Cleveland, Kota Besar yang Penuh Sejarah Jatuh Bangun

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
20 April 2019 7:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cleveland skyline. Foto: Flickr/Mr.TinDC
zoom-in-whitePerbesar
Cleveland skyline. Foto: Flickr/Mr.TinDC
ADVERTISEMENT
Ada sebuah kota yang sejarahnya menarik perhatian saya. Kota itu adalah Cleveland, kota dengan penduduk terbesar kedua di Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sebab, kalau membaca sejarahnya, kota ini adalah kota yang penuh jatuh bangun. Persis, seperti prestasi tim basketnya, Cleveland Cavaliers. Yuk, kita bahas bersama.
Sejarah Kota Cleveland
Patung Moses Cleaveland di area downtown. Foto: Wikimedia Commons
Nama kota itu diresmikan pada 22 Juni 1796, terinspirasi dari nama sang pendiri, Jenderal Moses Cleaveland. Lalu, kenapa berubah dari "Cleaveland" jadi "Cleveland"?
Penjelasan pertama, menurut situs Ohio History Central, pada 6 Januari 1831, sebuah perusahaan surat kabar lokal pertama di kota itu, Cleveland Advertiser, resmi menghilangkan huruf "a" dari nama mereka. Nama itu dicetuskan oleh redakturnya karena jika menggunakan "Cleaveland" jadinya akan kepanjangan, sehingga satu huruf "a" dihilangkan, dan akhirnya masyarakat setempat ikut-ikutan.
Penjelasan alternatifnya, rombongan surveyor yang dipimpin Moses salah mengeja nama kota itu pada peta asli kota, sehingga terbawa sampai sekarang. Ada-ada saja. Oh iya, ngomong-ngomong, Cleveland atau Cleaveland ini baru diakui sebagai kota pada 1836. Sebelumnya, mereka adalah desa (village).
ADVERTISEMENT
Kejayaan Abad ke-19
Cleveland tahun 1877. Foto: Wikimedia Commons
Museum of the Open Road mencatat bahwa Cleveland bisa dibilang berjaya selama 100 tahun perjalanannya sejak diresmikan. Menurut Ohio History Sentral, pada tahun 1812 dan setelahnya, ancaman serangan dari suku Indian Amerika telah berakhir dan banyak uang diinvestasikan untuk perbaikan jalan dan pelabuhan.
Cleveland dikenal sebagai kota pasar tempat para petani membawa hasil pertanian untuk dijual, dan tempat para pedagang membawa dan menawarkan barang-barang dari wilayah Timur. Meski begitu, permukiman tumbuh lambat karena kurangnya akses yang memadai menuju negara bagian lain.
Selama tahun 1820-an dan 1830-an, pembangunan Kanal Ohio dan Kanal Erie, yang menghubungkan Danau Erie dengan Sungai Ohio, menjadi salah kunci pertumbuhan dan perkembangan kota ini. Ditambah lagi, saat alat transportasi kapal uap masuk ke Cleveland dan pada tahun 1850-an, kereta api juga masuk. Dalam 40 tahun, populasi Cleveland meningkat dari di bawah 1.000 jiwa menjadi lebih dari 40.000 jiwa.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dari sekitar tahun 1860-an, Cleveland mulai membangun basis industri dan mengubah arah perekonomian dari komersial menjadi pusat manufaktur. Industri minyak dan baja dominan di Cleveland pada masa-masa pergantian abad.
Pada tahun 1870, Pebisnis John D. Rockefeller mengorganisir perusahaannya, Standard Oil, hingga Cleveland menjelma sebagai pusat minyak negara. Pebisnis bernama Samuel Mather tak mau kalah, ia memanfaatkan situasi kota yang sedang berkembang untuk mengembangkan industri baja. Alhasil, banyak pabrik baja didirikan di sepanjang Sungai Cuyahoga dan produk bijih besi dikirim ke banyak kota lain.
Menjelma sebagai pusat industri, terutama minyak dan baja, lantas banyak muncul orang kaya baru di Cleveland. Untuk sementara waktu, Cleveland mengklaim sebagai kota dengan jumlah jutawan terbanyak jika dibandingkan kota-kota lain. Pada tahun 1920, mereka jadi kota berpenduduk terbanyak kelima di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Hantaman Keras The Great Depression dan Perlahan-lahan Bangkit
Ilustrasi The Great Depression. Foto: Wikimedia Commons
Pada abad ke-20, tepatnya 1929-1939, Amerika Serikat mengalami kejatuhan ekonomi yang dikenal sebagai The Great Depression. Bisnis-bisnis bertumbangan, kelaparan dan kemiskinan melanda negara. Cleveland juga terkena dampaknya.
Bisnis minyak dan baja tersendat. Banyak pabrik-pabrik tua yang tutup di Cleveland. Ekonominya goyah menghadapi persaingan dengan banyak kota, termasuk kota-kota di negara bagian lain. Pada 1933, sekitar sepertiga dari pekerja Cleveland menganggur selama tahun penuh ketiga The Great Depression.
Namun, perlahan-lahan, ekonomi Cleveland mulai pulih, bahkan kota itu menjadi daya tarik nasional untuk Konvensi Nasional Partai Republik tahun 1936. Pameran Great Lakes pada Juni 1936 juga menarik perhatian besar. Sebanyak 4 juta pengunjung pada musim pertama dan 7 juta pada akhir musim kedua, September 1937.
