AK-47: 'Senjata' Pemungkas Rusia di NBA dan Eropa

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
15 Januari 2019 13:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasca-Perang Dunia II, Uni Soviet tetap menjadikan industri militer sebagai bagian terpenting di bidang perekonomian. Izhevsk ditunjuk sebagai kota terpenting untuk industri militer, khususnya produksi senjata. Bahkan, kota yang berada di wilayah Volga itu dijadikan sebagai kota tertutup yang terlarang bagi orang asing.
ADVERTISEMENT
Tahu AK-47? Ya, salah satu assault rifle terpopuler di dunia itu dikembangkan di Izhevsk.
AK-47 (Foto: U.S. Air Force)
Pada tahun 1948, pabrik senjata bernama Izhmash di Izhevsk mulai memproduksi Avtomat Kalashnikova 47 alias AK-47. Namanya terinspirasi dari nama sang desainer, Mikhail Kalashnikov, sedangkan angka 47 berarti tahun 1947, tahun pertama senjata itu dibuat.
18 Februari 1981, 'model' AK-47 lainnya lahir di Izhevsk. Bedanya, kali ini tidak berbentuk senapan, melainkan manusia, yang kelak 'mengobrak-abrik' Amerika Serikat lewat aksi-aksi memukaunya di lapangan basket. AK untuk Andrei Kirilenko. 47 untuk nomor yang tertera di jersey-nya.
Aksi Andrei Kirilenko bersama Utah Jazz (Foto: NBA)
Awal karier
Andrei Kirilenko sudah akrab dengan olahraga basket sejak berusia 10 tahun. Pada tahun 1997, Kirilenko memulai kariernya sebagai pebasket profesional berkewarganegaraan Rusia. Bermain untuk Spartak Saint Petersburg, ia tercatat sebagai pemain termuda di Liga Super Rusia, yang kala itu masih menjadi kasta tertinggi kompetisi basket Rusia.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1998, pemain yang tumbuh di Saint Petersburg itu hijrah ke klub raksasa, CSKA Moscow, yang berada di bawah arahan pelatih Stanislav Yeryomin. Sebagai pelatih kepala, Yeryomin berjasa membawa CSKA meraih gelar juara Liga Super Rusia delapan kali berturut-turut (1992-2000).
Kirilenko turut berkontribusi terhadap gelar juara CSKA Moscow musim 1998/1999 dan 1999/2000. Perannya cukup vital. Buktinya, selama dua musim beruntun itu ia masuk dalam jajaran pemain All-Star, serta pernah memenangkan dunk contest. Tahun 2000, ia terpilih sebagai MVP Liga Super Rusia dan berkontribusi memberikan CSKA gelar juara Liga Basket Eropa Utara--cikal bakal Liga Basket Baltik.
Pada musim ketiganya (2000/2001), ia tidak meraih gelar apa-apa bersama CSKA yang dilatih oleh peraih medali emas Olimpiade Seoul 1988, Valeri Tikhonenko. Namun, Kirilenko menunjukkan performa luar biasa saat CSKA membekuk klub asal Lithuania, Lietuvos Rytas (sekarang BC Rytas), 88-82, di ajang FIBA SuproLeague, 8 Februari 2001. Kirilenko menjadi pemain kedua sepanjang sejarah kompetisi itu yang mencatatkan triple-double, dengan rincian 13 poin, 11 rebounds, dan 10 steals.
ADVERTISEMENT
Sedikit informasi, kompetisi SuproLeague sudah berulang kali berganti nama sejak pertama kali diadakan tahun 1958 dengan nama FIBA European Champions Cup (hingga 1991). Apapun namanya setelah itu, kompetisi ini tetap berada di bawah naungan FIBA. Pada musim 2000/2001, otoritas basket Eropa mengadakan kompetisi tandingan bernama Euroleague (sekarang EuroLeague dengan "L" besar), yang sejak tahun 2001 menjadi satu-satunya kompetisi basket antarklub Eropa.
Menginjakkan kaki di Amerika Serikat
Aksi dribel bola Andrei Kirilenko saat berkostum Utah Jazz (Foto: NBAE/Getty Images)
Sebagaimana senapan AK-47 yang kemudian menarik perhatian Amerika Serikat, pebasket AK-47 juga menarik perhatian dari salah satu klub NBA, Utah Jazz. Pada tahun 1999, Jazz memilihnya dalam draft NBA (24th overall pick). Praktis, ia menjadi orang Rusia pertama yang dipilih pada babak pertama draft NBA. Namun, ia baru bergabung dengan klub asal Salt Lake City itu pada tahun 2001, setelah kontraknya dengan CSKA habis.
