Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Ketahui Batas Kritis Trombosit Demam Berdarah dan Fase Perjalanan Penyakitnya
6 September 2022 11:48 WIB
ยท
waktu baca 4 menit![Ilustrasi seorang pasien demam berdarah yang dirawat di rumah sakit. Foto: Unsplash](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gc87w0tk27emdv5reqzgv7cp.jpg)
ADVERTISEMENT
Jumlah trombosit merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam mendiagnosis penyakit demam berdarah . Ketika seseorang menderita penyakit ini, jumlah trombosit dalam darah akan mengalami penurunan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Penurunan trombosit dalam darah dikenal juga dengan istilah trombositopenia. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada penderita demam berdarah, tapi juga bisa ditemukan pada kondisi anemia, leukemia, dan sebagainya.
Batas Kritis Trombosit Demam Berdarah
Demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh penularan virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Infeksi yang ringan umumnya hanya akan menimbulkan bercak pada tubuh dan gejala flu. Akan tetapi, kasus demam berdarah yang sangat parah dapat menyebabkan perdarahan dan syok.
Salah satu gejala khas dari penyakit demam berdarah adalah penurunan kadar trombosit dalam darah . Trombosit merupakan komponen darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Selain itu, trombosit juga memiliki peran dalam mekanisme pertahanan tubuh melalui proses yang dikenal sebagai penggumpalan atau aglutinasi.
ADVERTISEMENT
Pada orang yang sehat, jumlah trombosit normal berkisar antara 150.000 hingga 450.000 per mikroliter darah. Sementara pada penderita demam berdarah, jumlah trombosit bisa turun drastis hingga tingkat tertentu.
Sebuah studi The Adult Dengue Platelet Study yang diteliti oleh Tan Tock Seng Hospital menyebutkan, batas kritis trombosit demam berdarah adalah di bawah 100.000 per mikroliter.
Pada kebanyakan kasus, sekitar 80-90 persen pasien demam berdarah mengalami penurunan jumlah trombosit hingga kurang dari 100.000 per mikroliter. Sementara pada kasus yang lebih parah, 10-20 persen pasien demam berdarah dapat memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah, yaitu kurang dari 40.000 per mikroliter.
Penurunan jumlah trombosit pada demam berdarah terjadi ketika virus dengue memasuki aliran darah dan mengikat sel-sel trombosit. Sel-sel trombosit yang terinfeksi tersebut kemudian menghancurkan sel-sel trombosit yang sehat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penyebab lain kadar trombosit turun adalah virus dengue yang menyerang sumsum tulang. Sumsum tulang adalah pusat produksi semua sel darah termasuk trombosit. Apabila fungsi sumsum tulang terganggu, jumlah trombosit yang dihasilkan bisa mengalami penurunan drastis.
Penurunan trombosit pada penderita demam berdarah mulai terjadi pada fase kritis demam berdarah, yakni pada hari ketiga. Penderita yang mengalami kadar trombosit rendah akan mulai menunjukkan gejala berupa titik-titik pendarahan pada kulit, hidung, bahkan otak.
Fase Kritis Demam Berdarah
Demam berdarah memiliki tiga fase, yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan. Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada fase demam, pasien akan mengalami demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari.
Selama fase ini, dilakukan pengobatan terhadap gejala yang muncul, seperti menurunkan demam dan pengobatan suportif atau tindakan yang dapat meringankan kondisi pasien. Tindakan awal ini sangat penting agar demam berdarah tidak semakin parah.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pasien akan memasuki fase kritis. Fase kritis demam berdarah biasanya terjadi pada hari ketiga atau kelima perjalanan penyakit . Fase kritis berlangsung selama 24-48 jam. Pada fase ini, penderita biasanya tidak dapat makan dan minum karena kehilangan nafsu makan dan sering muntah.
Selain itu, pasien juga biasanya mengalami perdarahan pada fase kritis. Penanganan pada fase ini perlu dilakukan di rumah sakit agar kondisi pasien dapat diawasi langsung oleh dokter. Sebab, pasien berisiko mengalami syok atau penurunan tekanan darah secara drastis.
Salah satu gejala khas pada fase kritis adalah kebocoran plasma darah. Jika terjadi syok pada pasien, dokter akan memberikan oksigen dan mengganti kekurangan cairan karena kebocoran plasma.
Pemberian cairan berguna untuk membantu mengganti cairan yang keluar dari pembuluh darah dan mengatasi keadaan asidosis (gangguan keseimbangan asam basa) yang terjadi karena syok.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila penderita mengalami syok yang berulang-ulang, dokter dapat menambah cairan jenis koloid ke dalam tubuh pasien. Cairan jenis koloid dapat menjaga agar pembuluh darah tidak berkurang volumenya. Pada kondisi ini, cairan tubuh perlu dipantau secara ketat.
Biasanya dalam waktu 24-48 jam setelah syok, pasien demam berdarah akan menunjukkan tanda-tanda sembuh tanpa komplikasi. Namun, apabila keadaan menjadi lebih parah, pasien harus mendapatkan perawatan intensif dan ketat.
Pada fase kritis, pasien juga berkemungkinan mengalami perdarahan internal, yakni perdarahan dalam tubuh yang biasa terjadi di saluran pencernaan.
Mengutip jurnal Dengue Virus: A Global Human Threat: Review of Literature oleh Shamimul Hasan, dkk., pasien dapat mengalami gangguan sistem pencernaan dan mengakibatkan:
ADVERTISEMENT
Beberapa kondisi di atas berisiko menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa pasien. Karenanya, pasien perlu mendapatkan penanganan segera selama fase kritis.
Setelah melewati fase kritis, penderita demam berdarah akan memasuki fase pemulihan. Pasien akan sembuh jika menunjukkan gejala umum sebagai berikut:
Pasien dengan jumlah trombosit yang meningkat sudah dapat dijadikan indikasi menuju kesembuhan. Penanganan terhadap pasien selama fase pemulihan umumnya hanya mengarah pada penambahan trombosit dan pencegahan kebocoran dinding pembuluh darah.
(SFR)