Review Drama Pembunuhan di Netflix: Your Turn To Kill & Inspector Koo

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
29 Januari 2022 20:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Netflix
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Netflix
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Januari 2022, saya menonton dua serial drama mistery-thriller yang sangat seru di Netflix: Drama Korea, Inspector Koo; dan drama Jepang, Your Turn To Kill.
ADVERTISEMENT
Kesan saya menonton dua drama ini adalah puas. Saya jelaskan kenapa dalam stori ini, meski sebetulnya membandingkan dua drama ini kurang apple to apple. Namun intinya, dua drama ini punya kesamaan: Pembunuhan beruntun dan karakter psikopat.
Pertama, saya bahas Inspector Koo, ya, karena ini yang saya tamatkan duluan. Drakor dengan 12 episode ini digarap dengan sangat niat, baik itu dari jalan cerita maupun sinematografi.
Premis singkatnya adalah ada eks inspektur kepolisian yang kerja sebagai penyidik di perusahan asuransi, tetapi inti ceritanya nanti adalah ia akan memburu sosok pembunuh berantai.
Foto: Netflix
Dari segi sinematografi, gua merasa pembuat filmnya sengaja 'pamer' kemampuannya dalam hal pengambilan gambar. Sebagaimana drakor-drakor kebanyakan, bahkan, adegan orang masak dan makan atau minum saja diperlihatkan dengan 'wah'.
ADVERTISEMENT
Pada Episode 1, saya merasa mereka juga cukup totalitas membuat editing di adegan-adegannya, sehingga itu memicu saya untuk merasa, "Ini drama menjanjikan keseruan". Di sisi lain, saya juga dibuat merasa, "Ini drama kayaknya beda dari yang lain".
Dan tentunya, Inspector Koo tak cuma mengandalkan pengambilan gambar dan editing yang oke. Alur cerita, twist, serta adegan-adegan pembunuhannya digarap dengan baik. Sepintas, saya merasa ada feel seperti menonton serial anime Jepang, Detective Conan.
Maksudnya begini, ada adegan-adegan pembunuhan yang sifatnya 'eksperimental' dalam arti memakai trik yang rumit. Sehingga, itu membuat saya merasa takjub sekaligus bertanya-tanya, "Wah, memangnya bisa begitu ya?" dan itu menjadi keseruan tersendiri.
Drama ini ceritanya cukup berat. Namun, si pembuat film mempunyai cara untuk mempermudah penonton dalam memahami beberapa hal. Misalnya, ada adegan 'pengandaian' tentang bagaimana sebuah pembunuhan bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
Keunikan lain dari Inspector Koo adalah ada unsur kartun (manhwa) di dalamnya. Ya, ini hanya saat opening, ending, dan adegan tertentu saja, tetapi jelas itu juga menjadi keunikan tersendiri.
Cuma, saran saya, ketika menonton Inspector Koo, kalian harus fokus. Sebab, ceritanya cukup berat, apalagi ada unsur politiknya. Terlebih, untuk ukuran drakor yang dipasarkan global, saya merasa bahwa penjelasan tentang perusahaan asuransi di Korea Selatan agak kurang, sehingga ada kebingungan atau terkesan seperti plot hole, padahal mungkin bukan, dalam memahami jalan ceritanya.
Foto: Netflix
Your Turn To Kill berbeda dengan Inspector Koo karena dorama satu ini lebih sederhana dari segi sinematografi. Jujur, saya kan nonton Inspector Koo duluan sampai beberapa episode, lalu iseng coba Your Turn To Kill dan Episode 1-nya tak membikin saya terkesan.
ADVERTISEMENT
Namun, percayalah, sejak Episode 2 saja, saya bisa langsung merasakan, "Ini dorama bakal seru". Dan, benar saja. Begini, Your Turn To Kill menceritakan tentang para penghuni sebuah apartemen. Apartemen itu berubah mencekam usai sejumlah penghuninya memainkan 'permainan' pertukaran pembunuhan.
Jadi, para penghuni menulis nama orang yang mau mereka bunuh di kertas, kertas dikumpulkan, dikocok, lalu diambil lagi secara acak. Sebenarnya, tujuan aslinya tidak benar-benar mau membunuh, tetapi cuma iseng-iseng, eh malah kejadian betulan.
Your Turn To Kill tahu betul trik-trik untuk merangsang rasa penasaran para penontonnya. Mereka jago betul menciptakan adegan dan 'puzzle' yang membuat kita, "Ini selanjutnya apa, nih? Penasaran".
Sebab, penonton dibuat memiliki pengetahuan yang sama dengan karakternya. Sama-sama tidak tahu banyak hal, lalu pelan-pelan kita mengetahui kebenaran dari kasusnya bersama-sama. Berbeda dengan Inspector Koo yang sedari awal memberi tahu penonton bagaimana trik sebuah pembunuhan, sementara protagonisnya kebingungan.
ADVERTISEMENT
Jangan bayangkan pembunuhan di Your Turn To Kill sekadar orang ditusuk pisau atau didorong dari tangga. Ada juga pembunuhan mutilasi. Namun tenang, tidak bikin eneg, adegan potong-memotong mayatnya tak dikasih lihat, kok, cuma tahu-tahu ada potongan tubuh yang muncul.
Dan tentu saja, hal menarik lainnya adalah twist yang dikombinasikan dengan karakter psikopat. Your Turn To Kill dengan rapi dan teliti serta tanpa terburu-buru menyajikan kebenaran. Twist-nya begini, pada satu episode kita akan dipertontonkan, "Fakta pembunuhannya begini, lho", tetapi di episode berikutnya rupanya ada kebenaran yang sebenarnya dari fakta tersebut.
Intinya, kita bakal kesulitan menebak dengan benar sampai akhirnya menonton sampai habis 20 episodenya. Ceritanya juga tak begitu berat, dalam arti, relasi yang terjadi hanyalah warga sipil dengan polisi, dengan unsur politik yang minor.
ADVERTISEMENT
Kekurangan dari dorama ini mungkin ada beberapa episode atau adegan yang terkesan membuat jalannya cerita terlalu dragging. Serta, nantinya akan ada beberapa karakter tambahan di tengah jalan yang membuat kita, "Aduh, kok, karakter baru lagi dah", sehingga terkesan agak ruwet. Namun sebenarnya, karakter-karakter baru inilah yang akan menuntun protagonis dan penonton pada fakta.
Namun, secara keseluruhan, baik Inspector Koo maupun Your Turn To Kill sangat seru. Cocok buat kalian yang memang penggemar serial misteri pembunuhan.

Honorable mentions: Nao Honda (Nao)

Nao Honda atau yang dikenal dengan nama panggung 'Nao' saja adalah salah satu aktris Jepang yang berperan di Your Turn To Kill. Saya pertama tahu dia di serial Our Sister's Soulmate dan di situ ia menjadi karakter perempuan yang manis dan loveable. Duh, rasanya saya ingin menjadikannya sebagai pacar, hahaha...
ADVERTISEMENT
Namun, melihat Nao berperan di Your Turn To Kill, saya merasa takjub sekaligus takut. NO SPOILER, sebab Nao bisa berakting sebagai salah satu karakter psikopat dengan sangat baik, jauh dari vibe-nya di Our Sister's Soulmate.
Di Your Turn To Kill, citranya tidak lagi menjadi gadis manis yang ingin saya pacari. Saya justru timbul rasa benci pada karakter yang diperankan Nao dan merasa, "Amit-amit, deh, ketemu cewek kayak begini di dunia nyata", hahaha... (29/365)