Lika-Liku Hidup Naseem Hamed, ‘Pangeran’ Muslim di Atas Ring Tinju

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
7 Mei 2019 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tinju. Foto: Pexels/@pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tinju. Foto: Pexels/@pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kalimat suci di atas disebut takbir, yang kerap dikumandangkan di masjid dan musala. Sebab, kedua tempat itu adalah rumah Tuhan Yang Maha Besar. Mengagungkan nama-Nya bisa menjadi keberkahan tersendiri bagi yang mengucapkan.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti di Indonesia, di negara-negara minoritas muslim, seperti Amerika Serikat, Inggris, ataupun lainnya, tak lazim kalimat takbir diucapkan dalam pergaulan sehari-hari di tempat umum, seperti di jalan, perumahan, apalagi ring tinju. Akan tetapi, seorang pria bernama Naseem Hamed memungkinkan kalimat “Allahu Akbar” didengungkan di tempat yang terakhir disebutkan.
Potret Naseem Hamed tahun 1997. Foto: Wikimedia Commons
Pria yang Lahir di Sheffield pada 12 Februari 1974 itu sudah mengenal tinju dari kecil. Saat usianya 7 tahun, petinju keturunan Yaman tersebut dibawa oleh ayahnya ke gym tinju milik Brendan Ingle--yang kelak jadi pelatihnya hingga tahun 1998--dengan harapan agar ia bisa melindungi dirinya sendiri. Namun, kelak dunia mengenalnya sebagai ‘Prince’ Naseem Hamed.
Perjalanan Karier, Catatan Prestasi, Aksi-aksi nyeleneh
Naseem Hamed baru memulai karier tinju profesional di kelas terbang pada tahun 1992. Kekuatannya, dengan gaya bertinju southpaw, begitu memukau banyak orang. Dalam 10 laga tinju resmi pertama yang dilakoninya, Hamed menundukkan semua lawannya, yang seluruhnya berasal dari Negeri Ratu Elizabeth, sebuah identitas kewarganegaraan yang masih ia pegang hingga hari ini.
ADVERTISEMENT
Gelar pertamanya diraih pada 11 Mei 1994. Hamed yang kala itu berusia 20 tahun sukses merebut gelar juara kelas bantam Eropa. Secara unanimous decision (UD), Hamed dinyatakan unggul poin oleh juri atas petinju Italia, Vincenzo Belcastro, dalam pertandingan yang berjalan selama 12 ronde di Ponds Forge, Sheffield.
Salah satu pertandingan yang paling dikenang oleh dirinya adalah saat ia bertarung dengan petinju Amerika Serikat, Kevin Kelley, 19 Desember 1997. Pertarungan di Madison Square Garden, New York, itu adalah debutnya unjuk gigi di hadapan publik Negeri Paman Sam.
"Setelah aku menjatuhkannya (Kelley), Amerika tahu siapa saya," ujarnya dilansir Mirror, 13 Juni 2015. Sekaligus, ia mampu mempertahankan gelar Kelas Bulu WBO.
Hamed berbeda dengan Muhammad Ali yang pernah bertanding hingga berjilid-jilid dengan seorang petinju. Sepanjang kariernya, Hamed tidak pernah melawan petinju yang sama lebih dari sekali.
ADVERTISEMENT
Total, dari 37 pertandingan yang dilakoni sepanjang karier profesionalnya, Hamed menang 36 kali (11 KO, 20 TKO, 5 UD) dan hanya sekali kalah, yakni oleh petinju Meksiko, Marco Antonio Barrera (UD) pada 7 April 2001. 13 bulan 11 hari usai kekalahan itu, ia melakoni laga terakhirnya, dengan mengalahkan petinju Spanyol, Manuel Calvo (UD); sekaligus menyabet gelar terakhirnya, Juara Kelas Bulu IBO.
Berikut daftar lengkap gelar juara yang pernah diraih Naseem Hamed:
ADVERTISEMENT
Selain karena kepiawaiannya memukul lawan di atas ring tinju, Hamed dikenal karena lagaknya di atas ring terkadang mampu mengundang gelak tawa penonton. Selain itu, ia juga kerap membuat sensasi saat akan memasuki ring, di mana ia pernah duduk di atas permadani lalu diangkat menggunakan sling, sehingga memberi kesan seolah-olah ia terbang.
Atau ia duduk di atas singgasana yang diangkut oleh banyak orang, laiknya pangeran kerajaan. Pernah juga pada suatu pertandingan, arena tempat diadakannya pertandingan didekorasi seperti kuburan. Dari balik kepulan kabut biang es, Hamed keluar dan berjalan menuju ring sambil diiringi lagu ‘Thriller’-nya Michael Jackson.
Aksi nyelenehnya yang paling ‘sederhana’ kala memasuki ring adalah berlari lalu lompat hingga jungkir balik melewati tali ring, laiknya seorang pelompat indah. Ada-ada saja.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2015, ia menerima penghargaan International Boxing Hall of Fame di Canastota, New York, Amerika Serikat. Resmi sudah namanya masuk dalam jajaran legenda tinju dunia.
Perseteruan dengan Brendan Ingle
Brendan Ingle. Foto: geograph.org.uk
Pada tahun 1998, Naseem Hamed pernah terlibat perseteruan dengan pelatihnya, Brendan Ingle. Hamed menyebut pria asal Irlandia itu sebagai Judas (pengkhianat) dan mata duitan. Pada kesempatan lain, Hamed menyebut Ingle telah mencuci otaknya dan memperlakukannya seperti seorang amatir.
"Saya menyadari setelah 17 tahun bahwa Brendan (Ingle) benar-benar dan jelas berorientasi pada uang, mata duitan. Saya tidak marah, saya seorang yang dewasa, yang lebih dewasa dan lebih bijaksana pada usia 24 (tahun) daripada Brendan dan dia berusia 58 tahun. Orang lain akan memecatnya. Aku membuatnya menjadi jutawan. Layaknya sebuah ikatan pernikahan. Aku merasa dikhianati. Dia adalah seorang Judas," katanya dilansir The Independent, 15 Oktober 1998.
ADVERTISEMENT
Namun, Ingle masih rela mendampingi Hamed, saat ia sukses mempertahankan gelar WBO dan Lineal dari petinju Inggris, Wayne McCullogh, pada 31 Oktober 1998. Setelah itu, mereka berpisah. Beberapa waktu kemudian, Hamed mengungkap perseteruannya dengan Ingle adalah karena ia tidak senang dengan komentar Ingle tentang dirinya dalam buku yang ditulis oleh Ingle, The Paddy and the Prince.
"Buku itu adalah hal besar di mata saya, dia mengungkapkan beberapa hal yang bersifat pribadi. Anda tidak melakukan apa yang dia lakukan. Saya, orang tua saya, dan semua orang berpikir bahwa tindakannya itu benar-benar tidak pantas,” katanya, dilansir Irishtimes.com, 10 Desember 1998.
Pertandingan selanjutnya, ketika Hamed bertanding melawan Paul Ingle (sejauh yang saya tahu Paul tidak punya hubungan darah dengan Brendan, CMIIW) pada 10 April 1999, ia sudah memiliki pelatih baru.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan dan Dipenjara
Pada 2 Mei 2005, Hamed yang mengendarai McLaren-Mercedes seharga £ 325.000 miliknya dengan kecepatan 90 mil per jam terlibat kecelakaan dengan dua mobil di Ringinglow Road, Sheffield. Pengemudi kendaraan Volkswagen Golf, Anthony Burgin, yang saat itu berusia 38 tahun, mengalami patah tulang dan berminggu-minggu dirawat di rumah sakit. Istrinya, Clare, juga terluka. Sementara identitas satu pengendara lagi adalah pria bernama Michael Wood yang mengendarai Ford Mondeo.
Hamed ditangkap sehari setelahnya, tetapi lalu dibebaskan dengan jaminan. Namun, kasusnya tidak berhenti sampai di situ. Singkat cerita, pada 12 Mei 2006, usai menjalani beberapa kali sidang, pengadilan menjatuhkan hukuman 15 bulan penjara dan larangan mengemudi selama empat tahun kepada Hamed usai dirinya mengaku bersalah pada sidang sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kenyataannya, pada 4 September 2006, Hamed bebas usai menjalani 16 minggu masa penahanan dari total hukuman 15 bulan yang didakwakan padanya. Burgin mengaku kaget dan tampak kecewa. Kisah kemudian berbalik, Burgin didakwa atas tuduhan mengemudi dengan membahayakan nyawa seseorang, yakni istri Hamed, Eleasha pada 19 April 2007. Namun akhirnya, Burgin bebas dari tuduhan.
Permohonan Maaf
Pada tahun 2002, muncul foto Hamed memeluk Ingle, dan foto-foto lain yang menggambarkan mereka laiknya sepasang sahabat. Orang-orang bilang mereka telah berdamai.
Namun, pada tahun 2015, Hamed sekali lagi mengutarakan niatnya untuk berdamai dengan Brendan Ingle.
"Apa yang saya pelajari dari gym (bersama Brendan Ingle) dan lingkungannya sangat berharga. Satu-satunya hal yang saya inginkan adalah duduk bersama Brendan untuk meminta maaf kepadanya, jika saya membuatnya marah, dan berbaikan dengan Brendan,” ujarnya, dilansir Sky Sports, 1 Juli 2015.
ADVERTISEMENT
Hamed mengatakan, niatnya itu sudah ia utarakan kepada anak Ingle. Namun, anak Ingle mengungkapkan sang ayah belum siap untuk kembali duduk bersama Hamed. Orang terdekat Ingle (yang namanya tak dipublikasikan), mengatakan kepada Sheffield Star bahwa Ingle tidak tertarik menemui Hamed.
Saat Ingle menghembuskan napas terakhirnya, Hamed mengaku sedih saat mentor, sahabat, sekaligus musuhnya itu berpulang. “Tanggal 25 Mei adalah hari yang sangat menyedihkan bagi saya, keluarga Ingle, dan Sheffield secara keseluruhan,” katanya, dilansir The Star, 31 Mei 2018.
"Saya memiliki waktu yang luar biasa dan menakjubkan, dibuat oleh Brendan, dan saya tidak akan pernah lupa bagaimana Brendan meletakkan fondasi untuk karier tinju saya, menjadikan saya seorang petarung selama bertahun-tahun," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hamed juga pernah menyatakan permintaan maafnya secara terbuka kepada Anthony Burgin dan Michael Wood. “Satu-satunya hal yang saya sesalkan adalah saya melukai seseorang seperti yang saya lakukan. Saya sangat menyesal,” kata Hamed, dilansir The Telegraph, 13 Juni 2015.
"Saya hanya berharap suatu hari dia (korban) bisa memaafkan saya. Itu adalah sebuah kecelakaan," lanjutnya.
Sisi Religius sang ‘Pangeran’
11 Maret 2000, detik-detik menjelang laga melawan petinju Afrika Selatan, Vuyani Bungu, Hamed dipanggil oleh seorang pria ke tengah ring. Pria itu menyodorkan mic dan segera setelahnya, di hadapan ribuan pasang mata yang memadati London Olympia, London, Inggris, Hamed meneriakkan kalimat yang juga ia teriakkan di pertandingan-pertandingan lain yang ia lakoni.
ADVERTISEMENT
Namun, ada suatu masa di mana Hamed yang merupakan superstar tinju kerap menghabiskan waktu di kelab malam di Sheffield. Terkadang, ia dengan bangganya berpose dengan perempuan-perempuan seksi di dalam mobil mewah.
Ada juga cerita Hamed meminta Brendan Ingle--yang saat itu masih jadi pelatihnya--untuk masuk Islam. Hamed merasa Ingle bisa menjadi muslim yang baik karena diketahui bahwa Ingle tidak minum alkohol, tidak merokok, dan tidak berjudi. Namun, Ingle mengelak dengan mempertanyakan keislaman Hamed sendiri.
“Saya berkata, Naz (panggilan Hamed), dengarkan, bagaimana denganmu? Kamu tidak salat lima waktu. Kamu tidak mandi lima kali sehari. Kamu tidak pergi ke masjid. Yang kamu lakukan hanyalah menggunakan ponselmu. Kamu menyebabkan masalah di seluruh Sheffield, di seluruh Inggris, dan di seluruh Eropa,” kata Ingle ketika mengenang masa-masa mereka masih berpartner, dilansir The Guardian, 6 Februari 2005.
ADVERTISEMENT
Namun, pada akhirnya, ia tetap berpegang teguh pada Islam. Ada suatu masa transisi di mana ia hampir tak pernah terlihat lagi di kelab malam dan perlahan meninggalkan kehidupan gemerlap.
Melansir dari The Guardian, Hamed diketahui sebagai seorang yang sering menyumbang ke sebuah masjid, yang letaknya tidak jauh dari gym tinju miliknya di kawasan Abbeydale Road. Hamed juga mengerti apa itu takdir dan paham memaknai betapa pentingnya bersyukur.
“Jika (takdir) dituliskan (oleh Tuhan) agar saya kalah, saya akan kalah dengan terhormat dan menunjukkan rasa syukur. Saya kembali pada keyakinan saya; apa pun yang terjadi, apa pun yang salah dalam hidup anda, umat muslim berterima kasih kepada Tuhan karena (jika tidak) itu bisa menjadi lebih buruk,” katanya kepada The Telegraph, 3 Agustus 2001, beberapa bulan usai kalah dari Barrera.
ADVERTISEMENT
15 Agustus 2001, ia dipercaya mengisi acara di kanal BBC2 yang bertajuk ‘Beginner's Guide to Islam’. Dalam acara itu, intinya, Hamed mencoba memutus stereotip buruk tentang Islam yang sering disiarkan oleh media-media barat.
Hamed mengungkapkan Islam adalah agama yang damai. Ia menjelaskan pula tentang lima rukun Islam, mulai dari syahadat, salat, puasa, zakat, dan pergi haji. Di awal acara, ia terlebih dahulu menegaskan betapa pentingnya Islam bagi dirinya.
ADVERTISEMENT