Konten dari Pengguna

Harus Bagaimana Lagi Mendoakan Sepak Bola Indonesia?

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
20 Februari 2025 21:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suporter Persela Lamongan memasuki lapangan pada pertandingan Liga 2 antara Persela Lamongan melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Tuban, Jawa Timur, Selasa (18/2/2025). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Persela Lamongan memasuki lapangan pada pertandingan Liga 2 antara Persela Lamongan melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Tuban, Jawa Timur, Selasa (18/2/2025). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Begitulah kata salah satu teman saya yang merupakan penggemar berat Persela Lamongan. Ia mengatakan itu ketika kami berpapasan di dekat musala kantor di pengujung waktu Salat Magrib, Selasa (18/2) petang.
ADVERTISEMENT
Padahal, sejak awal musim Liga 2 2024/25, teman saya itu tidak pernah menaruh pesimistis soal nasib Persela. Ia selalu yakin lebih dari 100 persen bahwa ‘Laskar Joko Tingkir’ pasti bisa memastikan tiket promosi ke Liga 1 pada musim ini.
Ia padahal bukan wartawan olahraga, tetapi selalu bilang bersedia membuat draf artikel soal Persela promosi ke Liga 1. Ia bahkan sudah bilang begitu sejak sebelum kick-off Liga 2 musim ini dimulai. Sampai Selasa (18/2) siang WIB, ia masih siap menawarkan diri untuk membuat draf artikel soal Persela promosi ke Liga 1.
“Saya akan menulisnya pakai hati,” ucapnya ketika berjumpa saya di pantry kantor.
Akan tetapi, bencana itu datang beberapa jam setelahnya.
Panitia pelaksana mengamankan amplifier sepiker pada pertandingan Liga 2 antara Persela Lamongan melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Tuban, Jawa Timur, Selasa (18/2/2025). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
Persela menghadapi Persijap Jepara dalam laga terakhir Grup Y Babak 8 Besar Liga 2 2024/25 di Stadion Tuban Sport Center, Selasa (18/2). Sebelum laga, Persela berada di urutan buncit klasemen dengan 4 poin. Sementara, Persijap ada di urutan 3 dengan 6 poin.
ADVERTISEMENT
Persela wajib menang jika ingin menjaga asa lolos ke Liga 1 via laga playoff kontra PSPS yang merupakan runner up Grup X. Namun syarat lainnya, Bhayangkara FC selaku pemuncak klasemen Grup Y yang sudah pastikan tiket ke Liga 1 harus mengalahkan PSKC Cimahi.
Laga ini rusuh dan terpaksa berhenti secara prematur usai suporter turun lapangan. Wasit menghentikan laga pada menit ke-79 usai asap memenuhi lapangan karena ada oknum suporter yang menyalakan flare.
Situasi semakin pelik. Sebab, suporter mulai turun ke lapangan. Dalam beberapa gambar yang beredar di media sosial, sejumlah oknum suporter merusak fasilitas stadion. Pertandingan pun berhenti.
Adapun pada waktu yang bersamaan di Stadion Pakansari, Bogor, PSKC menang 1-0 atas Bhayangkara. PSKC kini mengoleksi 8 poin di urutan kedua. Yang berarti, Persela tetap tidak akan bisa lolos ke Liga 1 jika menang. Sementara, jika Persijap menang, mereka bisa lolos ke playoff.
Suporter Persela Lamongan melemparkan kursi pada pertandingan Liga 2 antara Persela Lamongan melawan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Tuban, Jawa Timur, Selasa (18/2/2025). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
Kalimat pasrah teman saya di atas keluar dari mulutnya usai insiden tersebut. Dan sepertinya, jika situasinya nanti Persela tetap menang dan PSKC kalah, ia juga tetap tidak akan terlalu bangga melihat Persela masih punya peluang promosi ke Liga 1. Ia sudah kadung kesal dengan kelakuan oknum suporter yang menggila di laga itu.
ADVERTISEMENT
Saya membayangkan betapa hancurnya perasaan teman saya itu. Saya bukan penggemar Persela, tetapi ikut pusing bukan kepalang melihat gambar dan video kerusuhan yang beredar di dunia maya.
Saking peliknya pikiran, saya sampai salat saja tidak konsen. Saya melaksanakan Salat Magrib berjemaah. Pas rakaat terakhir, setelah duduk di antara 2 sujud, saya sampai lupa untuk melakukan sujud lagi sebelum duduk tahiyat akhir. Saya jadi enggak enak sama Allah Swt. Salat tapi pikiran ke mana-mana.
Kejadian rusuh di laga Persela vs Persijap hanya puncak dari pusingnya kepala saya melihat sepak bola Indonesia. Karena sejak pagi, saya masih sibuk membuat berita terkait kerusuhan laga Persija vs Persib di Liga 1 pada Minggu (16/2). Satu masalah belum beres, nambah lagi kerusuhan baru.
Suporter menyalakan flare usai laga lanjutan Liga 1 antara Persija Jakarta melawan Persib bandung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (16/2/2025). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Sudah begitu, negara ini dihebohkan juga dengan isu kehadiran Cristiano Ronaldo. Banyak orang yang awalnya antusias, mendadak sangsi karena informasinya tidak jelas. Isu ini juga membuat saya sibuk.
ADVERTISEMENT
Dua insiden rusuh tadi hanya contoh, nyatanya masih ada insiden rusuh di tempat lain. Segala insiden di sepak bola Indonesia yang terjadi sejak awal 2025 ini membuat saya merapal doa setelah Salat Magrib. “Ya Allah tolong selamatkanlah sepak bola Indonesia”.
Saya tidak tahu itu kalimatnya sudah benar atau belum. Saya ingin doa yang saya panjatkan benar-benar dikabul. Sebab, sudah lelah melihat wajah sepak bola Indonesia yang penuh lumpur.
Ya, walaupun, yang namanya doa juga harus diiringi ikhtiar, sih. Namun, ikhtiar itu ya sekuatnya saja, sedangkan doa itu harus sekencang-kencangnya.
Pekerja memeriksa besi pagar pembatas tribun penonton yang rusak di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/2/2025). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Di tengah peliknya hari, tiba-tiba saya membaca kutipan dari salah satu pelatih legendaris Liga Inggris. The one and only Arsene Wenger. Ia mendoakan mantan klub besutannya agar bisa menjuarai Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
“Arsenal harus tampil lebih sempurna lagi. Jadi, saya berdoa, tetapi saya harus meningkatkan kualitas doa saya,” kata Wenger yang ingin sekali melihat Arsenal juara Liga Inggris lagi, dikutip dari GFNF.
Wenger, seingat saya, dia adalah seorang atheis, meski tumbuh di keluarga Katolik. Kenapa orang atheis alias tidak percaya Tuhan mendadak ingin berdoa?
Nah, lho. Jika seorang atheis tiba-tiba mendadak ingin berdoa karena menginginkan suatu kebaikan, kayaknya kita yang telanjur beragama sejak kecil juga harus berdoa. Dan tidak ada salahnya mendoakan sepak bola Indonesia.