Menyambut Kembali 'Superman' Bernama Dwight Howard di Los Angeles

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
29 Agustus 2019 8:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
19 September 1952. Untuk pertama kalinya, sosok manusia super menyapa publik Paman Sam lewat layar kaca televisi. Aksinya menyelematkan dunia dan menghajar para penjahat sanggup memukau siapa pun yang menontonnya, tak terkecuali bocah-bocah.
ADVERTISEMENT
Nama sosok itu adalah Superman.
Jerry Siegel dan Joe Shuster adalah dua orang yang menciptakan tokoh Superman. Untuk pertama kali, Superman muncul dalam buku komik keluaran DC Comics bertajuk Action Comics #1 yang terbit pada Juni 1938.
Action Comics #1. Foto: Wikimedia Commons
Namun, penampilan pertama superhero kelahiran Planet Krypton itu dalam bentuk serial televisi live action, ya, pada tanggal yang barusan disebutkan di awal tulisan. Enam musim lamanya--tepatnya hingga tahun 1958--serial televisi bertajuk Adventures of Superman itu menghiasi layar kaca. Tokoh Superman dengan nama alias Clark Kent diperankan oleh aktor George Reeves.
Hingga tahun 1954, Adventures of Superman tayang hanya dalam dua warna: Hitam dan putih. Barulah pada tahun 1955, musim ketiga, serial ini tayang dengan tampilan warna selain hitam-putih, sehingga kontras dua warna khas kostum Superman, merah dan biru, dapat terlihat jelas.
ADVERTISEMENT
Negara Bagian California, terutama Los Angeles, kerap dipilih menjadi lokasi syuting. Sebut saja E. Clem Wilson Building yang terletak di La Brea Avenue, Los Angeles. Pada musim pertama, gedung itu dirupakan menjadi gedung kantor The Daily Planet, media tempat Clark Kent melakukan penyamarannya sebagai jurnalis. Untuk musim kedua dan seterusnya, The Daily Planet pindah lokasi ke Los Angeles City Hall.
Selain itu, beberapa spot lain di Los Angeles juga menjadi tempat syuting Adventures of Superman. Sebut saja dua kota yang masuk dalam wilayah Los Angeles County: Culver City dan San Fernando Valley. Ada juga spot lainnya, seperti Griffith Obsevatory dan Echo Park.
10 Agustus 2012. Sosok 'Superman' yang lain datang dan menjadi harapan baru publik Los Angeles. Namanya bukan Clark Joseph Kent atau Kal-El, tapi Dwight David Howard.
Dwight David Howard. Foto: NBA
***
ADVERTISEMENT
Dwight Howard mungkin tak pernah merasakan manisnya cincin NBA. Namun, pencapaian pria kelahiran Atlanta, Georgia, itu di NBA tak bisa dipandang remeh.
Sebelum bergabung dengan Los Angeles Lakers, Howard sudah empat kali tercatat sebagai pemain dengan catatan rebound per laga terbanyak dalam semusim. Bersama skuad penghuni Staples Center, ia menggenapinya jadi lima.
Selain itu, sepanjang kariernya hingga musim 2018/2019, pemain yang memulai kariernya bersama Orlando Magic hingga pertengahan tahun 2012 itu juga sudah memenangkan banyak gelar individu lainnya. Sebut saja delapan kali terpilih sebagai NBA All-Star, lima kali All-NBA First Team, tiga kali NBA Defensive Player of the Year, empat kali NBA All-Defensive First Team, dua kali NBA Blocks Leader, dan masih banyak lagi.
Dwight Howard saat masih di Orlando Magic. Foto: NBA
Atas segala prestasi itu, tak salah jika kita menyebut Howard sebagai salah satu Center terhebat di NBA. Selain itu, bukankah atribut pertahanan yang bagus ini membuatnya semakin identik dengan ciri khas tokoh Superman? Superman menyelamatkan dunia dari kejahatan, selayaknya pemain basket menyelamatkan pertahanan tim dengan rebound dan blok.
