Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Tumor Parotis: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengobatinya
19 Oktober 2022 17:54 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Tumor parotis merupakan jenis tumor yang terbentuk di kelenjar parotis. Kelenjar parotis merupakan jenis kelenjar ludah yang berada pada di kedua sisi wajah, tepatnya di bagian depan telinga.
ADVERTISEMENT
Kelenjar ludah adalah jenis kelenjar untuk menghasilkan air liur yang diperlukan tubuh dalam membantu mengunyah serta mencerna makanan.
Ada berbagai jenis tumor pada kelenjar ludah, tetapi tumor yang paling umum terjadi adalah tumor parotis meskipun tumor parotis tergolong langka. Sebagian besar kasus tumor parotis bersifat jinak atau nonkanker, tetapi tidak menutup kemungkinan tumor tersebut berkembang menjadi kanker.
Pengobatan penyakit tumor parotis biasanya dilakukan dengan prosedur medis yang dijalankan untuk mengangkat sel tumor. Jika tumor memiliki kemungkinan menjadi kanker, perawatan tambahan mungkin dianjurkan.
Artikel ini akan membahas mengenai tumor parotis, mulai dari gejala, penyebab, hingga penanganannya. Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Tumor Parotis?
Tumor parotis merupakan pertumbuhan sel abnormal pada kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah terbesar yang terletak di depan telinga. Dibandingkan dengan jenis kanker pada bagian kepala lainnya, kanker kelenjar ludah jarang terjadi.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman American Cancer Society, hampir 80% tumor kelenjar ludah terjadi pada kelenjar parotis. Sebanyak 20-25% kasus tumor parotis berkembang menjadi kanker.
Tumor parotis sering menyebabkan pembengkakan pada bagian wajah atau rahang. Biasanya pembengkakan tersebut tidak disertai dengan rasa nyeri.
Gejala Tumor Parotis
Sebagian orang yang memiliki tumor parotis tidak memiliki gejala. Dalam kebanyakan kasus, tumor parotis hanya menyebabkan benjolan tanpa rasa sakit pada kelenjar ludah yang menyebabkan bagian wajah, rahang, atau leher.
Gejala tumor parotis lainnya yang mungkin dirasakan penderitanya adalah:
ADVERTISEMENT
Penyebab Tumor Parotis
Tumor parotis adalah jenis tumor yang jarang terjadi. Penyebab dari tumor parotis pun tidak jelas.
Tumor kelenjar ludah terjadi karena adanya beberapa sel di kelenjar ludah yang mengalami mutasi atau perubahan DNA. DNA tersebut memuat instruksi kepada sel.
Perubahan DNA menyebabkan sel-sel tumbuh dengan cepat. Sel-sel abnormal terus berkembang, khususnya saat sel-sel sehat akan mati. Sel-sel yang berkumpul bisa membentuk tumor.
Jika perubahan DNA kembali terjadi, sel-sel abnormal menjadi kanker. Sel kanker bisa menyerang dan menghancurkan jaringan di dekatnya. Sel kanker juga bisa melepaskan diri dari tumor dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Penyebab tumor parotis berkaitan dengan perubahan DNA yang terjadi di dalam tubuh. Para ahli menemukan beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang memiliki tumor parotis.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terserang tumor parotis:
Diagnosis Tumor Parotis
Ada sejumlah tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis tumor parotis. Mengutip dari jurnal Review of Salivary Gland Neoplasms oleh Victor Shing Howe To, dkk, berikut beberapa tes untuk mendiagnosis tumor parotis:
ADVERTISEMENT
Cara Mengobati Tumor Parotis
Tumor parotis termasuk jenis tumor yang langka. Oleh karena itu, penting untuk mencari dokter dan tenaga medis yang mengobati kanker pada bagian kepala, leher, dan kelenjar secara khusus.
Jenis pengobatan ditentukan dari tingkat keparahan tumornya. Tumor yang berkembang dengan cepat memerlukan pengobatan dengan cepat.
Dikutip dari jurnal Parotid Cancer oleh Sirhan Alvi, dkk, berikut beberapa penanganan tumor parotis:
ADVERTISEMENT
Tumor parotis merupakan jenis tumor yang umumnya tidak bersifat ganas. Jika merasa terganggu dengan gejalanya, silakan konsultasikan dengan dokter terkait penanganan yang tepat untuk mengatasi tumor parotis.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)