Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Christian Hadinata: Sosok Legenda yang Mencetak Para Juara
27 Agustus 2018 0:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Christian Hadinata (Foto: PB Djarum)
Warna hitam sudah nyaris tak terlihat lagi menghiasi rambutnya. Namun, tangan rentanya terlihat masih gesit menggerakkan raket, memukul kok, menebas angin. Ia memang sudah tak lagi sanggup berlari dengan lincah. Akan tetapi, semangat dan cintanya terhadap bulu tangkis tak pernah mati.
ADVERTISEMENT
Christian Hadinata, atau yang akrab disapa "Koh Chris", adalah legenda bulu tangkis Indonesia. Lahir di Purwokerto pada 11 Desember 1949. Takdir Tuhan yang kemudian menjadikannya sosok penting guna memberi kebanggaan pada Indonesia. Riwayat kejayaan yang abadi di sektor ganda.
Saya adalah penggemar berat Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, yang sudah berulang kali memberikan prestasi untuk negara, ganda putra terbaik bangsa, dan nomor satu di dunia. Saya adalah pengagum sosok legendaris Eddy Hartono/Rudy Gunawan, Ricky Subagja/Rexy Mainaky, Candra Wijaya/Tony Gunawan, serta Sigit Budiarto. Namun, akan menjadi kualat jika saya tidak menggemari dan mengagumi, atau lebih parahnya lagi tidak mengenali sosok Christian Hadinata.
Beliau, Christian Hadinata, dapat dikatakan mbahnya sektor ganda Indonesia, terkhusus ganda putra dan ganda campuran. Semasa masih aktif menjadi pemain, Christian banyak menorehkan prestasi untuk Indonesia di dua nomor tersebut. Kehebatannya itu lalu ia tularkan kepada generasi penerusnya kala ia menjabat sebagai pelatih. Nama-nama yang tadi saya sebutkan hanya beberapa dari sekian banyak anak didiknya yang menorehkan prestasi nasional dan internasional.
ADVERTISEMENT
Prestasi pertama Christian semasa menjadi pemain yang langsung memukau mata dunia adalah ketika keluar sebagai juara bulu tangkis ganda putra Olimpiade Munich 1972. Kala itu, Christian yang berpasangan dengan Ade Chandra mengalahkan pasangan asal Malaysia, Ng Boon Bee/Punch Gunalan.
Ade Chandra dan Christian Hadinata (Foto: PB Djarum)
Sayangnya, saat itu bulu tangkis hanya termasuk sebagai cabang olahraga demonstrasi semata, sehingga prestasi mereka berdua tidak dihitung sebagai perolehan medali emas. Itulah mengapa, 20 tahun kemudian, muncul Susi Susanti yang menjelma sebagai srikandi yang memberikan medali emas pertama untuk negeri kala bulu tangkis telah menjadi cabang olahraga resmi.
Sebenarnya, di Olimpiade 1972, Christian juga turun di sektor ganda campuran, berpasangan dengan Utami Dewi. Namun, langkah mereka harus terhenti di semifinal karena kalah dari pasangan Denmark, Svend Pri/Ulla Strand.
ADVERTISEMENT
Di tahun yang sama, ia dan Ade Chandra memenangi All England. Setahun kemudian, Christian dan Ade mengulangi prestasinya, serta Christian juga turut berkontribusi terhadap prestasi tim bulu tangkis Indonesia menjuarai Piala Thomas di Jakarta. Prestasi kejayaan sebagai juara Thomas Cup terus berlangsung pada tahun 1976 di Bangkok, 1979 di Jakarta, dan 1984 di Kuala Lumpur.
Itulah sekiranya 'sedikit' dari sekian banyaknya prestasi Christian Hadinata di kancah bulu tangkis internasional untuk Indonesia. Belum lagi termasuk prestasin-prestasinya di ajang Kejuaraan Dunia, Asian Games, Sea Games, dan lain sebagainya.
Selain bersama Ade Chandra, Christian sempat bergonta-ganti pasangan di sektor ganda putra, seperti halnya dipasangkan dengan Liem Swie King, Hadibowo, Icuk Sugiarto, Bobby Ertanto, dan Lius Pongoh, hingga Atik Jauhari. Di sektor ganda campuran, selain dengan Utami Dewi, ia juga pernah dipasangkan dengan Retno Kustijah, Imelda Wiguno, Ivana Lie, Regina Masli.
ADVERTISEMENT
Saya menaruh hormat dan meletakkan bangga kepada Christian Hadinata atas segala pencapaiannya dari hasil pukulan smash yang mematikan, sentuhan drop shot yang menipu mata, sehingga lawan-lawan pontang-panting dibuatnya. Saya tak sungkan memberi kagum dan menyatakan terima kasih kepada Koh Chris karena mau menurunkan ilmunya tersebut kepada anak didiknya.
Ketika usia jua yang menuntut Christian untuk menggantungkan raketnya, ia malah mengangkatnya lagi. Kala waktu pula yang membukakan pintu keluar untuk Christian dari dunia bulu tangkis, ia justru masuk kembali. Bulu tangkis adalah bagian dari dirinya, dan Indonesia selalu menjadi identitasnya.
