7 Pantangan Makanan untuk Sakit Tumit yang Perlu Diketahui

Penyebab sakit tumit bisa berupa peradangan, cedera, memar, dan lain-lain. Foto: Unsplash.com

Sakit tumit adalah keluhan yang bisa menyebabkan rasa nyeri pada bagian tumit. Untuk meredakan nyeri akibat sakit tumit, ada sejumlah hal perlu dihindari oleh penderita, termasuk pantangan makanan untuk sakit tumit.

Rasa nyeri dan sakit pada bagian tumit bisa diakibatkan oleh beberapa faktor. Penyebabnya bisa berupa peradangan, cedera, memar, dan lain-lain. Sebagian besar kasus sakit tumit disebabkan oleh adanya peradangan pada daerah tersebut.

Sakit tumit bisa menyebabkan rasa nyeri, mulai dari yang nyeri ringan hingga berat. Kondisi ini bisa mengganggu pergerakan, khususnya saat berdiri maupun berjalan.

Oleh sebab itu, sakit tumit perlu diatasi agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satunya dengan menghindari pantangan makanan untuk sakit tumit.

Penyebab Sakit Tumit

Sakit tumit adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan munculnya rasa sakit pada tumit:

Pantangan Makanan untuk Sakit Tumit

Salah satu pantangan makanan untuk sakit tumit adalah makanan cepat saji. Foto: Pexels.com

Penderita sakit tumit perlu menghindari sejumlah pantangan makanan untuk sakit tumit. Makanan-makanan tersebut bisa memperparah rasa nyeri dan peradangan yang terjadi di tumit.

Mengutip dari jurnal Design of an Anti-Inflammatory Diet (ITIS Diet) oleh Marta F. Bustamante, dkk, berikut adalah makanan-makanan yang bisa memperparah rasa nyeri.

1. Makanan dengan Gula yang Tinggi

Makanan dengan gula yang tinggi adalah salah satu makanan yang perlu dihindari oleh penderita sakit tumit. Setiap makanan, seperti buah dan sayur memiliki kandungan gula dengan jumlah tertentu. Contohnya adalah kentang, jagung, kacang polong, pisang, dan lain-lain.

Pilihlah makanan dengan kandungan gula yang rendah agar tidak memperparah rasa nyeri. Hindari pula makanan yang tinggi karbohidrat, seperti pasta dan roti yang bisa berubah menjadi gula.

2. Makanan Tinggi Lemak Trans

Lemak trans atau lemak jenuh adalah jenis lemak yang buruk bagi kesehatan tubuh. Lemak jenuh ditemukan dalam daging merah, makanan olahan, seperti sosis, bacon, es krim, gorengan, margarin, hingga krimer kopi.

Makanan-makanan dengan lemak trans perlu dihindari karena meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, obesitas, serta bisa memperburuk rasa nyeri yang dimiliki oleh seseorang.

3. Produk Olahan Susu

Laktosa merupakan salah satu kandungan dalam susu yang menjadi kontributor utama dalam peradangan. Contoh produk olahan susu yang perlu dihindari adalah susu sapi, krim, keju, dan lain-lain.

4. Sayur-sayuran Tertentu

Sebagian jenis sayuran bisa menyebabkan respons terhadap peradangan. Sayuran tersebut adalah terong, paprika, dan kentang. Hindari konsumsi sayuran-sayuran ini untuk menghindari kondisi peradangan yang lebih parah serta mencegah rasa sakit ataupun nyeri.

5. Alkohol

Makanan maupun minuman dengan alkohol mengandung banyak gula serta karbohidrat yang dapat membuat rasa nyeri menjadi kronis dan jauh lebih buruk. Kurangi konsumsi alkohol untuk mencegah rasa sakit yang kronis.

6. Makanan dengan Gluten

Hindari makanan yang mengandung tepung gluten merupakan salah satu kiat yang dapat dilakukan untuk meminimalkan rasa sakit. Tepung gluten banyak ditemukan dalam roti, pasta, makanan ringan, serta kue.

7. Makanan Olahan

Makanan olahan adalah jenis makanan yang banyak mengandung pemanis buatan, pengawet, serta berbagai macam bahan kimia. Bahan-bahan ini bisa berpotensi untuk meningkatkan rasa sakit pada seseorang.

Cara Mengobati Nyeri Tumit

Salah satu cara mengobati nyeri tumit adalah konsumsi obat pereda nyeri. Foto: Pexels.com

Berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengobati nyeri pada tumit:

Apabila cara pengobatan ini tidak mampu mengatasi rasa sakit, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab serta langkah penanganan yang tepat untuk mengatasi nyeri pada tumit.

Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

(SAI)