Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Gejala, hingga Cara Menanganinya
19 Agustus 2022 9:28 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Semakin awal terjadi ketuban pecah dini, semakin serius pula kondisi tersebut. Sekitar 1/3 kasus ketuban pecah dini menyebabkan persalinan prematur. Tanda bahaya kehamilan ini perlu ditangani segera untuk menghindari gangguan kesehatan pada ibu dan calon bayi.
Apa Itu Ketuban Pecah Dini?
Ketuban pecah dini atau (KPD) adalah suatu komplikasi pada masa kehamilan. Dalam kondisi ini, kantung ketuban yang mengelilingi janin pecah sebelum minggu ke-37 kehamilan. Pecahnya kantung ketuban akibat melemahnya membran secara alami atau kuatnya gerakan kontraksi yang terjadi.
Menurut Dayal S dan Hong PL dalam jurnal Premature Rupture Of Membranes, tingkat kasus KPD adalah 8% dari jumlah kehamilan dan meningkatkan risiko persalinan prematur.
Penyebab Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah adalah kondisi yang normal dialami oleh ibu hamil saat akan melahirkan. Namun, pecahnya ketuban yang tidak diikuti oleh tanda-tanda persalinan serta terjadi sebelum minggu ke-37 bukanlah hal yang normal.
Sampai saat ini, belum diketahui apa penyebab dari ketuban pecah dini. Akan tetapi, ibu hamil akan memiliki faktor risiko yang tinggi apabila memiliki kondisi berikut ini:
ADVERTISEMENT
Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini pada umumnya ditandai dengan keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bisa menetes secara perlahan atau mungkin menyembur keluar. Berbeda dengan urine, keluarnya air ketuban tidak bisa ditahan, sehingga akan tetap mengalir dan terus keluar.
ADVERTISEMENT
Pada beberapa kasus, kondisi ini disertai dengan panggul yang terasa tertekan, vagina terasa basah daripada biasanya, dan terjadi pendarahan melalui vagina.
Apabila ketuban pecah dini disebabkan oleh infeksi pada rahim, gejala yang akan dirasakan oleh ibu hamil adalah:
Apabila ketuban pecah ketika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu, segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penangan medis. Kondisi ini merupakan kondisi yang memerlukan pertolongan medis sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi dan keguguran.
Diagnosis Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini dapat didiagnosis melalui beberapa tes, seperti wawancara kondisi kehamilan, riwayat kesehatan, serta pemeriksaan fisik, terutama pada bagian dalam leher rahim untuk memastikan pecahnya ketuban.
ADVERTISEMENT
Selain itu, diagnosis ketuban pecah juga dilakukan dengan cairan yang berasal keluar dari vagina. Bila diperlukan, tenaga medis juga akan melakukan beberapa tes tambahan, seperti:
Cara Penanganan Ketuban Pecah Dini
Pengobatan dan penanganan ketuban pecah dini biasanya tergantung kondisi kesehatan ibu hamil dan janinnya serta usia dari kandungannya. Mengutip dari Preterm Premature Rupture of Membranes: Diagnosis and Management oleh Tanya M. Medina dan Ashley Hill, M.D, berikut adalah penanganan ketuban pecah dini berdasarkan usia kandungannya.
ADVERTISEMENT
Usia Kehamilan 24-31 Minggu
Pada usia kandungan 24-31 minggu, janin biasanya belum memiliki paru-paru yang sempurna sehingga persalinan perlu ditunda agar tidak menyebabkan janin meninggal setelah lahir. Ketuban pecah dini yang terjadi pada usia kehamilan 24-31 minggu biasanya akan diberikan perawatan berupa:
Usia Kehamilan 32-33 Minggu
Tak hanya pada kasus KPD usia 24-31 minggu, pemberian obat-obatan juga perlu dilakukan pada kasus KPD usia 32-33 minggu. Dalam kondisi ini, dokter biasanya akan memberikan obat kortikosteroid serta antibiotik.
Jika paru-paru janin sudah terbentuk dengan sempurna, tenaga medis biasanya akan mempertimbangkan persalinan. Persalinan biasanya akan dilakukan apabila tersedia perawatan amniosentesis dan perawatan neonatus prematur.
ADVERTISEMENT
Usia Kehamilan 34-36 minggu
Pada usia kehamilan 34-36 minggu, biasanya ibu yang mengalami pecah ketuban dini akan dianjurkan untuk melakukan proses persalinan. Persalinan mungkin terjadi dengan sendirinya (secara spontan) atau dapat dibantu dengan penggunaan obat-obatan tertentu.
Ketuban pecah dini adalah kondisi darurat yang perlu mendapatkan penanganan medis yang tepat. Sampai saat ini, penyebab dari kondisi tersebut belum dapat diketahui.
Pencegahan ketuban pecah dini yang dapat dilakukan oleh ibu hamil adalah senantiasa menjaga kesehatan tubuh, seperti mengonsumsi makanan dan minuman yang baik, perbanyak asupan cairan, rajin berolahraga, menghindari gaya hidup yang buruk, dan mengelola stres dengan baik.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)