Konten Media Partner

Penyakit Refluks Gastroesofagus: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

12 Agustus 2022 20:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apa itu penyakit refluks gastroesofagus? Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Apa itu penyakit refluks gastroesofagus? Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyakit refluks gastroesofagus atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah penyakit gangguan pencernaan kronis yang disebabkan oleh terganggunya fungsi otot sfingter esofagus. Jadi, ketika otot sfingter esofagus ini melemah, asam lambung akan naik ke atas menuju esofagus.
ADVERTISEMENT
Asam lambung yang terus-menerus naik bisa menyebabkan esofagus mengalami iritasi di sekitar dindingnya. Penyakit GERD berisiko besar mengenai seseorang yang memiliki berat badan berlebih, hamil, orang maag, dan lain sebagainya.

Pengertian Penyakit Refluks Gastroesofagus

Penyakit refluks gastroesofagus adalah sebutan dari penyakit GERD. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit ini terjadi ketika asam lambung berulang kali naik ke atas, sehingga bisa mengiritasi lapisan esofagus.
Menurut Indonesia Cancer Care Community, esofagus adalah bagian dari saluran pencernaan, bentuknya berupa saluran yang menghubungkan kerongkongan dengan lambung. Esofagus terletak di belakang trakea (batang tenggorok) dan di depan tulang belakang. Ukuran dari esofagus pada umumnya adalah 25-33 cm dan diameter 2 cm.
Pada beberapa kasus, kebanyakan seseorang yang mengalami penyakit GERD adalah orang-orang yang tidak memiliki pola makan yang baik, seperti sering terlambat makan, mengkonsumsi makanan pedas, dan lain sebagainya. Jika tidak ditangani dengan serius, penyakit GERD ini bisa berkomplikasi menjadi penyakit yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
Menyadur laman Mayo Clinic, berikut ada beberapa komplikasi dari GERD yang perlu untuk diwaspadai, di antaranya:

Penyebab Penyakit Refluks Gastroesofagus

Apa penyebab penyakit GERD? Foto: Unsplash
Penyakit GERD bukan gangguan kesehatan yang terjadi tanpa ada sebab, sebaliknya, penyakit GERD disebabkan oleh berbagai macam hal. Menurut Gleneagles Singapore, GERD dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
ADVERTISEMENT

Gejala Penyakit Refluks Gastroesofagus

Ketika mengalami GERD, ada beberapa gejala yang dapat dirasakan, salah satunya adalah sesak napas yang hebat di sekitar dada dan nyeri pada ulu hati.
Apabila ada pengidap yang baru merasakan penyakit ini, mungkin banyak yang beranggapan bahwa ini adalah penyakit maag. Padahal, kedua penyakit ini memiliki gejala yang berbeda jauh.
Supaya bisa memahami lebih jelas gejala-gejala dari penyakit refluks gastroesofagus, berikut informasinya, seperti yang dikutip dari laman My Cleveland Clinic, di antaranya:
ADVERTISEMENT

Cara Mengobati Penyakit Refluks Gastroesofagus

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit refluks gastroesofagus ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Oleh karena itu, untuk mengobati penyakit refluks gastroesofagus, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti yang dikutip dari John Hopkins Medicine.

1. Mengonsumsi obat antasida

Antasida adalah obat yang digunakan untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit asam lambung. Penggunaan obat antasida ini juga bisa digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lainnya.
Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan antasida, seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat, aluminum hidroksida, dan lain sebagainya.

2. Tindakan operasi

Jika GERD semakin parah, dokter akan menyarankan untuk melakukan tindakan operasi. Pada umumnya, berikut beberapa tindakan operasi yang dapat diterapkan, yakni:
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah Penyakit Refluks Gastroesofagus

Penyakit GERD memang bisa menyerang siapa pun, baik itu anak kecil atau orang dewasa. Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
Menurut laman Medical News Today, berikut cara mencegah penyakit refluks gastroesofagus.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA)