Piroxicam: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Konten Media Partner
16 September 2022 10:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat Piroxicam. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat Piroxicam. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Obat Piroxicam untuk apa? Piroxicam adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi nyeri dan peradangan, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan spondilitis ankilosa. Obat ini termasuk ke dalam golongan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID).
ADVERTISEMENT
Piroxicam termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus sesuai anjuran dokter. Obat ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dengan dosis sesuai.

Pengertian Piroxicam

Piroxicam merupakan golongan obat NSAID yang dapat meredakan nyeri (analgesik) dan mengatasi peradangan (antiinflamasi). Mengutip jurnal Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs) oleh Ida Ghlichloo dan Valerie Gerriets, sebagai analgesik, obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin di dalam tubuh untuk memberikan efek penghilang rasa sakit.
Sementara sebagai antiinflamasi, Piroxicam bekerja dengan cara menekan respons pertahanan alami tubuh, kemudian mengurangi gejalanya, seperti peradangan dan pembengkakan.
Obat ini telah disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan dalam pengobatan nyeri akut dan kronis yang terkait dengan kondisi peradangan. Kondisi ini terutama yang melibatkan gangguan muskuloskeletal (struktur yang mendukung anggota tubuh, leher, dan punggung), seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan spondilitis ankilosa.
ADVERTISEMENT

Kandungan dan Kegunaan Piroxicam

Ilustrasi obat Piroxicam. Foto: Unsplash
Piroxicam termasuk obat generik, yaitu obat yang dinamai sesuai dengan kandungan zat aktif yang dimiliki. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dengan komposisi Piroxicam 10 mg dan 20 mg.
Piroxicam digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan yang berhubungan dengan gangguan sendi, otot, dan tulang, seperti:

1. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis atau penyakit rematik merupakan peradangan jangka panjang pada sendi yang disebabkan oleh penyakit autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terkait dengan faktor genetik.

2. Osteoartritis

Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang memengaruhi tulang rawan persendian. Kondisi ini menyebabkan gesekan antara tulang yang terdapat dalam sendi, sehingga menimbulkan rasa sakit, kaku, dan gejala lainnya.
ADVERTISEMENT

3. Spondilitis Ankilosa

Spondilitis ankilosa merupakan peradangan kronis yang terjadi pada tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan tulang belakang terasa nyeri, kaku, serta dapat mengubah postur tubuh penderitanya.

4. Nyeri

Piroxicam dapat membantu meredakan nyeri selama proses peradangan, seperti nyeri punggung, nyeri sendi, nyeri haid. Selain itu, obat ini juga dapat membantu meredakan gejala pada asam urat, migrain, dan mialgia.
Perlu dipahami, penggunaan Piroxicam pada radang sendi dapat membantu meredakan gejala nyeri, tetapi tidak dapat mengobati ataupun mencegah kondisi kerusakan sendi tersebut.

Anjuran Dosis Piroxicam

Sebagai golongan obat keras, penggunaan Piroxicam harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:
Ilustrasi konsumsi obat Piroxicam. Foto: Unsplash
Dokter biasanya akan menyarankan dosis obat Piroxicam sesuai dengan kondisi pasien. Berikut dosis Piroxicam secara umum untuk orang dewasa sesuai dengan kondisi pasien.
ADVERTISEMENT

Dosis Piroxicam (Obat Tablet) untuk Rheumatoid Arthritis, Osteoartritis, dan Spondilitis Ankilosa

Dosis Piroxicam (Obat Tablet) untuk Gangguan Muskuloskeletal Akut

Jika ingin mengonsumsi Piroxicam, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis tersebut dengan benar. Sebab, penyalahgunaan obat ini dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti gangguan irama jantung (aritmia), penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), dan penyakit kelainan darah (diskrasia darah).

Kontraindikasi Piroxicam

Piroxicam tidak boleh dikonsumsi bagi pasien yang memiliki alergi terhadap golongan obat NSAID. Selain itu, jangan gunakan obat ini pada pasien dengan riwayat penyakit jantung, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta ibu hamil dan menyusui.
ADVERTISEMENT
Obat ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke yang fatal, terutama jika menggunakannya dalam jangka panjang atau dengan dosis tinggi.
Piroxicam juga dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba, terutama pada pasien lanjut usia.

Efek Samping Piroxicam

Sama seperti obat-obatan lainnya, Piroxicam memiliki sejumlah efek samping yang bisa terjadi. Mengutip National Health Service (NHS), berikut efek samping penggunaan obat Piroxicam:
Selain efek samping di atas, Piroxicam juga memiliki beberapa efek samping serius yang mungkin terjadi, seperti telinga berdenging, udema (pembengkakan karena penumpukan cairan), nyeri saat menelan, dan kelelahan.
ADVERTISEMENT
Jika mengalami efek samping di atas, segera periksakan diri ke dokter. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
(SFR)