ADVERTISEMENT
Publik kembali melirik Cleveland. Pada tahun 1950, populasi kota tumbuh menjadi 914.808 jiwa, terbesar dalam sejarah saat itu. Cleveland juga dipromosikan sebagai "lokasi terbaik di negara ini" oleh banyak pengusaha yang merasa pertumbuhan baru kota membawa lebih banyak potensi bisnis.
Hough Riots Menghantam Cleveland dan Wali Kota Kulit Hitam Pertama
Salah satu sudut Hough Neighborhood di Cleveland. Katanya, Seventh-Niner's Cafe berdiri di lokasi pada foto ini. Foto: Wikimedia Commons
Ralph S. Locher terpilih sebagai Wali Kota Cleveland ke-50 pada tahun 1962. Memang, ada beberapa kemajuan selama masa pemerintahannya, perluasan Bandara Hopkins misalnya. Akan tetapi, Cleveland di bawah kepemimpinannya adalah Cleveland yang diwarnai oleh ketegangan akan kekacauan isu rasial.
Puncaknya, Hough Riots pecah pada 18-23 Juli 1966. Penyebabnya adalah diskriminasi pekerjaan, kebrutalan polisi, perumahan yang buruk, pemisahan sekolah yang sedang berlangsung, dan rasisme di tengah-tengah masyarakat, hingga pertengkaran di sebuah bar bernama Seventh-Niner's Cafe. Sekadar informasi, Hough (dibaca: Huff) adalah nama sebuah wilayah di sisi timur Cleveland yang didominasi orang kulit hitam Afrika-Amerika.
ADVERTISEMENT
Empat nyawa melayang, 50 orang terluka, kurang lebih 275 orang ditangkap, dan sekitar 240 kasus kebakaran dilaporkan. Locher menjadi semakin tidak populer dan kehilangan jabatannya pada tahun 1967, digantikan oleh Carl Burton Stokes.
Carl Burton Stokes. Foto: Wikimedia Commons
Stokes adalah orang kulit hitam Afrika-Amerika pertama yang memangku jabatan sebagai wali kota di Amerika Serikat. Sebagai wali kota, Stokes mulai memprakarsai reformasi untuk meningkatkan ekonomi kota dan membantu daerah-daerah yang dilanda kemiskinan.
Langkah awal Stokes adalah membujuk Departemen Perumahan dan Pengembangan Perkotaan untuk mengeluarkan dana pembaruan perkotaan yang dibekukan pemerintahan Locher. Dia membujuk dewan kota untuk mengesahkan Equal Employment Opportunity Ordinance guna meningkatkan pajak penghasilan kota dari 0,5% menjadi 1%.
Salah satu sudut Glenville Neighborhood di Cleveland. Foto: Wikimedia Commons
Stokes juga meluncurkan 'Cleveland: Now!', sebuah program yang bertujuan merehabilitasi kota. Program ini sebetulnya sangat sukses. Namun, elektabilitas Stokes memburuk akibat kejadian Glenville Shootout. Pelakunya, Fred (Ahmed) Evans dan kelompok militan kulit hitamnya, disinyalir menerima uang dari 'Cleveland: Now!'. Stokes pun gagal mempertahankan jabatannya dan lengser pada 1971.
ADVERTISEMENT
Stokes digantikan oleh Ralph J. Perk, yang dikenal punya relasi politik yang baik dengan Presiden Richard Nixon. Cleveland memperoleh dana federal untuk membantu peningkatan ekonomi dan dana hibah USD 22 juta untuk membantu menindak kejahatan kota. Perk juga memiliki reputasi yang bagus di kalangan serikat pekerja.
Pembangunan Penting dan Julukan 'The Comeback City'
The Rock and Roll Hall of Fame. Foto: Unsplash/Lance Anderson
Ketika Perk digantikan oleh Dennis J. Kucinich, tidak banyak kemajuan berarti di Cleveland. Saat ia memimpin, utang-utang kota meningkat dan banyak lagi polemik lainnya. Cleveland juga sempat dihantam badai salju terburuk dalam sejarah Cleveland, dengan kecepatan hingga 100 mil per jam, pada 26 Januari 1978.
George V. Voinovich naik jabatan menggantikan Kucinich pada 1980. Voinovich membawa kota keluar dari masalah ekonomi utamanya, membawa revitalisasi pusat kota dan kebangkitan kota. Ia mengawasi pembangunan Richard and David Jacobs' Key Tower, yang kemudian menjadi bangunan terbesar di Cleveland dan bahkan di antara negara bagian lainnya. Selama periode 1980-1989, Cleveland tiga kali memenangkan All-America City Award.
Markas Cleveland Cavaliers, Rocket Mortgage FieldHouse (namanya sempat jadi Quicken Loans Arena). Foto: Wikimedia Commons
Semasa kepemimpinan Voinovich dan penerusnya, Michael R. White, banyak pembangunan di Cleveland, di antaranya:
ADVERTISEMENT
The Great Lakes Science Center. Foto: Wikimedia Commons
Pada tahun 2007, media lokal, Cleveland.com, menyebut Cleveland sebagai 'The Comeback City'. Sejak tahun 2006 hingga sekarang, Cleveland dipimpin oleh Frank George Jackson, yang lahir di Cleveland pada 4 Oktober 1946.
Begitulah sekiranya sejarah singkat Cleveland. Mohon maaf jika ada kesalahan, silakan sampaikan koreksi di kolom komentar. Namun yang pasti, sejarah kota ini memang penuh jatuh bangun, persis seperti prestasi tim basket mereka, Cleveland Cavaliers.
ADVERTISEMENT