Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Laju Endap Darah Tinggi: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menanganinya
29 Agustus 2022 13:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Laju endap darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan tes darah yang dilakukan untuk melihat aktivitas peradangan (inflamasi) yang terjadi dalam tubuh. Hasil tes laju endap darah tinggi ataupun rendah biasanya dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
ADVERTISEMENT
Tes ESR biasanya membantu tenaga medis untuk menentukan apakah seorang pasien mengalami peradangan serta memantau penyakit radang yang sedang diderita oleh pasien.
Apabila hasil pemeriksaan menemukan bahwa laju endap darah tinggi, hal ini bisa menunjukkan adanya gangguan kesehatan yang dialami oleh tubuh. Meskipun demikian, tes ESR tidak digunakan untuk mendiagnosis kondisi tertentu.
Apa Itu Laju Endap Darah?
Menurut Kevin Tishkowski dan Vikas Gupta dalam jurnal Erythrocyte Sedimentation Rate, laju endap darah merupakan tes darah umum yang dilakukan untuk menunjukkan dan memantau peningkatan aktivitas inflamasi dalam tubuh. Peningkatan aktivitas inflamasi biasanya disebabkan adanya kondisi, seperti penyakit autoimun, infeksi, atau tumor.
Laju endap darah tidak spesifik untuk menguji satu penyakit saja, tetapi dikombinasikan dengan tes kesehatan lainnya untuk menentukan ada tidaknya peningkatan aktivitas inflamasi dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Hasil uji laju endap darah biasanya diukur dalam milimeter per jam. Semakin tinggi angka dari hasil tesnya, maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya peradangan.
Hasil tes laju endap darah yang normal adalah sebagai berikut:
Hasil tes laju endap darah akan dianggap abnormal apabila berada di atas angka normal. Jika hasil tes ESR lebih dari 100 mm/jam, kondisi ini bisa mengindikasikan adanya penyakit yang lebih serius, seperti kanker, diabetes, atau penyakit jantung.
Tes laju endap darah biasanya diberikan kepada pasien yang memiliki gejala:
ADVERTISEMENT
Penyebab Laju Endap Darah Tinggi
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, tingginya hasil tes laju endap darah disebabkan oleh beberapa kondisi. Berikut adalah kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan laju endap darah tinggi.
1. Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun adalah jenis penyakit ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan mempengaruhi fungsi sel-sel yang sehat. Penyakit autoimun yang banyak dikaitkan dengan tinggi hasil laju endap darah adalah:
ADVERTISEMENT
2. Infeksi
Beberapa jenis infeksi bisa menyebabkan hasil laju endap darah tinggi. Jenis-jenis infeksi tersebut adalah:
3. Penyebab Lainnya
Hasil tes laju endap darah tinggi juga dikaitkan dengan beberapa penyakit lainnya, seperti:
Penanganan Laju Endap Darah Tinggi
Menangani kondisi laju endap darah tinggi bisa dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah penanganan yang dilakukan apabila seseorang memiliki hasil laju endap darah tinggi.
ADVERTISEMENT
1. Menangani Penyebabnya
Jika seorang pasien memiliki kondisi dan penyakit yang menyebabkan kadar laju endap darah tinggi, dokter akan mendiagnosis dan mengobati kondisi tersebut melalui perawatan medis untuk menormalkan kembali laju endap darah.
Selain itu, dokter juga berkemungkinan akan memantau kadar laju endap darah selama perawatan untuk mengukur efektivitas dari perawatan yang telah dilakukan.
2. Mengobati Peradangan
Apabila terdeteksi adanya peradangan dalam tubuh, perawatan yang diberikan untuk mengatasinya adalah:
3. Mengatasi Infeksi
Jika infeksi menyebabkan peradangan yang mengakibatkan hasil laju endap darah tinggi, dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik untuk membantu melawan infeksi penyebab peradangan.
Berbagai macam kondisi akut dan kronis bisa mempengaruhi kadar laju endap darah. Hasil laju endap darah tinggi merupakan kondisi yang menandakan adanya peradangan dalam tubuh dan gangguan lainnya. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter apabila memiliki gejala yang mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)