ADVERTISEMENT
Namun sebenarnya, satu prestasi yang awalnya membuat Howard dikenal sebagai Superman di NBA adalah gelar juara NBA Slam Dunk Contest 2008. Salah satu aksi terdahsyat yang dipertontokannya saat itu adalah kala ia mengenakan jubah merah Superman di tubuhnya yang terlihat kontras dengan jersi biru khas Orlando Magic.
Pada kesempatan ini, ia berlagak seolah dirinya adalah Superman betulan. Dengan tangan kosong, Howard berlari, lalu melompat sambil menangkap bola yang dilemparkan ke arahnya. Yang menarik di sini adalah ia sudah melompat dari titik free throw, melayang, lalu menceploskan bola dengan tegas ke dalam ring. Semua juri memberikan nilai sempurna: 10. Semua orang takjub, bahkan Kobe Bryant.
Lantas, mengapa prestasi terbaik Howard bersama Orlando Magic hanya runner up NBA musim 2008/2009?
ADVERTISEMENT
Sebab, rekan-rekannya di tim yang bermarkas di Negara Bagian Florida itu, termasuk Rashard Lewis dan Hedo Turkoglu, kurang mampu menopang kebintangannya. Ternyata, 'Superman' juga butuh rekan sesama 'manusia super'.
Akhirnya, musim 2012/2013, pemain kelahiran 8 Desember 1985 ini resmi pindah ke klub yang mengalahkan Magic 4-1 di final NBA 2009: Los Angeles Lakers. Di klub ini, ia bertemu dengan dua 'manusia super': Kobe Bryant dan Pau Gasol.
Aksi rebound Dwight Howard saat berseragam LA Lakers di musim 2012/2013. Foto: NBA
Bergabung dengan tim berisi banyak pemain bintang, sinar Howard tak sirna. Ia sukses memimpin perolehan rebound dan blok terbanyak sepanjang musim. Total: 945 rebound (12,4 per laga) dan 186 blok (2,4 per laga).
Meski begitu, tim ini gagal juara. Bahkan langsung tersingkir di ronde pertama playoffs oleh San Antonio Spurs.
ADVERTISEMENT
Kenapa?
Pertama, San Antonio Spurs--yang jadi juara musim 2012/2013--tampil lebih garang. Kedua, kedalaman skuad Lakers terganggu oleh cederanya sejumlah pemain, seperti Steve Nash, Jodie Meeks, Steve Blake, sehingga mereka tampil kurang maksimal saat playoffs. Alhasil, Tim Duncan dan kawan-kawan memecundangi Lakers 4-0.
Lakers vs Spurs, 11 Januari 2013. Foto: NBA
Selain itu, ada masalah lain. Howard mungkin berjasa terhadap kekokohan pertahanan Lakers, tetapi Kobe dianggap terlalu dominan sebagai pendulang poin. Di pertengahan musim, Howard sempat mempermasalahkan hal tersebut. Ia agak kesal karena jarang mendapat bola. Menurutnya, Kobe menembak terlalu banyak.
Sekadar informasi, pada musim 2012/2013, Kobe adalah pendulang poin terbanyak untuk Lakers (total 2.133 poin atau 27,3 poin per laga). Cukup jauh dari raihan Howard selaku pencetak poin terbanyak kedua (total 1.296 poin atau 17,1 poin per laga).
Dwight Howard dan Kobe Bryant. Foto: NBA
Di sisi lain, Kobe juga mengomentari Howard dengan menyebutnya terlalu mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan terhadapnya. Menurut Kobe, hal itu berdampak terhadap performa Howard.
ADVERTISEMENT
"Dia hanya ingin orang-orang menyukainya. Dia tidak ingin mengecewakan siapa pun, dan itu membuatnya menjauh dari apa yang seharusnya dia lakukan," kata Kobe dilansir ESPN, 7 Februari 2013.
