Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Gerakan Sedekah Nasional: Ajakan Mulia untuk Saling Berbagi
27 April 2018 23:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gerakan Sedekah Nasional (Foto: Ponpes Daqu)
Pada hari Jumat, 27 April 2018 tengah berlangsung kemeriahan di Pondok Pesantren Daarul Qur'an (Ponpes Daqu), Kota Tangerang, Banten. Sudah sejak jam 7 pagi, para santri dari semua tingkat pendidikan, mulai dari TK sampai SMA berkumpul di lapangan upacara ponpes. Tidak hanya para santri, para asatidz (ustadz) dan staf Ponpes Daqu pun tak mau ketinggalan ikut berbaur. Di Ponpes binaan Ustadz Yusuf Mansur itu tengah berlangsung keriaan yang biasa dirayakan sejak 8 tahun yang lalu pada tanggal yang sama, yaitu Gerakan Sedekah Nasional (Gersena).
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Agama Islam, sedekah merupakan salah satu ibadah yang diyakini amat besar dampak baiknya, bagi si pemberi, maupun si penerima. Ustadz Yusuf Mansur sendiri hampir selalu mengangkat tema mengenai pentingnya sedekah dan berbagi kepada sesama dalam setiap ceramahnya. Maka dari itu, tidak mengherankan jika Ponpes Daqu binaannya amat getol dalam hal sedekah. Para santri telah diajarkan bersedekah sejak dini agar terbiasa menjadi pribadi yang dermawan dan senang berbagi di masa dewasanya kelak, dan Gerakan Sedekah Nasional adalah salah satu contoh kegiatan tahunan ponpes yang diadakan dalam rangka merayakan ibadah sedekah ini.
Gerakan Sedekah Nasional (Foto: Ponpes Daqu)
Dalam Surat Ali Imran ayat 92, Allah SWT. berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya".
ADVERTISEMENT
Potongan ayat tersebut benar-benar diterapkan oleh para santri, asatidz, dan staf di Ponpes Daqu pada hari tersebut. Kebanyakan dari mereka membawa uang tunai, bahkan para santri cilik ada yang terlihat membawa celengan di hari Gerakan Sedekah Nasional guna memberikan sedekah terbaik mereka. Betapa semangat sedekah, semangat berbagi, dan semangat peduli sesama amat dipupuk di Ponpes Daqu.
Gerakan Sedekah Nasional (Foto: Ponpes Daqu)
Tak mengherankan jika semangat sedekah para santri begitu besar karena pada ustadz Ponpes Daqu juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana menyedekahkan sesuatu yang paling berharga. Ustadz Ahmad Jameel, pimpinan Ponpes Daqu, rela melelang jam tangan kesayangannya merk G-Shock yang dibuka pada harga Rp. 1.000.000,-. Jam tangan itu kemudian laku dibeli oleh ustadz lain, Ustadz Saribun, seharga Rp. 2.100.000,-. Kemudian, oleh Ustadz Saribun, jam itu kembali dilelang dan laku oleh seorang santri kelas 11 (setingkat kelas 2 SMA) seharga Rp. 2.700.000,-.
ADVERTISEMENT
Hal yang luar biasa adalah tentang bagaimana seorang santri mampu membeli jam milik ustadz-nya. Menurut keterangan dari Ustadz Gumanti selaku Kepala Bidang Media Daarul Quran, santri tersebut membeli jam tersebut dengan uang tabungannya. Ya, selain diajarkan bersedekah, Ponpes Daqu juga mengajarkan kepada santrinya untuk rajin menabung. Namun, di sisi lain, mereka juga mendidik para santrinya untuk dapat merelakan harta yang, bagi mereka, dianggap berharga dan/atau terbaik untuk dapat disedekahkan.
Gerakan Sedekah Nasional (Foto: Ponpes Daqu)
Jika bicara mengenai "harta yang paling dicintai" atau "sedekah terbaik", maka sebenarnya apa sih definisi frase tersebut? Ustadz Hendy Irawan Saleh, Kepala Biro Media dan Informasi, menuturkan, "sedekah yang terbaik itu sampai pada level menyedekahkan setengah dari hartanya (yang paling dicintai)".
