Konten Media Partner

Clobazam: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

3 Oktober 2022 12:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat Clobazam. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat Clobazam. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Clobazam obat apa? Clobazam adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada penderita epilepsi dan gangguan kecemasan. Obat ini termasuk ke dalam kelompok obat benzodiazepine, yakni obat yang bekerja pada otak dan sistem saraf pusat untuk menghasilkan efek menenangkan.
ADVERTISEMENT
Clobazam termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga tidak boleh digunakan sembarangan. Penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan dokter.

Pengertian Clobazam

Clobazam adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala kejang dan gangguan kecemasan. Penggunaan obat ini biasanya dikombinasikan dengan obat lain untuk penderita epilepsi.
Clobazam termasuk ke dalam golongan obat yang disebut benzodiazepine. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan efek bahan kimia alami yang disebut asam gamma-aminobutyric (GABA) di otak.
Cara kerjanya tersebut dapat membantu menjaga keseimbangan bahan kimia di otak sehingga mampu menghasilkan efek menenangkan. Efeknya, obat ini dapat mengontrol kejang dengan menyeimbangkan aliran listrik yang ada di dalam otak.

Kandungan dan Kegunaan Clobazam

Clobazam merupakan obat generik, yaitu obat yang dinamai sesuai dengan kandungan zat aktifnya. Obat ini tersedia dengan komposisi 10 mg dan digunakan sebagai pengobatan untuk mengatasi kejang.
Ilustrasi obat Clobazam. Foto: Unsplash
Mengutip jurnal Clobazam: A Safe, Efficacious, and Newly Rediscovered Therapeutic for Epilepsy oleh Angela C. Gauthier, kejang adalah kelainan sistem saraf pusat yang terjadi secara mendadak dengan manifestasi klinik kehilangan koordinasi neuromotorik. Kondisi ini terjadi akibat adanya aktivitas listrik yang tidak normal pada otak.
ADVERTISEMENT
Kejang bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari gangguan saraf. Gejala fisik yang muncul dari kondisi ini meliputi gerak menyentak pada salah satu bagian tubuh, gerakan berulang, gangguan sensasi pada mata, telinga, dan hidung, kesulitan berbicara, kesemutan, pusing, dan mual.
Clobazam bekerja pada otak dan sistem saraf pusat untuk menghasilkan efek menenangkan. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan efek dari zat GABA yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik pada sel saraf di otak, saraf tulang belakang, dan otot.
Penggunaan utama Clobazam dapat menurunkan aktivitas kejang, mengembalikan keseimbangan bahan kimia di otak, meredakan nyeri gangguan saraf, dan melemaskan otot akibat kejang.

Anjuran Dosis Clobazam

Sebagai golongan obat keras, penggunaan obat Clobazam harus di bawah pengawasan dokter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dokter akan meresepkan obat Clobazam sesuai dengan kondisi pasien. Adapun anjuran dosis dan aturan pakai Clobazam secara umum adalah sebagai berikut.
Ilustrasi konsumsi obat Clobazam harus sesuai anjuran dosis. Foto: Unsplash

Dosis Clobazam untuk Kejang

ADVERTISEMENT

Dosis Clobazam untuk Gangguan Kecemasan

Jika ingin mengonsumsi obat Clobazam, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis yang diresepkan dokter dengan benar. Sebab, penyalahgunaan obat ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti kesulitan berbicara, gangguan keseimbangan, kesadaran menurun, hingga kematian.

Kontraindikasi Clobazam

Pada dasarnya, jangan mengonsumsi Clobazam apabila memiliki alergi terhadap kandungan obat. Konsultasikan kepada dokter riwayat penyakit yang dimiliki dan obat-obatan yang dikonsumsi. Selain itu, jangan mengonsumsi obat ini apabila memiliki kondisi berikut:
ADVERTISEMENT

Efek Samping Clobazam

Sama seperti obat-obatan lainnya, Clobazam memiliki sejumlah efek samping yang bisa terjadi. Mengutip jurnal Efficacy and Side Effect Profile of Clobazam in Children with Different Etiologies of Epilepsy from a Single Center oleh Tugce Aksu Uzunhan, beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat ini antara lain:
Pemakaian obat ini dapat memiliki efek samping yang berbeda-beda bagi setiap orang. Dalam beberapa kasus, obat ini dapat menimbulkan efek samping yang lebih serius, seperti gangguan koordinasi otot, tremor, ruam kulit, dan kelainan darah.
Jika mengalami efek samping yang tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan medis segera.
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)