Skuad LA Lakers musim 2012/2013. Kiri-ke-kanan: Steve Nash, Dwight Howard, Kobe Bryant, Pau Gasol, Metta World Peace. Foto: NBA
Melihat hasil yang kurang memuaskan, bisa disimpulkan, Kobe dan Gasol ternyata bukan kombinasi Justice League yang cocok bagi sang 'Superman'. Singkat cerita, Howard langsung pindah di musim berikutnya. Dan usai bertualang ke beberapa klub (Houston Rockets, Atlanta Hawks, Charlotte Hornets, Washington Wizards), ia akhirnya kembali ke Lakers untuk menghadapi NBA 2019/2020.
Kepindahan ini sebenarnya tak direncanakan pada awalnya, tetapi Lakers butuh pengganti dari DeMarcus Cousins yang cedera--dan kini juga terlibat kasus pengancaman terhadap mantan pacarnya. Akhirnya, 26 Agustus 2019, Howard resmi kembali didatangkan Lakers.
ADVERTISEMENT
Apa yang bisa diberikan Howard pada kesempatan keduanya bersama Lakers?
Begini, kalau mau juara, tentunya Lakers tak hanya bisa mengandalkan LeBron James. Apalagi musim lalu, 2018/2019, James dibekap cedera. Dampaknya cukup besar, yakni mereka gagal mencapai playoffs.
Menatap musim baru, mereka memperkuat diri dengan mendatangkan Anthony Davies, Danny Green, Quinn Cook, serta beberapa pemain lainnya. Namun, apakah cukup memercayakan posisi Center pada Javale McGee? Musim lalu, ia berkontribusi atas 566 rebound (7,5 per laga) dan 148 blok (2,0 per laga).
Javale McGee bersama LA Lakers. Foto: NBA
Statistik itu menandakan kontribusi blok per laga McGee paling tinggi di Lakers untuk musim lalu, sementara kontribusi rebound per laganya terbanyak ketiga. Statistik ini masih kurang memuaskan, apalagi jika dibandingkan dengan pencapaian Howard di musim pertamanya bersama Lakers maupun pencapaian Julius Randle pada musim 2017/2018--Randle akan membela New York Knics di musim baru.
ADVERTISEMENT
Selaku Center, Howard diharapkan dapat tampil lebih baik dari McGee dan Randle, bahkan kalau bisa tampil sama gemilangnya seperti pada musim 2012/2013. Usia semestinya bukan halangan untuk pemain sekelas Howard. Buktinya pada musim 2017/2018, kala membela Charlotte Hornets, ia mampu membukukan catatan statistik yang memukau: 1.012 rebound (12,5 per laga) dan 131 blok (1,6 per laga).
Howard bersama Hornets. Foto: NBA
Keraguan yang mungkin muncul di benak para fans Lakers adalah catatan kariernya musim lalu. Pemain 33 tahun ini hanya memainkan 9 laga NBA bersama Washington Wizards. Semuanya di bulan November 2018.
Itu semua disebabkan oleh cedera punggung yang dialaminya sebelum awal musim berjalan. Setelah sempat memainkan beberapa laga yang tadi disebutkan, ia kembali absen hingga akhir musim usai menjalani operasi tulang belakang untuk menghilangkan rasa sakit di area glute.
ADVERTISEMENT
Adrian Wojnarowski, jurnalis senior ESPN untuk NBA, menyebutkan bahwa kondisi Howard kini sudah sehat. Howard juga dikabarkan telah diperingatkan oleh Lakers untuk menjaga kelakuannya di ruang ganti. Semua demi harmonisasi tim.
Tentunya, merekrut pemain dengan kondisi demikian adalah perjudian bagi Lakers. Namun, bayangkan jika sang 'Superman' benar-benar fit. Kombinasinya bersama James, Davies, dan Green dapat membentuk Justice League yang baru di Lakers. James-Davies-Green bisa fokus menyerang, sementara Howard fokus ke pertahanan. Atau mungkin ada taktik lain yang disiapkan oleh Frank Vogel.
Bukan mustahil, ia akan berkesempatan mencicipi gelar juara NBA untuk kali pertama. Dengan satu syarat tambahan: Sebagai superhero untuk para fans Los Angeles Lakers, mereka semua juga harus akur.
ADVERTISEMENT