news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Merah Putih Lain di Podium Monako

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
25 Mei 2018 23:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Merah Putih Lain di Podium Monako
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Para Pemenang Podium Feature Race Formula 2 GP Monaco 2018 (Foto: Twitter/@PREMA_Team)
ADVERTISEMENT
Dalam setiap warna selalu ada makna dan cerita. Warna kerap menjadi simbol sakral suatu negara yang direpresentasikan dalam sebuah bendera. Bendera, apapun warnanya, menjadi penanda eksistensi negara. Terlebih lagi, jika dapat dikibarkan di luar teritori, maka rakyat dan pemimpinnya bolehlah menaruh haru dan menuai bangga.
Monako, sebuah negara kecil yang masih menganut sistem kerajaan di tengah modernitas negara-negara Eropa, juga punya cerita sendiri mengenai bendera kebangsaan mereka. Bendera Monako adalah salah satu yang tertua di dunia, di mana desain bendera mereka sudah diadopsi sejak tanggal 4 April 1881. Warna bendera mereka simpel saja, hanya warna merah di bagian atas dan putih di bagian bawahnya, dengan rasio lebar banding panjang adalah 4:5.
ADVERTISEMENT
Warna merah dan putih sendiri terinspirasi dari warna "House of Grimaldi". Grimaldi adalah nama sebuah keluarga yang sebenarnya berasal dari Italia, tetapi justru pada 8 Januari 1297, di bawah kepemimpinan Francesco Grimaldi dan pasukannya yang dikenal sebagai Franciscan Monks (Monks dalam Bahasa Italia disebut "Monaco"), mereka merebut kemerdekaan bagi Monako dari Republik Genoa, dan pada akhirnya membuat sistem kerajaan. Keluarga Grimaldi sendiri memiliki warna khas merah dan putih.
Merah Putih Lain di Podium Monako (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera merah putih (Foto: theflagshop.co.uk)
Pangeran Albert II adalah pangeran Monako sekarang, dan jika ditarik dari silsilah nenek moyang, ia memiliki darah keluarga Grimaldi. Jelas bahwa negeri ini punya sejarah panjang dengan keluarga Grimaldi yang memiliki warna khas merah dan putih itu. Hanya saja, untuk masalah desain, Monako memilih lebih sederhana dibandingkan lambang keluarga Grimaldi. Desain dua warna merah putih tersebut diadopsi kala Monako di bawah kepemimpinan Pangeran Charles III.
ADVERTISEMENT
Walaupun Monako hanya memiliki area seluas 2,02 km persegi dan memiliki relasi yang kental dengan Prancis, tetapi para penduduknya enggan mengaku sebagai orang Prancis. Mereka tetap mengenakan identitas Monako, termasuk warna bendera merah dan putih di berbagai ajang mancanegara, baik itu olahraga, sains, atau apa pun itu. Mereka tidak merasa inferior menjadi bagian dari negara terkecil kedua di dunia (yang pertama Vatikan).
Merah Putih Lain di Podium Monako (2)
zoom-in-whitePerbesar
House of Grimaldi (Gambar: Wikimedia)
Monako sebagai suatu negara juga menunjukkan eksistensinya dengan menggelar berbagai ajang internasional. Kalau di dunia olahraga, mereka dikenal dengan keberanian menggelar ajang Formula 1 (F1), Formula 2 (F2), dan beberapa kejuaraan balap internasional lainnya. Monako adalah salah satu trendsetter balapan tengah kota (jalan raya), tepatnya di Monte Carlo.
ADVERTISEMENT
Tanggal 25 Mei 2018, Feature Race Formula 2 telah selesai diselenggarakan di Sirkuit Monaco, Monte Carlo. Bendera merah putih terpampang gagah di atas podium kedua. Seorang pria dengan warna kulit sawo matang berdiri sumringah di bawahnya.
