Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
Gejala TBC pada Anak, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
25 Agustus 2022 13:28 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Beberapa gejala yang biasanya ditemui, yakni demam, berat badan menurun, benjolan di leher, hingga batu kronis selama lebih dari 2 minggu. Penularan bakteri TBC sendiri bisa terjadi lewat udara ketika berbicara, bersin, dan lain sebagainya. Itu sebabnya, orang tua diharapkan waspada guna mencegah TBC pada anak.
Gejala TBC pada Anak
TBC (tuberkulosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering menyerang paru-paru . Dalam laman WHO (World Health Organization), TBC bisa menyebar dari orang ke orang melalui udara, ketika sedang batuk, bersin, meludah, dan lainnya.
Setiap tahunnya, penyakit TBC masih banyak ditemukan sekurang-kurangnya 500.000 kasus. Di Indonesia sendiri, angka kasus penyakit TBC masih tergolong tinggi dari tahun ke tahun dan Indonesia mendapat peringkat kedua setelah India. Dibandingkan orang dewasa, penularan TBC lebih memungkinkan menyerang anak-anak.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut karena anak-anak belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat untuk melawan bakteri tersebut. Adapun beberapa gejala TBC yang dapat dirasakan oleh beberapa anak yang mengalaminya. Berikut informasinya, seperti yang dikutip dari Kids Health, yakni:
1. Demam berkepanjangan
Gejala TBC pada anak yang paling umum terjadi adalah demam berkepanjangan lebih dari dua minggu atau lebih. Demam yang biasanya dialami pengidap TBC tidak terlalu tinggi dan terjadi tanpa sebab apa pun, sehingga sering disepelekan begitu saja.
2. Nafsu makan berkurang
Anak-anak yang mengalami TBC cenderung memiliki nafsu makan yang tidak seperti biasanya. Akibatnya, pertumbuhan anak-anak pengidap TBC terhambat, karena tidak memiliki gizi baik dari makanan-makanan yang dikonsumsi. Jangan heran apabila anak yang mengidap TBC lebih kurus dibandingkan dengan anak-anak yang seumurannya.
ADVERTISEMENT
3. Berat badan turun
Akibat dari nafsu makan yang berkurang, berat badan pada anak cenderung turun selama 2-3 bulan tanpa alasan yang jelas. Bahkan pada beberapa kasus TBC pada anak, berat badannya tidak mengalami kenaikan selama 1 bulan lebih.
Selain gejala-gejala TBC pada anak yang ada di atas, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebutkan beberapa gejala lain dari TBC pada anak, di antaranya:
Penyebab Anak Terkena TBC
Anak-anak yang mengidap TBC sebagian besar tidak tertular dari teman-teman sebayanya, melainkan dari orang dewasa yang menderita penyakit tersebut. Sebab sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Tuberculosis in Children dalam National Library of Medicine, bakteri TBC ini menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, bernyanyi, atau tertawa. Penyebaran tuberkulosis pada umumnya diawali dengan orang dewasa, kemudian menularkan ke anak-anak.
Seorang anak yang mengidap TBC di bawah usia 10 tahun jarang menulari orang lain. Kendari demikian, anak yang bebas dari gejala TBC perlu melakukan rawat inap untuk mencegah terjadinya penyakit aktif.
Cara Mengobati TBC pada Anak
Laman Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa TBC pada anak memang agak sulit untuk didiagnosis. Maka itu, ada beberapa tes yang perlu untuk dijalani oleh anak-anak, yakni tes tuberkulin dan mengetahui sistem skoring TBC.
ADVERTISEMENT
Untuk menyembuhkan TBC pada anak, ada beberapa pengobatan yang biasanya dilakukan. Pengobatan ini juga dilakukan untuk mencegah penularan TBC pada anak yang semakin meluas. Berikut beberapa cara mengobati TBC pada anak yang bisa diterapkan, di antaranya:
1. Rutin mengonsumsi obat TBC
Menurut University of Rochester Medical Center, anak-anak yang mengidap TBC perlu mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT) selama sembilan bulan dan harus dikonsumsi setiap hari. Biasanya, OAT yang dikonsumsi terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya isoniazid, pyrazinamide, dan rifampicin.
Apabila obat tidak diminum dengan benar dan tidak sesuai anjuran dokter, bakteri yang masih hidup bisa menjadi resisten terhadap obat tersebut. TBC yang resisten terhadap obat lebih sulit dan mahal untuk diobati dan pengobatannya bisa lebih lama, di antaranya 18-24 bulan.
ADVERTISEMENT
2. Pemberian Terapi Pencegahan TBT (TPT)
Terapi pencegahan TBT (TPT) adalah serangkaian pengobatan dengan satu jenis atau lebih obat antituberkulosis yang diberikan untuk mencegah perkembangan penyakit TBC. Pemberian TPT ini penting untuk dilakukan kepada orang-orang yang telah terinfeksi oleh bakteri penyebab tuberkulosis.
3. Vaksinasi BCG
Vaksin BCG adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC. Kendati demikian, vaksin BCG ini tidak digunakan di Amerika Serikat, karena risiko infeksi bakteri TBC yang rendah dan efektivitas vaksin yang bervariasi.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA)