Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Penyempitan Tulang Belakang: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
2 September 2022 9:14 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Stenosis tulang belakang adalah kondisi yang ditandai dengan penyempitan tulang belakang. Kondisi ini bisa menekan sumsum tulang belakang dan akar saraf keluar dari setiap vertebra.
ADVERTISEMENT
Penyempitan tulang belakang umumnya terjadi pada orang dewasa yang berusia 50 tahun ke atas. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada bagian punggung belakang.
Tulang belakang sendiri merupakan rangkaian tulang yang berfungsi untuk melindungi sumsum tulang belakang, yaitu bagian penting dari sistem saraf pusat yang menghubungkan otak ke tubuh manusia. Ketika terjadi penyempitan, sumsum tulang belakang dan saraf akan teriritasi, tertekan, bahkan terjepit pada tulang belakang.
Ada dua jenis stenosis yang bisa terjadi, yaitu stenosis serviks yang mana penyempitan terjadi pada leher tulang belakang, sedangkan stenosis lumbar adalah penyempitan yang terjadi pada bagian punggung bawah.
Gejala Penyempitan Tulang Belakang
Gejala penyempitan tulang belakang bisa berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung pada jenis stenosis yang dialami. Gejala stenosis tulang belakang punggung bawah (stenosis lumbar) bisa sangat bervariasi, di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan stenosis lumbar, stenosis serviks atau penyempitan tulang belakang pada bagian leher menimbulkan gejala berupa:
ADVERTISEMENT
Penyebab Penyempitan Tulang Belakang
Penyempitan tulang belakang bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Mengutip dari jurnal Spinal Stenosis oleh Stephane Genevay, MD dan Steven J Atlas, MD, MPH, berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan penyempitan tulang belakang:
1. Faktor Usia
Faktor usia merupakan penyebab utama menyempitnya tulang belakang. Proses degeneratif tulang belakang yang banyak terjadi pada lansia bisa menyebabkan penyempitan tulang belakang.
Proses degeneratif tulang belakang bisa menyebabkan keausan dan keusangan secara bertahap pada tulang belakang. Kondisi ini bisa menyebabkan saraf dan bagian sumsum tulang belakang tertekan, terjepit, dan teriritasi.
2. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah kondisi keausan yang dapat memecah tulang rawan di berbagai sendi, termasuk tulang belakang. Tulang rawan sendiri merupakan tulang yang berfungsi sebagai pelindung sendi.
ADVERTISEMENT
Saat tulang tulang rawan mengalami keausan, tulang-tulang akan bergesekan antara satu sama lain. Tubuh biasanya akan merespons dengan menumbuhkan tulang yang baru.
Pertumbuhan tulang yang berlebihan pada tulang belakang akan mempersempit ruang dan menjepit saraf di tulang belakang.
3. Ankylosing spondylitis
Ankylosing spondylitis adalah peradangan sendi yang dapat menyebabkan radang kronis pada bagian tulang belakang. Kondisi ini bisa menyebabkan pertumbuhan taji tulang yang bisa saja abnormal sehingga bisa mempersempit bagian tulang belakang.
4. Stenosis Tulang Belakang Bawaan
Stenosis tulang belakang bawaan adalah kondisi ketika seseorang terlahir dengan saluran tulang belakang. Kondisi ini banyak ditemukan pada penderita stenosis yang berusia muda, terutama remaja dan anak-anak.
Sebagian besar kasus ini disebabkan oleh faktor genetik yang bisa menyebabkan kelainan pada tulang yang masih pada tahap pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
5. Cedera Tulang Belakang
Cakram atau bantalan pada tulang belakang yang tergelincir, cedera tulang belakang , atau patah tulang dapat menyebabkan fragmen tulang belakang memberi tekanan pada saraf di tulang belakang. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya penyempitan pada tulang belakang.
6. Tumor Tulang Belakang
Pertumbuhan jaringan abnormal ini dapat berkembang di kanal tulang belakang, memicu peradangan, dan menyebabkan perubahan pada tulang di sekitarnya, termasuk mempersempit ruang pada tulang belakang.
Cara Mengobati Penyempitan Tulang Belakang
Menurut American College of Rheumatology dalam artikel ilmiah Spinal Stenosis, tidak ada obat khusus yang dapat mengatasi penyempitan tulang belakang. Biasanya kondisi ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu.
Sebagian besar kasus penyempitan tulang belakang diobati menggunakan obat-obatan dan terapi fisik untuk mengatasi gejala. Dalam kasus yang parah, prosedur medis berupa bedah atau operasi mungkin diperlukan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari jurnal Management of Lumbar Spinal Stenosis oleh Joe Lurie, berikut adalah jenis penanganan yang biasa diberikan pada penderita penyempitan tulang belakang, khususnya jenis stenosis lumbar.
1. Terapi Obat-obatan
Penderita stenosis tulang belakang pada umumnya diberikan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), relaksan otot, dan suntikan kortison untuk membantu mengatasi gejala nyeri dan peradangan pada tulang belakang.
2. Terapi Fisik
Terapi fisik dilakukan untuk membantu mempertahankan kekuatan otot, terutama di lengan dan kaki bagian atas. Olahraga yang teratur juga dapat meringankan rasa sakit dan meningkatkan mobilitas tulang belakang.
Namun, jika penderita tidak bisa berolahraga yang berat karena dapat menimbulkan rasa nyeri pada tulang belakang, cobalah olahraga ringan seperti berjalan atau berenang selama 30 menit per hari untuk meringankan gejala stenosis tulang belakang.
ADVERTISEMENT
3. Terapi Komplementer
Terapi komplementer juga dapat dilakukan untuk mendukung proses penanganan stenosis tulang belakang. Jenis terapi komplementer yang dapat dilakukan adalah:
4. Pembedahan
Pada kasus yang parah, penderita stenosis biasanya akan ditangani dengan prosedur bedah. Jenis prosedur bedah yang biasa dilakukan adalah:
ADVERTISEMENT
Penyempitan tulang belakang adalah kondisi normal yang dialami oleh lansia. Namun, kondisi ini bisa menyebabkan rasa nyeri dan sakit tulang pada bagian belakang dan dapat mengganggu aktivitas. Konsultasikan dengan dokter terkait penanganan yang tepat untuk merawat kondisi stenosis tulang belakang yang diderita.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)