Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten Media Partner
Penisilin: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping
23 September 2022 12:37 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Penisilin obat apa? Penisilin adalah obat antibiotik untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran pernapasan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Penisilin termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus sesuai resep dokter. Obat ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dengan dosis sesuai.
Pengertian Penisilin
Penisilin adalah obat antibiotik golongan beta-laktam yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini hanya dapat mengobati infeksi bakteri dan tidak akan bekerja untuk mengatasi infeksi virus, jamur, ataupun cacing.
Antibiotik beta-laktam bersifat bakterisida dan sebagian besar efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif. Cara kerjanya adalah mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu senyawa heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
Beberapa kondisi infeksi bakteri yang dapat diobati dengan Penisilin, meliputi infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, serta infeksi saluran pencernaan, kulit, dan jaringan lunak. Obat ini juga biasa digunakan untuk mengatasi infeksi telinga tengah.
ADVERTISEMENT
Kandungan dan Kegunaan Penisilin
Penisilin merupakan obat generik, yaitu obat yang dinamai sesuai dengan kandungan zat aktifnya. Obat ini tersedia dengan komposisi 250 mg dan 500 mg.
Mengutip jurnal Penicillin’s Discovery and Antibiotic Resistance: Lessons for the Future? oleh Mariya Lobanovska, Penisilin dapat digunakan untuk mengobati banyak jenis infeksi bakteri, kecuali jika infeksi resisten terhadap obat ini.
Sebagai antibiotik beta laktam, Penisilin bekerja dengan cara mengikat tempat aktif enzim transpeptidase, sehingga menghambat reaksi transpeptidasi, dan menghentikan sintesis peptidoglikan. Cara kerjanya ini dapat menyebabkan sel bakteri cepat mati.
Penisilin telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, seperti:
ADVERTISEMENT
Anjuran Dosis Penisilin
Sebagai golongan obat keras, penggunaan Penisilin tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:
Dokter biasanya akan meresepkan obat sesuai kondisi pasien. Adapun anjuran dosis dan aturan pakai obat Penisilin secara umum sesuai dengan penyakitnya adalah sebagai berikut.
Dosis Penisilin untuk Infeksi Bakteri Streptococcal
ADVERTISEMENT
Dosis Penisilin untuk Infeksi Saluran Pernapasan
Dosis Penisilin untuk Infeksi Kulit, Tulang, dan Jaringan Lunak
Dosis Penisilin untuk Infeksi Saluran Kemih
Dosis Penisilin untuk Tonsilitis
Kontraindikasi Penisilin
Penggunaan Penisilin harus sesuai dengan anjuran dokter. Jangan mengonsumsi obat ini apabila memiliki alergi terhadap kandungan obat dan antibiotik beta-laktam yang lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, obat ini tidak boleh digunakan untuk ibu hamil dan menyusui, serta memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu apabila sedang atau pernah menderita gangguan saraf pusat, penyakit diabetes, penyakit jantung, gangguan sendi, dan gangguan pendarahan atau pembekuan darah.
Efek Samping Penisilin
Sama seperti obat-obatan lain, Penisilin juga memiliki efek samping yang bisa terjadi. Mengutip Health Direct Australia, beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat ini, di antaranya:
Selain efek samping di atas, segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami sejumlah efek samping yang lebih serius, seperti:
ADVERTISEMENT
Jika merasakan efek samping yang tidak kunjung membaik, segera hentikan pemakaian obat. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan medis segera.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)