Lu Belum Gaul Kalau Ngomong Gak Diselipin 'Kayak'

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 14:59 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Foto: Unsplash/jontyson
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Unsplash/jontyson
ADVERTISEMENT
Apa yang ada di bayangan lu kalau mendengar kata "anak gaul"? Mungkin, salah satunya adalah anak gaul (juga anak sok gaul) itu kalau ngomong suka campur Indo-English.
ADVERTISEMENT
"Which is", "literally", "at the same time", "prefer", "fix", dan lain-lain. Itulah contoh kosakata Bahasa Inggris yang suka dipakai anak gaul zaman now atau anak Jaksel.
Akan tetapi, kalau lu semua perhatiin, ada satu kata lagi, kata dalam Bahasa Indonesia, yang suka diselipin dalam percakapan. Itu adalah "kayak".
Kalau berdasarkan KBBI, "kayak" itu fungsinya sama seperti "seperti" atau "sebagai". Menggambarkan sebuah perumpamaan.
"Bini gua tadi kayak marah gitu ke gua, tapi rasanya gua kayak enggak ada salah apa-apa". Foto: Unsplash/@danielfazio
Tidak ada yang salah dengan "kayak". Hanya, kok, sepertinya penggunaannya jadi keliru, ya, di beberapa konteks.
Teman gua, Ikhlas, beberapa kali menegur gua soal pemakaian "kayak" ini. Sebab menurutnya, ada beberapa perkataan gua yang mestinya enggak perlu diselipin "kayak".
Contoh 1: Gua tuh kayak bingung sama orang-orang yang beraknya kayak jongkok di toilet duduk.
ADVERTISEMENT
"kayak bingung". Ini gua bingung betulan atau seolah-olah bingung?
"kayak jongkok". Ini maksudnya benar-benar jongkok atau seakan-akan jongkok?
Contoh 2: Gua tuh kayak merasa bahwa gua ini enggak pantas untuk cewek kayak dia.
"kayak merasa". Ini benar-benar merasakan atau enggak, sih? Aneh.
"kayak dia". Kalau ini masih oke karena nanti bisa dijabarkan lagi itu maksudnya bagaimana.
"Duh, rasanya kayak pengin banget berenang, deh". Foto: Unsplash/@toddquackenbush
Fenomena penggunaan selipan "kayak" ini enggak cuma ada di lingkup kelas menengah ngehek. Orang-orang muda yang sukses juga melakukannya.
Beberapa waktu lalu, gua mendengarkan podcast yang dipandu seorang mantan Menteri RI dengan salah seorang pegiat startup sukses di Indonesia. Tokoh yang disebut kedua menceritakan banyak cerita menarik, tetapi maaf, sejumlah kata "kayak" yang ia selipkan agak mengganggu.
ADVERTISEMENT
Si pegiat startup katanya pernah menulis buku. Gua belum pernah baca, tetapi gua yakin jumlah kata "kayak" dalam tulisannya tak sebanyak di ucapannya.
Gua penasaran bagaimana awal mula selipan "kayak" ini menjadi tren? Kayaknya, dulu-dulu enggak begitu, deh.
"Kenapa, ya, orang-orang kayak kalau ngomong suka pakai 'kayak'?". Foto: Thinkstock
Soal kenapa bisa menyebar, itu wajar. Sebab, jika orang-orang inspiratif di negeri ini banyak yang begitu, orang-orang yang menggemarinya dan mendengarnya bicara memiliki tendensi meniru.
Entah karena merasa "wah, ini nih orang inspiratif, gua akan tiru setiap dari dirinya". Atau mungkin, karena memang latah saja.
Kalau gua, sih, lebih ke alasan kedua. Ibaratnya nonton film ber-Bahasa Inggris logat British, kelar nonton bawaannya pengin ngomong Bahasa Inggris kayak tokoh di film itu.
ADVERTISEMENT
Yah, kita ini memang orang-orang yang mudah latah. Setelah latah selipan Bahasa Inggris dan "kayak", kira-kira apa lagi, ya, selanjutnya?