Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Fakta dan Cerita Menarik Seputar MotoGP di Argentina
7 April 2018 21:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Para Pemenang Podium MotoGP Argentina 2015 (Foto: MotoGP)
Argentina adalah negeri tempat lahirnya para 'dewa' sepak bola dunia. Buenos Aires, ibu kota dari negara yang mendeklarasikan kemerdekaannya atas Spanyol pada 9 Juli 1816 tersebut, adalah kota yang gairah sepak bolanya amat tinggi. Akan tetapi, nyatanya Buenos Aires dan Argentina punya gairah lain, yaitu olahraga balap. Salah satu olahraga balap yang menjadi minat masyarakat dan pemerintah Argentina adalah Kejuaraan Dunia MotoGP, yang sejak tahun 2014 bergeser tempat perhelatannya ke Kota Termas de Rio Hondo.
ADVERTISEMENT
Artikel kali ini akan membahas fakta dan cerita menarik seputar pagelaran balap MotoGP di Argentina.
1. Balapan MotoGP Pertama di Luar Eropa

Sejak pertama kali diadakan pada tahun 1949, MotoGP selalu dihelat pada sirkuit yang terletak di negara-negara Eropa. Argentina dapat dikatakan sebagai pelopor negara di luar kawasan Benua Eropa yang menyelenggarakan balapan MotoGP.
Pertama kali balap MotoGP di Argentina terjadi adalah pada tahun 1961 di sirkuit yang terletak di Buenos Aires. Pada balapan yang berlangsung tanggal 15 Oktober 1961 tersebut, pebalap tuan rumah, Jorge Kissling (Matchless) sukses meraih podium pertama untuk kelas 500 cc, lalu untuk kelas 125 cc dan 250 cc dimenangkan oleh pebalap asal Australia, Tom Phillis (Honda).
ADVERTISEMENT
2. Total 15 Kali Penyelenggaraan hingga Tahun 2018
Walaupun pertama kali diselenggarakan balap MotoGP Argentina pada tahun 60-an, nyatanya balapan yang akan berlangsung pada 8 April 2018 mendatang adalah baru kali ke-15 MotoGP diselenggarakan di negara asal pebalap Sebastian Porto tersebut.
Dalam perjalanannya, penyelenggaraan MotoGP di Argentina berlangsung 'putus-putus' dari masa ke masa, yaitu dari tahun 1961-1963, 1981-1982, 1987, 1994-1995, 1998-1999, yang berlangsung di Buenos Aires dan 2014-2018 berlangsung di Termas de Rio Hondo.
3. Hanya Valentino Rossi, 'Angkatan' Buenos Aires yang Tersisa

'The Doctor' Valentino Rossi adalah satu-satunya pebalap reguler MotoGP tersisa di tahun 2018 yang pernah merasakan balapan MotoGP di Buenos Aires. Saat itu, Rossi masih di kelas 250 cc, bersama Aprilia, dan finish ke-3, sedangkan pada tahun sebelumnya, ia berhasil menjadi yang tercepat mengungguli Loris Capirossi.
ADVERTISEMENT
Kala balapan dilangsungkan di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo, Valentino Rossi baru berhasil sekali finish pertama, yaitu di tahun 2015 mengungguli Andrea Dovizioso dan Cal Crutchlow, masing-masing di urutan ke-2 dan ke-3.
4. Hanya Ada Dua Pebalap Tuan Rumah yang Meraih Podium Pertama
Setelah Jorge Kissling memenangi balapan kelas 500 cc tahun 1961, Benedicto Caldarella mengikuti jejaknya setahun kemudian. Setelah itu, dari masa ke masa, tidak pernah ada lagi pebalap Argentina yang menang di tanahnya sendiri. Bahkan, salah satu pebalap MotoGP tersukses dari negara asal Diego Maradona itu, yaitu Sebastian Porto hanya sanggup finish ke-4 di tahun 1999 dengan motor Yamaha-nya pada kelas 250 cc.
5. Dovizioso Cetak Sejarah untuk Ducati

Andrea Dovizioso adalah satu-satunya pebalap Ducati yang pernah naik podium di Argentina, yaitu ketika ia finish ke-2 pada tahun 2015 silam.
ADVERTISEMENT
6. Menjadi Saksi Ketangguhan Pebalap asal Asia Tenggara
Khairul Idham Pawi (Honda) adalah pebalap asal Malaysia, sekaligus asal Asia Tenggara pertama yang sukses meraih podium puncak di Kejuaraan Dunia MotoGP. Hal itu pertama kali dia lakukan pada balapan kelas Moto3 di Sirkuit Autódromo Termas de Río Hondo, Argentina.
