tidak ada cara yang pasti untuk mencegah penyakit rematik tertentu, termasuk ankylosing spondylitis, lupus, dan osteoarthritis.
Meskipun tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit rematik. Dikutip dari laman National Institutes of Health dan VeryWell Health, berikut adalah beberapa cara mencegah rematik.

1. Lakukan Olahraga Secara Teratur

Olahraga dan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu memperkuat otot dan ligamen, meningkatkan kekuatan, dan menjaga kesehatan sendi.
Anda bisa melakukan latihan aerobik ringan, seperti berjalan atau bersepeda, serta latihan kekuatan, seperti yoga untuk menjaga kesehatan sendi. Hindari olahraga yang membebani sendi secara berlebihan, terutama jika Anda pernah memiliki riwayat cedera.
ADVERTISEMENT

2. Pertahankan Berat Badan Ideal

Obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada sendi, terutama sendi lutut, pinggul, dan tulang belakang. Dengan menjaga berat badan ideal, Anda dapat mengurangi risiko penyakit rematik, terutama osteoarthritis.

3. Jaga Postur Tubuh yang Baik

Postur tubuh yang buruk dapat menyebabkan stres berlebih pada sendi dan rasa nyeri. Oleh sebab itu, usahakan untuk menjaga postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, dan beraktivitas sehari-hari.

4. Konsumsi Makanan Sehat

Nutrisi yang tepat berperan penting dalam menjaga kesehatan sendi. Konsumsi makanan yang kaya akan omega-3 (misalnya ikan berlemak, seperti salmon), vitamin C (seperti jeruk dan stroberi), dan antioksidan (seperti buah beri dan sayuran hijau gelap).
Beberapa jenis makanan tersebut dapat membantu mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan sendi. Selain itu, batasi konsumsi alkohol dan makanan manis karena dapat meningkatkan risiko peradangan pada tubuh.
ADVERTISEMENT

5. Hindari Merokok

Merokok dapat merusak jaringan ikat dan meningkatkan risiko peradangan kronis, termasuk arthritis. Jika merokok, segera berhenti untuk menjaga kesehatan sendi dan mengurangi risiko penyakit rematik.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA & SFR)