ADVERTISEMENT
"Kalimat sebagian (dalam Surat Ali Imran ayat 92) ini diartikan sampai pada level 50%. Itulah sedekah yang terbaik. Ada sedekah harta yang terbaik, ada sedekah yang sebenarnya dia pahalanya besar, seperti mendamaikan dua orang yang berseteru, seperti itu contohnya," lanjut Ustadz Hendy.
Memang, jika bicara sedekah, maka kita kembali kepada keikhlasan masing-masing. Namun, sedekah yang terbaik adalah memberikan harta yang terbaik/paling dicintai atau melakukan sesuatu yang bermanfaat lainnya.
Akan tetapi, sedekah adalah ibadah yang dapat dilakukan kapan saja. Lalu, kenapa sampai harus diciptakan Gersena segala? Begini, manusia adalah tempatnya lupa dan salah, sehingga terkadang manusia butuh sebuah "momentum" untuk mengingat. Bukankah kadang manusia suka lupa dengan sedekah kala diguyur banyak harta? Kehadiran hari Gersena dapat dianggap sebagai cara untuk mengajak masyarakat mengingat akan pentingnya sedekah.
ADVERTISEMENT
Jika kita sudah sedekah sebelum tanggal 27 April atau baru sempat sedekah setelah tanggal 27 April itu tidak masalah. Intinya, Gersena adalah ajakan kepada seluruh kaum muslim di Indonesia untuk bersedekah, menyedekahkan sebagian hartanya di jalan Tuhan, syukur-syukur yang disedekahkan adalah sesuatu yang terbaik. Gerakan Sedekah Nasional adalah pengingat bahwa ibadah yang satu ini dapat besar dampak positifnya bagi sesama, sehingga sah-sah saja untuk dirayakan.
Coba, berapa banyak dari kita yang suka lupa bahwa kita punya salah kepada teman atau saudara, sehingga harus menunggu hari raya idul fitri atau idul adha untuk sekedar mengucapkan "Saya mohon maaf lahir dan batin"? Padahal, minta maaf harusnya bisa kapan saja. Kurang lebih sama dengan hari Gersena. Ketika hari-hari begitu sibuk dengan pekerjaan, kehadiran Gersena dapat menjadi pengingat bahwa "oh iya, di dalam sebagian harta saya ada hak milik orang lain". Syukur-syukur dapat rajin sedekah setiap bulan atau setiap minggu.
ADVERTISEMENT
Seluruh dana yang terkumpul dari hasil sedekah di Ponpes Daqu, seluruhnya akan diberikan ke PPPA Darul Qur'an (lembaga pengelola sedekah Daqu) untuk program pembibitan penghafal Al-Qur'an atau istilah lainnya Beasiswa Tahfizh Qur'an (BTQ). Bagi kita yang juga ingin berkontribusi terhadap program tersebut dapat berdonasi ke sedekahonline.com. Saat ini, PPPA Daarul Qur'an sedang fokus memberikan bantuan dana beasiswa untuk para penghafal Qur'an, mulai dari 39400 santri di 985 Rumah Tahfizh, 300 santri di 6 Pesantren Takhassus, hingga 2400 mahasiswa-mahasiswi berprestasi di 24 universitas unggulan se-Indonesia.
Dan tentunya, bersedekahnya tidak harus pada tanggal 27 April saja. Sampai tanggal 27 April 2018 pukul 10:55, sudah terkumpul dana sebesar Rp. 338.320.314 dari total 1045 donatur.
ADVERTISEMENT
Namun, kalau ternyata kamu-kamu semua ingin berdonasi untuk kegiatan sosial di lembaga lain, ya tidak mengapa karena, pada intinya, Gerakan Sedekah Nasional adalah ajakan untuk bersedekah, mengingatkan kita untuk saling berbagi, membuka genggaman yang telah menjadi hak mereka yang kurang mampu. Di situs resmi PPPA Darul Qur'an sendiri, juga banyak pilihan donasi kegiatan sosial lainnya. Satu hal yang perlu kita ingat adalah sedekah tidak akan mengurangi harta, tetapi malah membuatnya bertambah (setidaknya 10 kali lipat).
Allah SWT. berfirman dalam Surat Al-Hadid ayat 18: "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak".
Gerakan Sedekah Nasional (Foto: Ponpes Daqu)
ADVERTISEMENT