Pada 3 April 2016, di tengah guyuran hujan, Pawi berhasil membuat kejutan tersebut, dan berkumandanglah lagu kebangsaan Malaysia. Ia mengungguli nama-nama hebat, seperti Jorge Navarro, Brad Binder, Andrea Locatelli, juga Joan Mir.
Bahkan, seharusnya Pawi bukan satu-satunya pebalap asal Malaysia di podium hari itu, melainkan ada juga nama Adam Norrodin. Akan tetapi, nasib Adam tak mujur. Pebalap SIC Racing Team ini, yang tadinya berada di urutan ke-3, mengalami crash di tikungan terakhir pada lap terakhir balapan, sehingga harus puas finish di urutan ke-11.
ADVERTISEMENT
7. Para Pemenang yang Naik Kelas
Fakta unik lain yang mengiringi balapan MotoGP Argentina di tahun 2018 ini adalah semua peraih podium pertama kelas Moto3 sejak balapan pertama kali dihelat di Termas de Rio Honda, yang pada tahun 2014 telah berpindah ke kelas Moto2. Mereka adalah Romano Fenati (2014), Danny Kent (2015), Khairul Idham Pawi (2016), Joan Mir (2017).
Begitu juga dengan mereka yang memenangi balap di kelas Moto2, semuanya telah pindah ke kelas utama MotoGP. Mereka adalah Esteve Rabat (2014), Johann Zarco (2015, 2016), dan Franco Morbidelli (2018).
8. Sirkuit di Buenos Aires Sudah Berulang Kali Ganti Nama
Sirkuit legendaris di Buenos Aires ini sudah berulang kali berganti nama sejak pertama kali dibangun pada tahun 1952. Adalah inisiasi dari Presiden Negara Argentina kala itu, Juan Peron, guna membangun sirkuit ini. Awalnya, sirkuit ini bernama Autódromo 17 de Octubre (17 Oktober) sebagai simbol peringatan pada suatu hari di 1945 ketika Perón telah dibebaskan dari penawanan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada tahun 1955, kala Peron dipaksa harus melepas jabatan kepresidenannya dan masuk ke pengasingan, nama sirkuit itu berubah menjadi Autódromo Municipal. Pada tahun 1976, Argentina mengalami kudeta militer yang juga berimbas kepada penamaan sirkuit ini menjadi Autodromo General San Martin. Saat Argentina kembali pada paham demokrasi di tahun 1983, nama sirkuit kembali berubah menjadi Autódromo Municipal.
Pada tahun 1989, Oscar Alfredo Gálvez, pebalap legendaris Argentina yang pernah menjajal Formula One (F1) di tahun 1953 dan amat populer di seri Turismo Carretera, berpulang kepada Yang Maha Kuasa setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya. Nama sirkuit berubah menjadi Autódromo Oscar Alfredo Gálvez sebagai bentuk penghormatan.
Pada tahun 2008, nama sirkuit ini disempurnakan lagi menjadi Autódromo Juan y Oscar Gálvez sebagai bentuk penghormatan terhadap saudara kandung dari Oscar, yaitu Juan yang sudah lebih dulu meninggal pada tahun 1963 akibat kecelakaan balapan di Olavarría, Buenos Aires, Argentina.
ADVERTISEMENT
9. Kegagalan Penyelenggaran MotoGP di Tahun 2013
Seharusnya, MotoGP sudah dapat diselenggarakan di Argentina pada tahun 2013 di Sirkuit Autódromo Termas de Rio Hondo. Akan tetapi masalah politik yang terjadi antara pemerintah Argentina dan perusahaan Repsol SA, serta juga pemerintah Spanyol menyebabkan balapan MotoGP di Argentina tahun 2013 menjadi batal dengan alasan keamanan.
Berbagai pihak mengkhawatirkan keselamatan (jiwa) dari pebalap dan seluruh kru tim Honda Repsol akibat permasalahan tersebut. Alhasil, balapan baru dapat diselenggarakan setahun kemudian, setelah suasana berangsur kondusif.
Apa yang terjadi di tahun 2013 tersebut? Ada sebuah perusahaan energi terbesar di Argentina bernama YPF (Yacimientos Petrolíferos Fiscales) yang berdiri pada tahun 1922. Ini adalah perusahaan yang menopang sebagian besar kebutuhan energi, seperti halnya minyak dan gas di Argentina. Namun, karena satu dan lain pertimbangan, YPF diswastanisasi oleh pemerintah Argentina pada tahun 2013. Perusahaan Repsol SA asal Spanyol membeli saham mayoritas perusahaan ini sebesar 98% pada tahun 1999.
ADVERTISEMENT
Dari tahun ke tahun setelah swastanisasi, dan ditambah lagi pengakuisisian oleh Repsol SA, Argentina tidak merasakan dampak positif YPF bagi negara. Presiden Cristina Fernández de Kirchner akhirnya berinisiasi untuk menasionalisasi perusahaan ini kembali pada tahun 2012 (yang katanya juga merupakan salah satu janji kampanye beliau). Negara hendak mengambil alih mayoritas saham perusahaan, yaitu sebesar 51%, dan hal ini juga disetujui oleh Senat Argentina.
Pemerintah Argentina menuding Repsol gagal berinvestasi guna memelihara produksi minyak, dan berakibat kurang baik terhadap perekonomian dan cadangan energi negara. Repsol berang dan menuduh bahwa tindakan pemerintah Argentina adalah ilegal, dan membuat gugatan ke pengadilan. Suasana antara negara dan Repsol, serta pemerintah Spanyol sempat memanas dan dukungan rakyat Argentina mengalir kepada pemerintah mereka, sehingga masuk akal jika tim balap MotoGP Repsol sangat khawatir akan keselamatan timnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Argentina berhasil kembali menasionalisasi YPF dengan membayar kompensasi senilai US$ 4,67 milyar kepada Repsol sebagai bentuk kompensasi. Repsol SA pun mencabut gugatannya kepada Pemerintah Argentina, Mei 2014. Balapan MotoGP perdana di Argentina sendiri berlangsung sukses sebulan sebelumnya, di mana pebalap tim Repsol Honda, Marc Marquez menjadi jawara, disusul oleh kompatriotnya, Dani Pedrosa di urutan ke-2.
10. MotoGP Argentina 1982 sebagai Prekuel Perang Falkland
Bagi Nick Harris dan Peter Clifford, mendengar suara ribut dan bising dari sirkuit balap MotoGP adalah hal yang biasa, seperti halnya yang mereka lakukan pada tahun 1982. Tidak ada perasaan aneh kala mereka harus berangkat ke sana guna meliput balapan MotoGP Argentina 1982 di sirkuit yang terletak di Buenos Aires.
ADVERTISEMENT
Kedua jurnalis asal Inggris itu sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap Kepulauan Falkland (Malvinas) dan tak begitu tahu isu panas dan ribut-ribut yang membelit kepulauan tersebut. Barulah pada suatu malam mereka menemukan diri mereka berada di tengah-tengah demonstrasi massa.
"Ribuan perempuan dengan plakat menuntut untuk mencari tahu apa yang terjadi pada putra mereka yang hilang dan sejumlah besar polisi antihuru-hara bersenjata meriam air adalah pemandangan yang suram," tulis Nick Harris di situs media pribadinya.
Singkatnya, Kepulauan Falkland ini adalah kepulauan yang menjadi rebutan antara Argentina dan Inggris. Kedua negara berusaha mati-matian mempertahankan wilayah ini.
Balapan MotoGP Argentina 1982 berlangsung pada 28 Maret 1982, di mana Kenny Roberts (Yamaha) asal Amerika Serikat memenangi kelas 500 cc, mengasapi Barry Sheene (Yamaha) asal Inggris dan Freddie Spencer (Honda) yang juga asal negeri paman sam. Kelas 350 cc dimenangi Carlos Lavado (Yamaha) asal Venezuela dan kelas 125 cc dimenangi Angel Nieto (Garelli) asal Spanyol. Nick Harris bercerita bahwa ia dan Peter Clifford bisa jadi terjebak tidak dapat pulang karena beberapa hari setelahnya perang antara Inggris dan Argentina pecah guna memperebutkan kepulauan Falkland.
ADVERTISEMENT
"Balapan selesai, kami bergegas ke bandara untuk mengejar penerbangan minggu malam British Caledonian ke Gatwick. Kerja bagus karena ini adalah salah satu penerbangan terakhir untuk terbang keluar dari Argentina menuju Inggris selama bertahun-tahun yang panjang, tetapi kami masih tidak menyadari apa yang terjadi. Setibanya di Gatwick semua itu berubah karena berita utama surat kabar pagi yang membicarakan tentang invasi Falkland oleh Argentina. Kami lolos tapi hampir terjebak dan perang diumumkan dua hari kemudian," tulis Nick Harris. Perang Falkland berlangsung pada tanggal 2 April-14 Juni 1982.
Cukup banyak fakta dan cerita menarik seputar perhelatan MotoGP di Argentina. Dan tentunya, yang tak kalah menarik tentu adalah balapannya itu sendiri. Ya, bukan hanya sepak bola, yang ternyata menjadi daya tarik menarik dari Argentina.
ADVERTISEMENT