Konten Media Partner

Sakit Kepala Belakang: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

16 September 2022 18:09 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sakit kepala belakang adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala belakang adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pexels.com
ADVERTISEMENT
Sakit kepala adalah keluhan yang bisa terasa di berbagai area kepala, termasuk bagian belakang. Sakit kepala belakang bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar penyebab sakit kepala belakang tidaklah berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi sebagian penyebab lainnya perlu diwaspadai.
Penanganan dan pengobatan sakit kepala belakang bisa bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, serta cara mengobati sakit kepala belakang.

Penyebab dan Gejala Sakit Kepala Belakang

Ada sejumlah penyebab berbeda yang mengakibatkan munculnya sakit kepala belakang. Setiap penyebab memiliki gejala yang berbeda pula. Berikut ini adalah sejumlah gangguan dan kondisi yang bisa menjadi penyebab munculnya rasa sakit kepala belakang.

1. Postur Tubuh yang Buruk

Postur tubuh yang buruk dan bertahan selama beberapa waktu dapat menyebabkan rasa sakit kepala belakang dan leher. Posisi tubuh tertentu bisa mengakibatkan ketegangan pada bagian punggung, bahu, dan leher.
ADVERTISEMENT
Ketegangan tersebut bisa menyebabkan rasa sakit kepala belakang. Gejala yang dirasakan oleh penderitanya dapat berupa rasa sakit yang tidak menusuk dan berdenyut, khususnya pada pangkal tengkorak.

2. Neuralgia Oksipital

Neuralgia oksipital merupakan suatu kondisi yang menyebabkan rasa sakit kepala belakang dan bagian leher. Menurut Choi Il dan Jeon Sang Ryong dalam Neuralgias of the Head: Occipital Neuralgia, neuralgia oksipital merupakan peradangan yang terjadi pada saraf yang menghubungkan sumsum tulang belakang dan kulit bagian kepala.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya akan merasakan sakit kepala yang menusuk dan berdenyut, mulai dari pangkal kepala hingga bagian leher. Gejala lain yang mungkin dirasakan adalah:
ADVERTISEMENT

3. Sakit Kepala Servikogenik

Sakit kepala servikogenik merupakan kondisi yang disebabkan oleh tulang, sendi, saraf, serta masalah pada jaringan lunak di tulang belakang atas. Gangguannya berupa radang sendi, saraf terjepit, atau kejang dan cedera pada otot leher.
Dikutip dari jurnal Cervicogenic Headache: Current Perspectives oleh PS Chandra, dkk, sakit kepala servikogenik biasanya dimulai dari bagian leher, kemudian menyebar ke bagian belakang kepala. Intensitas rasa sakit yang ditimbulkan bisa sedang hingga berat.
Sakit kepala servikogenik biasanya tidak berdenyut dan bisa diperparah oleh gerakan kepala ataupun leher. Kondisi ini juga memiliki gejala lainnya berupa kekakuan pada bagian leher serta rasa nyeri pada bahu atau lengan atas.

4. Sakit Kepala Bertekanan Rendah

Sakit kepala bertekanan rendah adalah salah satu penyebab seseorang merasa sakit kepala belakang. Foto: Pexels.com
Sakit kepala bertekanan rendah atau yang dikenal sebagai hipotensi intrakranial adalah kondisi ketika rendahnya cairan otak atau cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal (CSF) adalah cairan bening yang mengalir melalui dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
ADVERTISEMENT
Ketika cairan tulang belakang bocor akibat robekan, tekanan di sekitar otak akan menurun. Kondisi ini menyebabkan sakit kepala yang parah dan umumnya menyerang bagian belakang kepala.
Gejala yang mungkin dirasakan oleh penderitanya adalah kekakuan leher, tinnitus, pusing, dan penglihatan yang buram.

5. Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang banyak dialami oleh orang-orang. Dikutip dari jurnal Tension Type Headache: The Normal and Most Prevalent Headache oleh RH Jensen, sakit kepala ini bisa menjadi salah satu penyebab munculnya rasa nyeri dan sakit kepala belakang.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti stres, kurang tidur, pola makan yang buruk, serta posisi tubuh yang kurang baik. Gejalanya dapat berupa sensitif terhadap cahaya ataupun suara, nafsu makan berkurang, kesulitan untuk berkonsentrasi, dan kekakuan pada bagian bahu maupun punggung atas.
ADVERTISEMENT

6. Migrain

Migrain adalah sakit kepala yang biasanya dirasakan pada sisi kiri. Sakit kepala yang disebabkan oleh migrain ini bisa merambat ke bagian belakang kepala.
Kondisi migrain menyebabkan rasa sakit kepala yang parah, berdenyut, mual dan muntah, mata berair, dan sensitif terhadap suara maupun cahaya. Sakit kepala migrain dapat dimulai di sisi kiri kepala, dan kemudian bergerak di sekitar pelipis ke belakang kepala.

7. Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster adalah jenis sakit kepala yang jarang terjadi, tetapi bisa sangat menyakitkan. Periode sakit kepala cluster bisa berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Sakit kepala cluster bisa menyebabkan rasa sakit pada bagian belakang kepala atau sisi kepala. Kondisi ini akan memburuk saat berbaring. Gejala lain dari sakit kepala cluster adalah:
ADVERTISEMENT

Cara Mengobati Sakit Kepala Belakang

Cara mengobati sakit kepala belakang bisa berbeda-beda. Hal ini tergantung pada penyebabnya. Foto: Pexels.com
Sakit kepala belakang memiliki cara penanganan yang berbeda-beda, tergantung jenis penyebabnya. Sakit kepala yang disebabkan oleh postur tubuh yang buruk akan membaik jika postur tubuh diperbaiki serta menghilangkan ketegangan.
Beberapa jenis sakit kepala belakang bisa diobati dengan cara yang berbeda. Berikut cara mengobati sakit kepala belakang berdasarkan penyebabnya.

1. Neuralgia Oksipital

Ada beberapa jenis pengobatan neuralgia oksipital. Hal ini bergantung pada tingkat keparahannya. Perawatan neuralgia oksipital yang biasa dilakukan adalah:
ADVERTISEMENT
Untuk kasus yang parah atau persisten, suntikan botox mungkin diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan gejala yang dirasakan.

2. Sakit Kepala Servikogenik

Sakit kepala servikogenik bisa diobati dengan terapi fisik untuk penguatan otot leher. Selain itu, pasien perlu berfokus untuk menjaga postur tubuh yang baik.
Pengobatan lain bisa membantu adalah pemberian obat-obat nyeri saraf, serta terapi es atau panas. Untuk sakit kepala yang parah atau terjadi terus menerus, pasien mungkin akan mendapatkan suntikan kortikosteroid ke leher.

3. Sakit Kepala Bertekanan Rendah

Sakit kepala bertekanan rendah umumnya mereda dengan perawatan rumahan, seperti perbanyak istirahat, hindari konsumsi kafein, serta cukupi kebutuhan cairan. Sakit kepala ini umumnya akan sembuh dalam waktu beberapa hari atau dua minggu.
Apabila sakit kepala ini terus berlanjut, segera periksakan ke dokter. Dokter mungkin akan menjalankan prosedur medis yang membantu mengatasi kondisi menurunnya cairan dalam otak.
ADVERTISEMENT

4. Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang biasanya dikurangi dengan pereda nyeri yang dijual bebas, seperti asetaminofen atau obat-obatan atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen.

5. Migrain

Untuk sakit kepala migrain, dokter mungkin akan meresepkan obat pencegahan, seperti beta-blocker, dan obat pereda nyeri yang dapat mengurangi rasa sakit.
Jika pereda nyeri biasa tidak berhasil, dokter mungkin meresepkan obat antimigrain yang dikenal sebagai triptan. Obat-obatan ini menyebabkan pembuluh darah menyusut dan berkontraksi yang secara tidak langsung dapat mengatasi penyebab migrain.

6. Sakit Kepala Cluster

Pengobatan untuk sakit kepala cluster pada umumnya berfokus pada memperpendek periode sakit kepala, mengurangi tingkat keparahannya, dan mencegah datangnya periode cluster lebih lanjut.
Pengobatan sakit kepala cluster bisa dibantu dengan pemberian obat-obatan tertentu, seperti triptan, steroid, suntikan anestesi lokal, dan lain-lain dapat mengurangi rasa sakit kepala yang ditimbulkan selama periode cluster.
ADVERTISEMENT
Kondisi sakit kepala belakang bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebabnya perlu diketahui untuk memilih langkah penanganan yang tepat.
Sakit kepala belakang biasanya terjadi selama beberapa jam hingga beberapa hari. Jika sakit kepala belakang terus-menerus terjadi serta semakin parah, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)