Christian Hadinata dan Berry Angriawan bersama para pebulu tangkis cilik (Foto: PB Djarum)
"Awalnya tidak bercita-cita jadi pelatih, tapi melihat prestasi buku tangkis Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga yang bisa memberi juara di ajang internasional. Jadi dengan kondisi ini menjadi tanggung jawab moril agar prestasinya tetap bagus," ujar Christian kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Baginya, meneruskan mata rantai prestasi bulu tangkis di Indonesia adalah harus. Maka dari itu, ia beralih dari seorang pemain juara, menjadi seorang pelatih, yang kemudian layak dijuluki sebagai guru besar sektor ganda Indonesia. Pada tahun 1988, suami dari Yoke Anwar ini terjun ke dunia kepelatihan dan mewujudkan cita-citanya membentuk sektor ganda putra, khususnya di PB Djarum. Ia sendiri yang punya inisiasi untuk meminta izin ke manajemen untuk mencetak juara-juara dari sektor ganda.
Christian Hadinata adalah sosok yang memiliki pengamatan cukup jeli untuk melihat pemain-pemain mana yang berpotensi untuk menorehkan prestasi di sektor ganda. Bahkan, mereka yang awalnya pemain tunggal, dapat ia sulap menjadi pemain ganda jagoan.
"Saya juga saat itu (di awal masa kepelatihan) masih mengambil atlet-atlet main tunggal putra di Kudus. Saya lihat potensi mereka apakah bisa main di ganda, kemudian saya bawa ke Jakarta, dialihkanlah seperti itu istilahnya," jelasnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Dalam setiap masakan yang lezat selalu ada koki hebat di dapurnya. Untuk urusan bulu tangkis, Christian Hadinata dapat dikatakan sebagai 'koki' yang hebat itu. Usia memang terus mengejarnya tapi itu semua ia anggap hanya angka semata. Semangatnya tak pernah padam. Ia selalu ada untuk memberi motivasi dan evaluasi untuk atlet-atlet binaannya.
Suaranya lantang kala memberikan instruksi dari pinggir lapangan, serta matanya tajam dalam melihat setiap pergerakan pemainnya, juga lawan. Suaranya memang terkesan halus tapi nuansa tegas jelas terpancar, pribadinya memang murah senyum tapi di balik semua itu ia menyimpan taktik dan strategi.
Christian telah berkecimpung di dunia bulu tangkis dari masa ke masa, dari generasi ke generasi. Namun, ia adalah sosok yang supel dengan para atlet binaannya yang jelas jauh lebih muda. Ia mudah berbaur, kerap bercanda dan suasana latihan terkesan cair, sehingga para pemain menjadi enjoy dalam berlatih. Bagi saya, beginilah seharusnya seorang pelatih, disegani tapi juga disenangi.
ADVERTISEMENT
Ada sebuah kutipan yang sangat menginspirasi dari beliau. Harusnya kutipan ini berlaku untuk semua atlet bulu tangkis se-Indonesia, bahkan termasuk atlet-atlet cabang lain. Ini juga kutipan yang juga relevan dengan kita kala dituntut menghadap sesuatu.
"Bedanya itu jauh, orang yang tidak berani dan tidak bisa."
Itu adalah kalimat yang beliau lontarkan kala menanggapi apa yang harus ditingkatkan dari atlet bulu tangkis Indonesia, sektor mana pun. Baginya, ada faktor non teknis yang membuat seorang pemain gagal meraih kemenangan. Salah satu yang ia soroti adalah faktor keberanian.
Koh Chris memandang bahwa atlet-atletnya itu bisa tapi tidak berani. Itu merupakan pekerjaan rumah yang penting harus dibenahi. Sayang sekali, jika seorang atlet sebenarnya bisa, punya potensi besar tapi tidak berani menghadapi lawan-lawannya. Perkara mental memang dan berlaku untuk kita semua juga dalam menghadapi hidup atau menyelesaikan masalah.
Saat ini, Christian Hadinata sudah tidak lagi aktif menjadi pelatih yang berkecimpung langsung di lapangan. Namun, masih memiliki peran penting di PB Djarum karena insting dan pengalamannya. Ia pun tak sungkan masih ikut latihan dengan staf pelatih dan atlet lainnya di lapangan. Semua demi kemajuan prestasi bulu tangkis Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jika kalian semua yang membaca ini memiliki anak, saudara, atau teman atau tetangga yang sekiranya memiliki bakat dan potensi meneruskan estafet prestasi bulu tangkis Indonesia, maka tak ada salahnya mendaftar pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018. Tahun ini PB Djarum membuka rekrutmen untuk tiga kategori yaitu U-11 (usia 6-10 tahun), U-13 (usia 11-12 tahun) dan U-15 (usia 13-14 tahun).
Bagi yang beruntung menjadi penerima Djarum Beasiswa Bulutangkis, mereka bisa mengikuti pelatihan bulu tangkis dengan pelatih-pelatih hebat bertaraf internasional dan ikut berbagai turnamen di dalam maupun luar negeri tanpa dipungut biaya. Selama masa karantina tersebut, para penerima beasiswa akan tinggal di asrama berfasilitas lengkap. Beberapa dari fasilitas tersebut di antaranya adalah lapangan bulu tangkis eksklusif, makanan yang bergizi, fitness center, ruang fisioterapi, ruang pijat, perpustakaan, komputer dan akses internet.
ADVERTISEMENT
Tertarik? Langsung saja cek https://www.pbdjarum.org/klub/beasiswa-bulutangkis yang merupakan situs resmi Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Ini adalah program yang cukup bagus demi menyambung terus mata rantai prestasi bulu tangkis Indonesia. Dari sini, semoga bisa muncul Christian Hadinata yang baru. Oke, saya paham legenda itu cuma satu dan tak tergantikan, sebagaimana juga Christian Hadinata, tetapi beliau juga manusia biasa, tidak mungkin raga abadi selamanya.
Tongkat estafet harus tetap dioper, tak boleh berhenti. Jangan sampai Christian Hadinata menjadi orang terakhir yang mencintai bulu tangkis Indonesia dengan sepenuh hati.