Ciri-Ciri Cacar Air, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Konten Media Partner
20 September 2022 15:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apa saja ciri-ciri cacar air? Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Apa saja ciri-ciri cacar air? Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Virus tersebut dapat menular dengan cepat melalui udara, seperti batuk dan bersin. Adapun beberapa ciri-ciri cacar air yang dialami oleh pengidapnya, yakni bintik-bintik hingga ruam kemerahan yang menyebar di berbagai bagian tubuh.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan orang dewasa, ciri-ciri cacar air pada anak-anak dapat diobati dengan melakukan berbagai perawatan selama 1-2 minggu. Pengobatannya termasuk dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dan menghindari makan asin atau pedas.

Ciri-Ciri Cacar Air

Cacar air adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Kondisi ini lebih sering menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Namun, ketika dialami oleh orang dewasa, gejala cacar air yang dialami akan lebih parah.
Ciri-ciri cacar air umumnya muncul pada 10-21 hari usai terpapar virus varicella dan biasanya berlangsung sekitar 5-10 hari. Menyadur laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada anak-anak yang sehat, varicella umumnya ringan, tetapi bisa lebih berisiko jika adanya gangguan sistem imun.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa tahapan gejala cacar air yang pada umumnya dialami pengidapnya ketika virus varicella mulai hinggap di tubuh.
Usai mengalami gejala-gejala yang ada di atas, pengidapnya akan mengalami gejala lanjutan lainnya, seperti:
Untuk memastikan diagnosis cacar air, dokter mungkin akan merekomendasikan sejumlah pemeriksaan kesehatan, seperti:
ADVERTISEMENT

Penyebab Cacar Air

Anak-anak lebih berpotensi mengalami cacar air. Foto: Unsplash
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cacar air disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster. Menurut laman National Health Service, virus tersebut bisa menyebar ketika seseorang yang mengidap cacar air batuk atau bersin. Artinya, virus ini lebih berpotensi tertular melalui droplet di udara.
Ada juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena cacar air, yaitu:
ADVERTISEMENT

Cara Mengobati Cacar Air

Usai mengetahui ciri-ciri dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, seseorang yang sudah terinfeksi cacar air bisa melakukan berbagai langkah pengobatan. Umumnya, pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan virus yang ada dalam tubuh, sehingga dibutuhkan obat-obatan seperti antibiotik.
Tidak hanya mengonsumsi obat-obatan, seseorang yang mengidap cacar air juga perlu memperhatikan makanan, minuman, hingga pakaian yang digunakannya. Supaya lebih jelas, berikut beberapa cara mengobati cacar air, seperti yang dikutip dari laman Cleveland Clinic.

1. Mengonsumsi obat antivirus dan antibiotik

Ketika mengalami cacar air, pengidapnya akan diberikan obat cacar air tertentu, seperti diphenhydramine, loratadine, cetirizine yang bertujuan untuk membantu mengurangi gatal. Nah, untuk mengurangi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan lainnya, pengidap cacar air dapat mengonsumsi paracetamol.
ADVERTISEMENT

2. Melakukan vaksin cacar air

Sebetulnya, vaksin cacar air direkomendasikan bagi anak-anak maupun orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin cacar air pada bayi diberikan sebanyak 2 dosis. Vaksinasi dapat dimulai sejak usia 12-18 bulan dengan jeda pemberian 6 minggu sampai 3 bulan.
Namun, perlu diketahui bahwa vaksin ini tidak dapat diberikan oleh ibu hamil, orang dengan sistem imun yang lemah, serta orang yang alergi terhadap gelatin dan antibiotik neomycin. Maka itu, disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

3. Melakukan perawatan di rumah

Pengobatan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menjaga pola makan, gaya hidup, dan rutin untuk beristirahat. Tidak hanya itu, pengidap cacar air juga disarankan untuk memakai pakaian yang lebih longgar, nyaman, dan berbahan lembut.
ADVERTISEMENT
Usahakan untuk tetap mandi dan menjaga kebersihan diri agar tidak terjadi infeksi bakteri sekunder.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA)