Konten Media Partner

Sakit di Belakang Telinga: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

23 September 2022 19:04 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sakit di belakang telinga bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan saraf hingga infeksi. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sakit di belakang telinga bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan saraf hingga infeksi. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sakit di belakang telinga bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan pada bagian kepala ataupun telinga. Kondisi ini menyebabkan penderitanya merasa nyeri pada bagian telinga dan disertai dengan beberapa gejala lainnya.
ADVERTISEMENT
Sakit di belakang telinga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan pada saraf hingga infeksi pada bagian tertentu. Penanganan rasa sakit di belakang telinga pada umumnya disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala sakit di belakang telinga serta cara mengatasinya. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Penyebab Sakit di Belakang Telinga

Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya keluhan sakit di belakang telinga. Berikut faktor-faktor penyebab sakit di belakang telinga.

1. Neuralgia Oksipital

Neuralgia oksipital adalah penyakit yang menyebabkan rasa sakit yang parah pada bagian belakang telinga. Rasa sakitnya juga akan menyebar pada bagian leher dan belakang kepala.
Dikutip dari jurnal Neuralgias of the Head: Occipital Neuralgia oleh Il Choi dan Sang Ryong Jeon, neuralgia oksipital adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya rasa sakit akibat gangguan saraf oksipital. Saraf oksipital merupakan saraf yang berada pada bagian leher, belakang kepala, hingga kepala bagian atas.
ADVERTISEMENT

2. Otitis Media

Otitis media adalah jenis infeksi yang terjadi pada telinga tengah yang terletak antara gendag telinga dan telinga bagian dalam. Hal ini bisa menjadi penyebab munculnya rasa sakit di belakang telinga.
Mengutip dari jurnal Otitis Media oleh Anne G. M. Schilder, otitis media disebabkan oleh adanya infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri penyebab gangguan saluran pernapasan, seperti flu biasa.

3. Otitis Eksterna

Otitis eksterna adalah jenis infeksi yang terjadi pada telinga selain otitis media. Otitis eksterna berkembang pada bagian luar telinga. Infeksinya umumnya disebabkan oleh infeksi, alergi, atau kondisi kesehatan yang kronis.
Selain itu, terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko otitis eksterna, seperti:
ADVERTISEMENT

3. Mastoiditis

Mastoiditis adalah infeksi yang terjadi pada tulang mastoid. Tulang masoid adalah tulang yang terletak pada bagian belakang dan bawah telinga.
Mastoiditis terjadi ketika sel-sel pada tulang mastoid terinfeksi dan meradang. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh otitis media yang persisten dan bisa pula disebabkan oleh kolesteatoma.

4. Impaksi Kotoran Telinga

Salah satu penyebab sakit di belakang telinga adalah impaksi kotoran telinga. Foto: Unsplash.com
Kotoran telinga atau serumen merupakan zat yang diproduksi tubuh untuk melindungi lapisan saluran telinga luar. Pada umumnya, serumen akan keluar dengan sendirinya dari saluran telinga.
Namun, jika proses pengeluaran kotoran telinga tersumbat, kotoran yang menumpuk jauh di saluran telinga. Kotoran kemudian akan mengeras dan menyebabkan gejala, seperti rasa sakit di belakang telinga.

5. Gangguan Kesehatan Gigi

Beberapa gangguan kesehatan gigi biasanya dikaitkan dengan keluhan rasa sakit di belakang telinga, terlebih jika gangguan tersebut tidak diobati. Dikutip dari jurnal Ear Pain: Diagnosing Common and Uncommon Causes oleh John Scott Earwood, dkk, gangguan kesehatan gigi yang bisa menyebabkan rasa sakit di belakang telinga adalah kerusakan gigi, gigi berlubang, dan abses pada gigi.
ADVERTISEMENT

6. Sindrom Ramsay Hunt

Sindrom Ramsay Hunt adalah gangguan yang terjadi akibat adanya reaktivasi virus penyebab cacar air, yaitu virus Varicella-zoster. Gangguan ini menyebabkan kelumpuhan pada bagian wajah serta timbulnya beberapa gejala lainnya, termasuk rasa sakit di belakang telinga.

7. Gangguan Sendi Temporomandibular

Gangguan sendi temporomandibular adalah gangguan pada otot dan saraf rahang yang diakibatkan oleh cedera atau peradangan pada bagian sendi temporomandibular. Sendi temporomandibular adalah sendi yang menghubungkan rahang bagian bawah dan tengkorak.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh rahang sendi, postur leher dan kepala dan leher yang buruk, gigi yang tidak rapi, stres, dan faktor genetik. Gangguan ini bisa menimbulkan sejumlah keluhan pada penderitanya, termasuk rasa sakit di belakang telinga.

Gejala Sakit di Belakang Telinga

Gejala sakit di belakang telinga bisa berbeda-beda tergantung pada penyebabnya. Berikut gejala sakit di belakang telinga berdasarkan penyebabnya.
ADVERTISEMENT

Gejala Neuralgia Oksipital

Neuralgia oksipital akan menyebabkan penderitanya pusing serta merasa sakit di belakang telinga. Foto: Unsplash.com
Rasa sakit neuralgia oksipital tiba-tiba datang tiba-tiba dan dipicu dengan gerakan kepala dan leher. Gejala lain dari neuralgia oksipital adalah:

Gejala Otitis Media dan Eksterna

Infeksi pada bagian telinga dalam dan luar umumnya menyebabkan penderitanya merasakan sejumlah gejala, seperti:

Gejala Mastoiditis

Pada orang dewasa dan anak-anak, gejala mastoiditis biasanya berupa:

Gejala Impaksi Kotoran Telinga

Jika serumen banyak menumpuk dalam telinga, seseorang bisa merasakan sejumlah gejala, seperti:
ADVERTISEMENT

Gejala Masalah Kesehatan Gigi

Adanya gangguan kesehatan gigi umumnya menimbulkan gejala, seperti:

Gejala Sindrom Ramsay Hunt

Sindrom Ramsay Hunt merupakan kondisi yang langka. Gangguan ini menimbulkan sejumlah gejala, seperti:

Gejala Gangguan Sendi Temporomandibular

Gejala gangguan sendi temporomandibular adalah:

Cara Mengobati Sakit di Belakang Telinga

Ada beberapa cara mengobati sakit di belakang telinga. Pengobatannya umumnya tergantung pada jenis penyebabnya. Berikut cara mengobati sakit di belakang telinga sesuai kondisi yang menyebabkannya:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)