Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Cara Penularan HIV AIDS dari Satu Orang ke Orang Lainnya
29 Agustus 2022 18:19 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Human immunodeficiency virus (HIV ) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang bisa menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Cara penularan HIV AIDS bisa terjadi dalam kondisi tertentu.
ADVERTISEMENT
HIV/AIDS menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius. Memahami cara penularan HIV AIDS dapat mencegah penyebaran virus HIV sehingga seseorang dapat terhindar dari penyakit AIDS.
Cara Penularan HIV AIDS dalam Tubuh
Dalam jurnal HIV/AIDS Epidemiology, Pathogenesis, Prevention, and Treatment oleh Viviana Simon, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV yang tinggi. Cairan tubuh yang dimaksud berupa darah, air mani, sekresi vagina, ASI, dan lain-lain.
Mengutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention, virus HIV yang banyak ditemukan dalam cairan tubuh, seperti air mani dan darah, sedangkan pada air mata dan air liur tergolong rendah dan hampir tidak ada, sehingga cairan air mata dan air liur tergolong tidak menularkan virus HIV.
ADVERTISEMENT
Penularan virus HIV ke dalam tubuh bisa terjadi karena beberapa kondisi. Berikut adalah cara-cara penularan HIV/AIDS dalam tubuh.
1. Hubungan Seksual
Hubungan seksual merupakan salah satu cara penularan HIV AIDS yang paling umum. Infeksi HIV bisa menular melalui aktivitas seks vaginal, oral, ataupun anal.
Faktor penularan bisa meningkat apabila hubungan seksual dilakukan tanpa menggunakan kondom atau pengaman. Sebagian besar kasus HIV/AIDS disebabkan faktor ini.
Adanya pertukaran cairan air mani maupun cairan vagina yang terkontaminasi dengan virus HIV bisa menjadi tahap awal penularan HIV.
2. Berbagi Jarum
Penggunaan jarum yang sama juga dapat menularkan HIV. Jarum yang telah terkontaminasi dengan virus ini jika digunakan kembali oleh orang lain, maka orang tersebut berkemungkinan besar akan terserang virus HIV.
ADVERTISEMENT
Risiko menularnya HIV juga banyak ditemukan pada tindikan tubuh dan tato yang tidak mematuhi praktik sterilisasi yang mengakibatkan tingginya faktor risiko penularan HIV.
3. Transfusi Darah
Dalam beberapa kasus, virus bisa ditularkan melalui transfusi darah. Kasus ini banyak terjadi apabila darah yang didonorkan terkontaminasi virus HIV. Apabila darah tidak disaring dan langsung ditransfusikan, kemungkinan penularan virus HIV semakin tinggi dibandingkan sebelumnya.
Kasus penularan HIV akibat transfusi darah banyak ditemukan di negara dengan penghasilan menengah ke bawah dibandingkan negara-negara dengan penghasilan rata-rata menengah ke atas.
4. Kehamilan dan Proses Menyusui
Menyusui juga bisa menjadi metode penularan HIV AIDS. Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ke bayinya. Untuk itu, ibu yang positif HIV harus mendapatkan perawatan intensif selama kehamilan hingga pasca persalinan untuk menurunkan faktor risiko pada bayinya.
ADVERTISEMENT
Dalam data WHO, terapi dengan penggunaan antiretroviral pada orang hamil dapat mengurangi risiko penularan vertikal sebanyak 95% dengan menekan virus ke tingkat yang tidak terdeteksi.
Itulah cara-cara penularan HIV AIDS. Setiap orang dari segala usia, ras, jenis kelamin serta orientasi seksual dapat terinfeksi HIV/AIDS.
Risiko penularan HIV/AIDS semakin meningkat jika sering melakukan hubungan seks tanpa kondom, memiliki riwayat penyakit infeksi menular seksual, dan menggunakan obat suntik yang ilegal.
Cara Mencegah Penularan HIV AIDS
Cara terbaik untuk mencegah penularan HIV/AIDS adalah dengan mengetahui cara penularan HIV dan menghindari faktor risiko HIV. Menurut World Health Organization (WHO), berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV AIDS:
ADVERTISEMENT
Pengobatan HIV AIDS
HIV dapat didiagnosis melalui tes darah atau tes liur. Apabila seseorang dinyatakan positif HIV, dokter biasanya akan memberikan perawatan yang dapat dilakukan untuk menangani infeksi virus HIV.
Sejauh ini, belum ada obat khusus yang digunakan untuk mengatasi virus HIV. Namun, terdapat beberapa perawatan yang dilakukan agar tubuh dapat melawan infeksi virus.
Menurut Adnan Bashir Bhatti, dkk dalam jurnal Current Scenario of HIV/AIDS, pengobatan yang biasa diterapkan untuk penderita HIV adalah antiretroviral therapy (ART). Terapi obat-obatan ini tidak bertujuan untuk menyembuhkan HIV, tetapi bisa membantu penderita untuk menjadi lebih sehat.
Obat antiretroviral bekerja dengan membantu produksi jumlah sel CD4. Dengan meningkatnya jumlah sel CD4, tubuh akan meningkatkan fungsi sistem kekebalannya dalam melawan infeksi.
ADVERTISEMENT
Obat-obat antiretroviral biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kelas, di antaranya:
HIV/AIDS sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang berbahaya karena infeksi HIV dan penyakit AIDS bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Ketahui cara penularan HIV AIDS untuk menghindari dan mencegah terjadinya penularan.
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)