Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Salep Ketoconazole: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping
8 September 2022 10:59 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Salep Ketoconazole untuk apa? Salep Ketoconazole adalah obat antijamur topikal yang bisa digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit, seperti kutu air, kurap, panu, dan beberapa masalah ketombe tertentu.
ADVERTISEMENT
Salep Ketoconazole termasuk ke dalam golongan obat bebas terbatas, yakni obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter tapi mempunyai peringatan khusus saat menggunakannya. Salep ini dapat dipakai oleh anak-anak usia 12 tahun ke atas dan orang dewasa.
Pengertian Salep Ketoconazole
Ketoconazole adalah obat antijamur golongan azole yang bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan jamur. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi kulit akibat jamur, seperti kutu air, gatal di selangkangan, kurap, dan jenis ketombe tertentu.
Selain itu, Ketoconazole juga digunakan untuk mengobati kondisi kulit yang dikenal sebagai pityriasis versicolor atau panu, yakni infeksi jamur yang menyebabkan bercak berwarna terang atau gelap pada area kulit leher, dada, lengan, atau kaki.
ADVERTISEMENT
Kandungan dan Kegunaan Salep Ketoconazole
Ketoconazole termasuk obat generik, yaitu obat yang dinamai sesuai dengan kandungan zat aktif yang dimiliki. Obat topikal ini memiliki kandungan Ketoconazole sebanyak 2%.
Mengutip jurnal Topical Ketoconazole: A Systematic Review of Current Dermatological Applications and Future Developments oleh Franchesca D Choi, salep Ketoconazole dapat digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur semakin meluas dan mengatasi berbagai jenis infeksi jamur di kulit, seperti:
1. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit kemerahan, kering, bersisik, dan disertai dengan rasa gatal. Kondisi ini umumnya dijumpai pada area kulit kepala, wajah, dada, punggung, dan lipatan paha.
2. Panu
Panu adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Penyakit ini ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat.
3. Intertrigo
ADVERTISEMENT
Intertrigo adalah penyakit kulit yang muncul pada lipatan-lipatan kulit dan menyebabkan kulit menjadi merah, gatal, dan perih jika terkena gesekan.
4. Kutu Air
Kutu air adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh jamur parasit dan biasanya muncul di antara jari kaki. Gejala kutu air antara lain timbulnya rasa gatal, kemerahan, dan iritasi di sela jari kaki. Kondisi ini dapat meluas ke telapak kaki.
5. Tinea Manuum
Tinea manuum adalah infeksi kulit yang terjadi pada telapak tangan dan jari-jari tangan. Kondisi ini menyebabkan kulit tangan menjadi bersisik dan berwarna kemerahan.
Selain beberapa kondisi di atas, salep Ketoconazole juga kadang-kadang dikombinasikan dengan obat lain untuk mengobati kondisi kulit yang sering diperburuk oleh infeksi jamur, seperti:
ADVERTISEMENT
Anjuran Dosis Salep Ketoconazole
Sebagai golongan obat bebas terbatas, penggunaan salep Ketoconazole tetap tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat topikal ini, yaitu:
Adapun anjuran dosis dan aturan pakai salep Ketoconazole secara umum sesuai penyakitnya adalah sebagai berikut.
Dosis Salep Ketoconazole untuk Panu dan Infeksi Jamur di Selangkangan
ADVERTISEMENT
Dosis Salep Ketoconazole untuk Kurap
Dosis Salep Ketoconazole untuk Kutu Air
Jika ingin menggunakan salep Ketoconazole, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis tersebut dengan benar agar obat bekerja secara maksimal.
Efek Samping Salep Ketoconazole
Salep Ketoconazole memiliki efek samping yang bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Mengutip jurnal The Antifungal Activity of Ketoconazole oleh Jan Van Cutsem, beberapa efek samping penggunaan salep Ketoconazole yang dapat muncul, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Selain efek samping di atas, penggunaan salep Ketoconazole juga memungkinkan menyebabkan dermatitis pada area yang terdampak, biduran, dan peradangan pada kulit.
Jika mengalami efek samping di atas, segera hentikan pemakaian salep. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengatasi infeksi kulit.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)