ADVERTISEMENT
Pada musim perdananya (2001/2002), Kirilenko memainkan seluruh 82 pertandingan musim reguler (40 kali starter). Sebagai forward yang handal dalam bertahan, ia menjadi pemain Jazz dengan rata-rata blok terbanyak, yakni 1,9 per pertandingan (total 159). Ia juga menjadi pemain terbaik ketiga untuk urusan melakukan rebound dan mencetak poin, masing-masing 4,9 per pertandingan (total 312) dan 10,7 per pertandingan (total 880).
Jazz mengakhiri musim di peringkat kedelapan Wilayah Barat dan keempat di Midwest Division. Mereka melaju ke play-off tapi dikandaskan Sacramento Kings di babak pertama, 1-3. Meski begitu, Kirilenko yang turun pada empat partai tersebut menjadi pemain Jazz dengan rata-rata blok terbanyak, yakni 2,5 per pertandingan (total 10) dan terbanyak kedua untuk steal, yakni 1,8 per pertandingan (total 7).
ADVERTISEMENT
Tak pelak, namanya masuk ke dalam daftar NBA All-Rookie First Team. Walau begitu, ia tetap laiknya seorang figuran di tengah kebintangan dua aktor lapangan utama Jazz, Karl Malone dan John Stockton, begitu pun jika dirinya dibandingkan dengan Donyell Marshall.
Five-by-five dan five-by-six
Aksi Andrei Kirilenko dalam sebuah pertandingan. (Foto: NBAE via Getty Images)
Semusim kemudian, Marshall hijrah ke Chicago Bulls. Dua legenda Jazz secara kompak menyelesaikan karier mereka bersama klub pada akhir musim 2002/2003, Malone pindah ke Los Angeles Lakers dan Stockton pensiun.
Maka sejak musim 2003/2004, Kirilenko menjadi salah satu tulang punggung utama Jazz. Dari total 78 pertandingan (semuanya starter) yang dijalani, ia menjadi penguasa statistik Jazz untuk kategori defense, seperti rebound (8,1), steal (1,9), dan blok (2,8). Bahkan, ia juga menjadi pencetak poin terbanyak untuk Jazz, dengan rata-rata 16,5 per pertandingan (total 1.284).
ADVERTISEMENT
Pada Desember 2003, pemain bertinggi badan lebih dari 2 meter itu mencetak sejarah dengan torehan dua kali five-by-five. Pertama pada 3 Desember, ia mencetak 19 poin, 5 rebounds, 7 asis, 8 steals, dan 5 blok saat Jazz dikandaskan Houston Rockets (101-107) lewat satu kali overtime. Kedua pada 10 Desember, dengan sumbangan 10 poin, 12 rebounds, 6 asis, 5 steals, dan 5 blok, ia membantu Jazz menundukkan New York Knicks (95-73).
Tak heran jika ia kemudian untuk pertama kalinya terpilih masuk ke dalam daftar NBA All-Star dan NBA All-Defensive Second Team tahun 2004. Musim berikutnya (2004/2005), ia kembali terpilih masuk ke dalam Second Team, plus dianugerahi gelar NBA Blocks Leader.
ADVERTISEMENT
Pada musim 2005/2006, Kirilenko mengulangi torehan five-by-five, bahkan kali ini five-by-six. Ia menyumbang 14 poin, 8 rebounds, 9 asis, 6 steals, dan 7 blok ketika Jazz mengalahkan Lakers dengan skor 90-80, 3 Januari 2006. Performa impresifnya di sepanjang musim membuatnya masuk dalam jajaran NBA All-Defensive First Team untuk pertama dan terakhir kali.
Sepatu basket khas Andrei Kirilenko (Foto: NBAE via Getty Images)
Buat kalian yang masih bingung apa itu five-by-five dan five-by-six, saya akan beri penjelasan singkat. Five-by-five adalah istilah untuk seorang pemain yang mampu mencetak minimal 5 poin, 5 rebounds, 5 asis, 5 steals, dan 5 blok dalam sebuah pertandingan, sedangkan five-by-six adalah ketika seorang pemain setidaknya mampu mencetak 6 angka pada kelima kategori itu dalam sebuah pertandingan.
"Wah, kalau kayak gitu doang bukannya gampang, ya?"
ADVERTISEMENT
Matamu.
Faktanya, dalam sejarah NBA, hanya ada 11 pebasket yang mampu meraih five-by-five sejak musim 1984/1985. Andrei Kirilenko menjadi peraih five-by-five terbanyak kedua (tiga kali), hanya kalah banyak dari Hakeem Olajuwon (enam kali). Bahkan, hanya Kirilenko dan Olajuwon yang sanggup mencapai five-by-six, masing-masing sekali. Kirilenko adalah peraih five-by-five termuda, karena saat dikalahkan Rockets itu usianya baru 22 tahun 295 hari.
