Konten Media Partner

Hernia pada Bayi: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

23 September 2022 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hernia pada bayi umumnya terjadi saat setelah kelahiran. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Hernia pada bayi umumnya terjadi saat setelah kelahiran. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Hernia adalah gangguan yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi. Hernia pada bayi, baik ringan maupun parah harus segera diatasi karena bisa menimbulkan gangguan kesehatan, bahkan mengancam jiwa.
ADVERTISEMENT
Hernia atau yang dikenal dengan turun berok merupakan penyakit yang ditandai dengan organ atau jaringan dalam perut, seperti usus turun mendesak yang disebabkan oleh lemahnya otot.
Kondisi hernia pada bayi awalnya tidak menimbulkan gejala tertentu, sehingga orang tua tidak mengetahui kondisi hernia pada bayinya. Jika diketahui secara dini, hernia bisa segera diatasi sebelum berkembang menjadi gangguan kesehatan yang lebih serius.

Jenis Hernia pada Bayi

Hernia adalah penyakit yang terjadi ketika organ atau jaringan dalam perut mendorong melalui titik lemah di otot perut. Kondisi ini menyebabkan munculnya benjolan lembut atau tonjolan di bawah kulit.
Pada bayi dan anak-anak, ada dua jenis hernia yang sering terjadi. Kedua jenis hernia tersebut adalah:
ADVERTISEMENT

Penyebab Hernia pada Bayi

Hernia pada bayi pada umumnya disebabkan oleh lemahnya otot dan jaringan ikat pada perut. Foto: Pexels.com
Dikutip dari Hernias: Overview oleh Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG), hernia sebagian besar disebabkan oleh lemahnya otot pada perut dan jaringan ikat pada bagian tersebut.
Pada bayi, lemahnya otot perut dan jaringan ikat bisa disebabkan oleh kondisi bawaan lahir. Sebagian besar hernia juga disebabkan oleh penyakit atau prosedur medis yang bisa melemahkan jaringan otot.
Hernia inguinalis dan umbilikalis terjadi dengan proses yang berbeda. Berikut penjelasannya:

Hernia inguinalis

Selama di dalam kandungan, bayi memiliki saluran yang disebut saluran inguinalis yang memungkinkan testis bergerak dari perut ke skrotum.
Biasanya, saluran inguinalis bayi tertutup sesaat sebelum atau sesudah kelahiran. Namun, dalam beberapa kasus, kanal tidak sepenuhnya menutup yang menyebabkan jaringan dan organ dalam perut turun
ADVERTISEMENT

Hernia umbilikalis

Pada saat bayi dalam kandungan, terdapat lubang-lubang kecil di bagian perut. Normalnya, lubang-lubang ini akan tertutup setelah lahir. Akan tetapi, pada kasus tertentu, beberapa lubang tidak tertutup yang memungkinkan organ dan jaringan perut mendesak bagian otot perut
Hernia umumnya terjadi pada bayi yang memiliki kondisi sebagai berikut:

Gejala Hernia pada Bayi

Hernia umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir karena otot-otot bayi belum kuat dalam menahan organ dan jaringan dalam perut. Namun, tidak menutup kemungkinan hernia terjadi beberapa bulan setelah kelahiran.
ADVERTISEMENT
Ketika kelainan ini terjadi, bayi akan merasakan sejumlah gejala, seperti munculnya benjolan lunak pada bagian selangkangan atau skrotum untuk hernia inguinalis dan pembengkakan pada bagian pusar perut untuk hernia umbilikalis.
Dalam beberapa kasus, hernia tidak bisa didorong kembali ke perut. Kondisi ini akan memungkinkan organ dan jaringan seperti usus mungkin akan terjebak di bagian otot perut yang lemah. Ketika kondisi ini terjadi, bayi mungkin akan merasakan gejala, seperti:
Jika organ atau jaringan yang tersangkut tidak diobati, pasokan darah akan terblokir ke bagian usus. Kondisi ini adalah kondisi darurat medis yang perlu mendapatkan penanganan medis dengan cepat.
ADVERTISEMENT

Penanganan Hernia pada Bayi

Ilustrasi penanganan hernia pada bayi. Foto: Pexels.com
Penanganan hernia pada bayi umumnya tergantung pada gejala, jenis hernia, usia, serta kondisi bayi. Hal ini juga tergantung pada seberapa parah kondisinya. Mengutip dari laman Stanford Medicine: Children's Health, berikut cara penanganan hernia pada bayi berdasarkan jenisnya.

Hernia Inguinalis

Cara mengatasi hernia inguinalis adalah melalui prosedur medis. Dalam banyak kasus, operasi dilakukan segera setelah hernia diidentifikasi.
Operasi perlu segera dilakukan karena kondisi ini bisa menghambat suplai darah ke usus dapat terhambat dan menyebabkan kerusakan pada bagian usus.
Selama prosedur bedah dilakukan, bayi akan diberikan anestesi dan membuat sayatan kecil pada bagian hernia. Isi perut yang keluar kemudian akan didorong kembali ke perut.
Selain itu, prosedur ini juga akan menutup saluran inguinalis untuk mencegah munculnya hernia lain. Sayatan tersebut kembali ditutup.
ADVERTISEMENT
Bayi yang menjalani operasi untuk hernia inguinalis seringkali dapat pulang pada hari yang sama.

Hernia Umbilikalis

Dalam banyak kasus, hernia umbilikalis bisa hilang dengan sendirinya pada saat seorang anak berusia 1 tahun. Pada sebagian kasus juga, hernia bisa hilang dengan sendirinya tanpa operasi saat anak berusia 5 tahun.
Operasi hernia umbilikalis umumnya akan disarankan oleh fasilitas pelayanan kesehatan apabila hernia memiliki kondisi sebagai berikut:
Hernia pada bayi perlu segera ditangani, khususnya jenis hernia inguinalis. Jika timbul benjolan hernia pada bagian tubuh bayi, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
ADVERTISEMENT
(SAI)