Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Kenali 9 Ciri Perut Buncit karena Kista dan Cara Mengatasinya
25 Oktober 2022 13:07 WIB
ยท
waktu baca 5 menit![Perut buncit bisa disebabkan oleh pertumbuhan kista pada bagian ovarium. Foto: Pexels.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gg6ksya3dk6w45sbtbfde1fr.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kista adalah selaput yang membentuk kantong tertutup yang berisi cairan dan tumbuh secara tidak normal dalam suatu jaringan atau organ tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya pembengkakan pada tempat tumbuhnya kista.
Pembengkakan pada bagian perut pada umumnya disebabkan oleh jenis kista yang tumbuh pada bagian ovarium atau indung telur dan sekitarnya. Kondisi ini menimbulkan sejumlah gejala, mulai dari perut terasa kembung hingga pendarahan.
Selain itu, terdapat berbagai macam gejala dari pembengkakan pada area perut akibat kista. Cari tahu ciri perut buncit karena kista di bawah ini.
Ciri Perut Buncit karena Kista
Perut buncit bisa disebabkan oleh timbulnya kista pada bagian ovarium. Mengutip dari jurnal Ovarian Cyst oleh Sadia Mobeen dan Radu Apostol, kista ovarium adalah kantong yang berisi cairan yang bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi, seperti kista pecah, pendarahan, dan torsi yang termasuk kondisi darurat medis.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah terjadinya komplikasi, seseorang perlu mengetahui ciri perut buncit karena kista. Hal ini penting dilakukan agar bisa mengidentifikasi adanya kista lebih awal, sehingga bisa menangani kondisi tersebut dengan cepat. Berikut ciri perut buncit karena kista.
1. Perut Terasa Penuh
Tak hanya itu, penderita kista ovarium juga mungkin akan merasakan gejala lainnya, yakni perut terasa berat. Kondisi tersebut hampir mirip dengan perasaan sembelit.
Pada umumnya, kista hanya muncul pada salah satu ovarium, sehingga perasaan penuh atau berat pada perut mungkin hanya akan dirasakan di salah satu sisi perut saja.
2. Nyeri pada Bagian Perut
Ciri perut buncit karena kista selanjutnya adalah perut terasa nyeri, baik pada sisi kanan bawah atau kiri panggul bawah. Rasa nyeri yang akan timbul biasanya konstan dan akan muncul terus-menerus bahkan setelah siklus menstruasi.
ADVERTISEMENT
Ketika kista berkembang menjadi lebih besar, kantung tersebut juga bisa menghambat aliran darah yang bisa menyebabkan rasa sakit yang parah pada bagian perut.
3. Mual dan Muntah
Pada sebagian penderita kista ovarium, gejala yang dirasakan mungkin bisa berupa mual dan muntah. Mual dan muntah adalah kondisi yang mungkin terjadi akibat pertumbuhan kista.
Ketika kista tumbuh pada daerah ovarium, hal ini menyebabkan terjadinya pembengkokan pada bagian ovarium yang bisa menyebabkan mual, muntah, serta denyut nadi menjadi tinggi.
4. Gangguan Buang Air Kecil
Kista ovarium bisa menyebabkan munculnya gangguan buang air kecil. Penderita mungkin akan merasa selalu ingin buang air kecil ataupun kesulitan untuk mengeluarkannya.
Pertumbuhan kista pada ovarium akan memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga penderitanya selalu merasa ingin buang air kecil. Pada kasus lainnya, kista bisa menyumbat saluran pembuangan yang menyebabkan seseorang tidak bisa atau sulit untuk buang air kecil.
ADVERTISEMENT
5. Penambahan Berat Badan secara Tidak Disengaja
Dalam kasus tertentu, kista ovarium bisa tumbuh menjadi sangat besar. Ukurannya yang besar dapat membuat perut buncit dan bisa mengakibatkan penambahan berat badan secara tidak terduga.
6. Nyeri Saat Berhubungan Seksual
Nyeri saat berhubungan seksual adalah salah satu ciri perut buncit karena kista yang bisa dirasakan oleh penderita. Kondisi ini sangat mungkin terjadi karena kista ovarium bisa berkembang menjadi endometrium yang menyebabkan seseorang merasa sakit atau tidak nyaman saat berhubungan seks.
7. Sakit Punggung atau Kaki
Kista ovarium bisa menyebabkan nyeri pada bagian punggung ataupun kaki. Tumbuhnya kantung kista secara abnormal akan mempengaruhi saraf yang berada di sepanjang bagian panggul yang menghubungkan dengan bagian punggung dan kaki. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa nyeri dan sakit pada punggung maupun kaki.
8. Gangguan pada Siklus Menstruasi
Seseorang yang mengidap kista ovarium bisa merasakan sejumlah gangguan saat siklus menstruasi, seperti gejala nyeri haid yang menjadi parah, perubahan waktu menstruasi , hingga pendarahan berat atau lebih banyak dari biasanya.
ADVERTISEMENT
Masalah siklus menstruasi terjadi jika kista menghasilkan hormon seks yang menyebabkan lapisan rahim tumbuh lebih banyak.
9. Pendarahan
Ciri perut buncit karena kista selanjutnya adalah terjadinya pendarahan yang tidak diharapkan atau tidak diketahui penyebabnya dengan jelas. Kondisi ini memerlukan penanganan medis dengan cepat sebelum menyebabkan komplikasi yang membahayakan penderitanya.
Cara Mengobati Kista
Cara mengobati kista pada umumnya disesuaikan dengan jenis dan ukuran kista yang dimiliki oleh penderita. Penanganannya juga tergantung pada gejala yang dirasakan.
Secara umum, kista ovarium akan ditangani dengan beberapa cara. Berikut penjelasannya.
1. Pemberian Obat-obatan
Penderita kista ovarium mungkin akan dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB yang dapat mencegah terjadinya ovulasi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah tumbuhnya lebih banyak kista pada bagian ovarium. Namun, jenis obat-obatan yang diberikan tidak dapat mengecilkan atau menghancurkan kista yang ada pada ovarium.
ADVERTISEMENT
2. Prosedur Bedah
Dokter atau tenaga medis mungkin akan menyarankan penderita untuk melakukan operasi untuk mengangkat kista, khususnya jenis kista yang terus bertumbuh dan menyebabkan rasa sakit parah. Ada dua jenis prosedur bedah yang mungkin akan dilakukan, yakni:
Itulah penjelasan mengenai ciri perut buncit karena kista serta cara pengobatannya. Jika merasakan sejumlah gejala tersebut, segera periksakan ke dokter untuk memperoleh penjelasan medis serta penanganan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)