Gejala Autoimun, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Konten Media Partner
15 Agustus 2022 11:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apa saja gejala autoimun? Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Apa saja gejala autoimun? Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang justru menyerang sel-sel yang ada di dalam tubuh. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh tidak bisa bekerja dengan baik, sehingga muncul berbagai gejala autoimun yang dialami oleh pengidapnya adalah nyeri sendi, mudah lelah, hingga ruam kulit.
ADVERTISEMENT
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang berisiko untuk mengidap penyakit autoimun, termasuk faktor genetik, lingkungan, perubahan hormon, infeksi, hingga jenis kelamin. Kendati demikian, penyebab autoimun sendiri masih menjadi pertanyaan, karena belum dapat ditemukan sebab pastinya.

Gejala Autoimun

Penyakit autoimun menyerang sistem kekebalan tubuh. Ada lebih dari 80 kondisi autoimun yang memunculkan gejala berbeda-beda.
Dalam MedlinePlus, gejala penyakit autoimun tergantung pada bagian tubuh mana yang diserang oleh virus dan bakteri. Sebagai contoh, apabila penyakit autoimun menyerang sistem darah, pengidapnya lebih mudah merasa lelah. Apabila autoimun menyerang sendi, gejala yang ditimbulkan adalah nyeri pada persendian.
Berikut adalah beberapa gejala autoimun yang paling umum dirasakan, seperti yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Kulit ruam kemerahan

Find MerCure menyebutkan bahwa penyakit autoimun ditandai dengan peradangan di tubuh, salah satunya adalah kondisi kulit. Bahkan ada penyakit autoimun pada kulit yang disebut dengan psoriasis.
ADVERTISEMENT
Menurut National Library of Medicine, psoriasis adalah penyakit yang menyebabkan bercak-bercak pada kulit, warna kemerahan, dan gatal dengan sisik berwarna perak.

2. Mudah lelah

Kelelahan merupakan salah satu gejala yang cukup sering dirasakan oleh pengidap autoimun. Sebab seperti yang diketahui, autoimun merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga para pemilik autoimun lebih mudah mengalami lelah dibandingkan orang pada umumnya.
Tidak hanya itu, kelelahan yang dialami oleh pengidap autoimun juga disebabkan oleh peradangan kronis saat sistem imun tubuh terlalu aktif. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan dini untuk mencegah terjadinya peradangan yang lebih parah.

3. Berat badan naik turun

Gejala lain dari penyakit autoimun adalah berat badan yang naik turun tanpa penyebab yang jelas. Adapun beberapa penyakit autoimun yang memicu berat badan seseorang mengalami kenaikan. Menyadur laman Prevention, berikut informasinya, di antaranya:
ADVERTISEMENT

4. Nyeri otot

Gejala autoimun selanjutnya adalah nyeri otot atau sendi yang sering disebabkan oleh penyakit autoimun bernama autoimmune arthritis.
Menurut Medical News Today, autoimmune arthritis sering disebut juga dengan radang sendi. Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel-sel normal yang menyebabkan beberapa gejala, di antaranya demam ringan, kelelahan, ruam pada kulit, dan lainnya.

Penyebab Autoimun

Apa saja penyebab dari autoimun? Foto: Unsplash
Mengutip laman John Hopkins Medicine, penyakit autoimun terjadi karena pertahanan alami menyerang jaringan sehat tubuh sendiri. Jadi, ketika tubuh merasakan bahaya dari virus atau infeksi, sistem kekebalan mulai bekerja dan menyerangnya. Terkadang, sel dan jaringan sehat terperangkap dalam respons ini, sehingga disebut dengan penyakit autoimun.
Sayangnya, penyakit autoimun ini belum bisa diketahui secara jelas penyebab autoimun. Dalam laman Healthline, disebutkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami penyakit autoimun dibandingkan pria. Lebih lanjut, penyakit ini biasanya menyerang perempuan yang berusia 15-44 tahun.
ADVERTISEMENT
Meski belum diketahui penyebabnya, ada berbagai macam faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit autoimun ini. Menurut Cleveland Clinic, berikut informasinya, di antaranya:

Cara Mengobati Autoimun

Autoimun merupakan penyakit yang tak bisa disembuhkan sepenuhnya. Bahkan untuk mendiagnosis penyakit autoimun ini, dokter memerlukan berbagai rangkaian yang cukup panjang, seperti tes autoantibodi, ANA, c-reactive protein, dan lainnya.
Kendati demikian, ada beberapa cara mengobati autoimun yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi gejala yang dirasakan. Untuk mengobati autoimun, pengidapnya perlu mengetahui terlebih dahulu penyakit yang diderita hingga gejala yang dirasakan.
Menyadur National Institutes of Health, berikut beberapa cara mengobati autoimun, di antaranya:
ADVERTISEMENT

1. Mengonsumsi obat-obatan

Mengonsumsi obat-obatan untuk menangani penyakit autoimun, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi nyeri, kortikosteroid yang berfungsi untuk perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh, hingga obat anti TNF untuk mencegah peradangan.

2. Terapi pengganti hormon

Terapi pengganti hormon yang bisa menghambat produksi hormon di dalam tubuh, seperti pemberian suntik insulin pada penderita diabetes tipe 1. Tujuan dari pemberian hormon adalah untuk mengatur kadar gula darah.

3. Pertukaran plasma terapeutik (TPE)

Pertukaran plasma terapeutik (TPE) juga diperuntukkan bagi seseorang yang mengidap autoimun. Terapi pertukaran plasma ini membuat tubuh bisa mengenali bagian dari dirinya sebagai sel asing dan menghasilkan protein yang disebut dengan autoantibodi.
Jadi, inti dari tujuan TPE ini untuk menghapus sejumlah besar agen penyebab penyakit.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
ADVERTISEMENT
(JA)