Sayangnya, performa luar biasa Kirilenko dalam tiga musim beruntun tersebut tidak diimbangi dengan performa keseluruhan skuat Jazz. Ya, tidak sekali pun Jazz berhasil menembus play-off, tidak pula menjuarai divisi. Nirgelar.
Jazz membaik, Kirilenko menurun
Aksi Andrei Kirilenko dalam sebuah pertandingan. (Foto: NBAE via Getty Images)
Kirilenko akhirnya dapat berkontribusi mengembalikan Jazz ke play-off. Dua musim berturut-turut (2006/2007 dan 2007/2008) mereka finis keempat di klasemen Wilayah Barat dan menjuarai Northwest Division.
ADVERTISEMENT
Mirisnya, justru pada periode itu Kirilenko sempat mengalami penurunan performa. Buktinya, ia hanya mampu mencetak rata-rata 8,3 poin per pertandingan (total 584), terendah sepanjang kariernya bersama Jazz. Torehan blok, rebound, dan steal-nya juga tak sedominan biasanya.
Hal itu disinyalir akibat menanjaknya performa beberapa penggawa Jazz, seperti Carlos Boozer, Deron Williams, dan Mehmet Okur. Ia merasa tertekan, takut posisinya tergeser, bahkan sempat minta di-trade. Namun pada akhirnya, ia tetap bersama Utah Jazz hingga tahun 2011.
Jasanya untuk Tim Nasional Rusia
Andrei Kirilenko (tengah) bersama rekan-rekan timnas Rusia tahun 2011 (Foto: Wikipedia Commons)
Prestasi terbaiknya bersama timnas Rusia adalah menjuarai EuroBasket 2007. Rusia mengalahkan tuan rumah Spanyol dengan skor tipis 60-59, Kirilenko menjadi pencetak poin terbanyak dalam pertandingan itu (17 poin), serta terpilih sebagai MVP kompetisi. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai Pebasket Terbaik Eropa versi FIBA.
ADVERTISEMENT
Pada EuroBasket 2011, ia hanya sanggup membantu Rusia meraih tempat ketiga. Setahun kemudian, ia mengantar Rusia merengkuh medali perunggu cabang basket Olimpiade London.
Kembali ke CSKA Moscow
Andrei Kirilenko bersama CSKA Moscow tahun 2015 (Foto: Euroleague.net)
Kirilenko akhirnya benar-benar meninggalkan Jazz untuk kembali ke CSKA pada musim 2011/2012. Ia turut berperan mengantarkan CSKA menjadi double winner, dengan menjuarai Russia Professional Basketball League dan VTB United League (liga yang terdiri atas klub-klub dari Rusia, Kazakhstan, Belarusia, Estonia, Latvia, dan Polandia).
Ia lantas dianugerahi berbagai gelar individual bergengsi, contohnya adalah MVP VTB United League dan kembali terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa versi FIBA.
Kirilenko sempat kembali lagi ke Amerika tapi tidak mampu mengulangi kegemilangannya kala masih bersama Jazz. Saat bergabung ke Minnesota Timberwolves (2012/2013), ia sempat mengalami cedera punggung, hingga absen selama 18 pertandingan. Beralih ke Nets semusim setelahnya (2013/2014), faktor usia membuatnya kesulitan menembus tim utama klub. Terakhir, ia nyaris bermain untuk Philadelphia 76ers (2014/2015), tetapi gagal.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, ia kembali (lagi) ke pelukan CSKA pada 24 Februari 2015 dan turut berkontribusi memberikan gelar juara VTB United League untuk CSKA. Setelah itu, ia pensiun sebagai pemain.
Menjadi ketua federasi
Tak lama setelah memutuskan untuk pensiun, pada tahun yang sama, ia langsung menduduki jabatan sebagai ketua federasi bola basket di Rusia. Jabatan itu masih diembannya hingga hari ini. Ia berharap basket dapat menjadi olahraga terpopuler di Rusia.
"Beberapa tahun yang lalu, (basket) adalah olahraga keempat atau ketiga (paling populer di Rusia). Saat ini (2015), saya pikir ini yang ketujuh, kira-kira seperti itu. Saya ingin basket menjadi populer dan berada di setiap rumah di negara kami," ujarnya, dilansir Business Insider.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2011, ia telah mengantongi paspor Amerika Serikat, sehingga ia memiliki dua kewarganegaraan. Inilah penyebab adanya suara-suara yang menentang dirinya untuk menjadi ketua federasi. Meski begitu, Andrei Kirilenko mengaku tetap mencintai Rusia.
"Saya lahir di Rusia, sepanjang hidup saya, saya adalah orang Rusia dan saya akan mati sebagai orang Rusia," tegasnya.