Namun, pria itu tidak mewakili segenap warga Monako. Ia juga tidak mewakili keturunan Grimaldi. Ia mewakili identitas lain dari warna merah dan putih. Identitas yang ia wakili adalah Indonesia.
Muhammad Sean Ricardo Gelael. Pebalap Pertamina Prema Theodore Racing yang sukses menjadi yang tercepat kedua dari total 20 pebalap yang saling beradu cepat di lintasan Sirkuit Monako. Sean Gelael mengasapi banyak pebalap unggulan, sebut saja dua pebalap Inggris, Lando Norris dan Jack Aitken, hingga rekannya sendiri yang berasal dari Belanda, Nyck de Vries.
Merah Putih Lain di Podium Monako (3)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Sean Gelael (Foto: Twitter/@PREMA_Team)
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Monako memiliki putra bangsa yang akhirnya menjadi juara dunia F2, yaitu Charles Leclerc, yang pada tahun 2018 ini dikontrak oleh tim Sauber F1. Akan tetapi, walau menjadi juara dunia, Leclerc dua kali gagal finish di tanah kelahirannya sendiri. Dan tahun ini, tidak ada pebalap dari Monako di ajang F2.
Jika pun terdapat bendera merah putih yang menghiasi profil pebalap tahun ini, maka pebalap itu adalah Sean Gelael yang mewakili sebuah negeri yang jauh berkilo-kilometer di Asia Tenggara, Indonesia. Merujuk dari lirik yang pernah dilantunkan oleh penyanyi dan pencipta lagu, Gombloh, maka merah akrab dengan darah, putih identik dengan warna tulang.
Merah itu berani, putih itu suci, begitulah kata orang-orang. Filosofinya adalah tentang bagaimana pemilihan warna dididasarkan atas perjuangan yang berdarah-darah dan niat yang suci dari hati.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, warna merah dan putih Indonesia ditentukan dari hasil perjuangan dan simbol perlawanan terhadap kolonial. Kaum pejuang nasionalis yang pro kemerdekaan merobek bendera Belanda (merah-putih-biru), hingga hanya menyisakan dua warna teratasnya saja. "Sang Saka Merah Putih" juga sebenarnya terinspirasi dari bendera Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 di daerah Jawa Timur. Itulah bendera bangsa yang kita kenal dari sejak merdeka pada 17 Agustus 1945 sampai saat ini.
Sebenarnya, Gelael bukan yang pertama membuat merah putih-nya Indonesia eksis di podium kejuaraan yang memiliki relasi erat dengan F1 tersebut. Empat tahun yang lalu, kala kejuaraan masih bernama GP2, Rio Haryanto sukses menempati podium ketiga di balapan yang dihelat di Sirkuit Monako.
ADVERTISEMENT
Pebalap yang kala itu bersama tim EQ8 Caterham Racing, bersanding dengan pebalap tuan rumah yang menempati podium pertama, Stephane Richelmi dari tim DAMS sebagai hasil akhir Sprint Race F2. Dua bendera merah putih terpampang mesra di Monte Carlo.
Sean Gelael masih muda, jalan masih panjang, dan banyak seri-seri balap menanti. Rio Haryanto mungkin juga akan kembali (entah kapan). Masih ada kesempatan untuk melihat merah putih versi Indonesia berkibar kembali di Monako dan di sirkuit-sirkuit lainnya. Ya, dengan berbekal keberanian dan hati yang bersih, semoga Tuhan mengizinkan hal tersebut.
Warna boleh sama, desain juga dibuat serupa. Namun, sejarah dan maknanya dapat berbeda. Di Eropa, merah putih menjadi simbol bagi sebuah negara kecil yang memiliki daya tarik besar. Di Asia, merah putih menjadi lambang dari sebuah negara maritim besar nan berpulau-pulau yang, sejak awal kelahirannya, masih terus mencoba untuk menjadi pusat perhatian dunia.
ADVERTISEMENT