Cara Mengobati Anosmia dan Gejala-gejalanya

Konten Media Partner
26 September 2022 18:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagaimana cara mengobati anosmia? Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Bagaimana cara mengobati anosmia? Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau di sekitarnya. Akibat dari kondisi ini, indra pengidap kurang dapat menikmati makanan yang dikonsumsi seperti biasa. Untuk menyembuhkannya, ada beberapa cara mengobati anosmia, di antara mengonsumsi obat antibiotik hingga dekongestan.
ADVERTISEMENT
Jika tidak ditangani dengan tepat, anosmia bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Ingin tau apa saja gejala anosmia dan bagaimana cara untuk mengatasi kondisi tersebut? Simak informasi lebih lengkapnya pada artikel di bawah ini.

Gejala Anosmia

Menurut laman Healthline, anosmia adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kemampuan untuk mencium bau. Gangguan indera penciuman ini tidak bisa dianggap sepele, sebab anosmia berpengaruh pada kehidupan seseorang.
Pada beberapa kasus, anosmia bisa terjadi dalam jangka waktu yang pendek, namun tidak menutup kemungkinan kondisi ini bisa berjangka panjang. Jika sudah terjadi dalam jangka waktu yang panjang, anosmia tersebut sudah menjadi gejala dari suatu penyakit, salah satunya Covid-19.
Lantas, apa saja gejala anosmia yang perlu diketahui? Menyadur dari laman WebMD, berikut beberapa informasinya.
Gejala-gejala anomia. Foto: Unsplash

1. Hilangnya kepekaan terhadap suatu bau

ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, anosmia adalah kondisi di mana seseorang mengalami kehilangan kepekaan terhadap bau yang ada di sekitarnya. Ketidakpekaan ini menimbulkan pengidapnya sulit untuk mendeteksi suatu kondisi yang bisa jadi membahayakannya.
Sebagai contoh, bau benda yang terbakar merupakan pertanda bahwa akan terjadi peristiwa kebakaran. Kondisi kebakaran ini bisa diatasi apabila ada seseorang yang peka dengan bau tersebut. Sebaliknya, pengidap anosmia sulit untuk mendeteksi bau ini dan bisa menyebabkan peristiwa kebakaran terjadi.

2. Sakit pada area kepala

Anosmia termasuk golongan gangguan saluran pernapasan yang kebanyakan menyebabkan si pengidapnya mengalami sakit kepala. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, pengidapnya dapat mengonsumsi obat anti nyeri dan menghindari makanan yang memicu sakit kepala, salah satunya adalah kafein.

3. Timbulnya polip

Menyadur Medical News Today, polip adalah jaringan lunak yang tumbuh di bagian dalam saluran hidung. Anosmia bisa saja menyebabkan polip karena berpotensi memblokir saluran udara.
ADVERTISEMENT

4. Kebiasaan mendengkur

Gangguan pernapasan yang disebabkan oleh anosmia bisa menimbulkan seseorang memiliki kebiasaan mendengkur. Kondisi ini terjadi karena saluran pernapasan mengalami penyumbatan, akibatnya sulit untuk bisa bernapas menggunakan hidung saat tertidur dan cenderung menggunakan mulut, sehingga terjadi suara dengkuran.

5. Kerusakan otak

Gejala lainnya dari penyakit anosmia adalah kerusakan pada otak. Gejala kerusakan otak bisa terjadi pada level yang berbeda-beda, ada yang bersifat sementara dan ada juga yang hilang dengan sendirinya apabila anosmia bisa disembuhkan.

Cara Mengobati Anosmia

Sebelum mengetahui apa saja langkah-langkah pengobatan yang harus diambil untuk mengobati anosmia, penting juga bagi pengidapnya untuk paham apa saja penyebab-penyebab anosmia.
Sebagaimana yang diketahui, saluran pernapasan bekerja dengan cara memproses bau yang dihirupnya menggunakan sel saraf pembau, kemudian akan diteruskan menuju otak. Bagi pengidap anosmia, kondisi ini tidak bisa berjalan dengan lancar, karena aroma tersebut gagal untuk dicium oleh sel saraf pembau.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa saja saja penyebab dari anosmia? Menurut laman Cleveland Clinic, berikut beberapa penyebab terjadinya anosmia.
Setelah mengetahui penyebab-penyebabnya, Anda bisa mengantisipasi kondisi-kondisi yang bisa menyebabkan anosmia dengan melakukan berbagai macam pengobatan, mulai dari alami, mengonsumsi obat-obatan, hingga melakukan operasi.
Apa saja pengobatan yang bisa diikuti oleh pengidap anosmia? Berikut informasinya.

1. Seduh jahe rimpang

Bahan alami pertama yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi anosmia adalah menyeduh jahe rimpang. Jahe ini bisa didapatkan dalam bentuk serbuk maupun dalam yang masih segar.
Menurut laman Hopkins Medicine, jahe rimpang bermanfaat untuk meredakan peradangan pada saluran pernapasan dan dapat mengurangi produksi lendir berlebih yang menyumbat saluran hidung, salah satunya anosmia.
ADVERTISEMENT
Penggunaannya pun cukup mudah, karena Anda hanya perlu menyiapkan air panas, masukkan jahe serbuk atau yang masih segar, kemudian potong dan kupas jahe tersebut. Terakhir, seduh satu makan potongan jahe tersebut dalam dua cangkir air panas dan diamkan selama 15 menit.

2. Mengonsumsi obat dekongestan

Dekongestan adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat akibat gangguan saluran pernapasan, seperti flu, batuk, alergi, sinusitis, hingga anosmia sekalipun.
Ketika dikonsumsi, dekongestan bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah. Dengan begitu, saluran napas menjadi lebih terbuka dan napas menjadi lebih lega. Obat jenis dekongestan ini bisa ditemukan di apotek-apotek terdekat.
Sebetulnya, langkah pengobatan anosmia ini tergantung dari penyebab–penyebab yang dialami. Sebagai contoh, apabila pengidapnya mengalami anosmia karena alergi, dokter akan memberikan obat-obatan yang akan mengurangi gejala tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa kasus lainnya, seperti yang dikutip oleh Health Direct, di antaranya:
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA)