Konten dari Pengguna

Saya Menamatkan 2 Drama Jepang yang Bikin Baper: Cursed in Love & Tarareba Girls

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
11 Januari 2022 21:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Saya Menamatkan 2 Drama Jepang yang Bikin Baper: Cursed in Love & Tarareba Girls
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saya dibuat baper (terbawa perasaan) bukan main oleh dua drama Jepang yang saya tonton di Netflix: Cursed in Love dan Tokyo Tarareba Girls. Yang satu menguras logika, yang satu menguras hati.
ADVERTISEMENT
Kata orang, film yang bagus itu adalah film yang bisa memengaruhi suasana hati penontonnya. Tokyo Tarareba Girls (2017) adalah film yang sukses memberi efek itu pada saya.
Inti cerita drama ini berpusat pada tiga wanita jomblo yang dikisahkan berusia 30 tahun. Mereka adalah Kamata Rinko (diperankan Yoshitaka Yuriko), Yamakawa Kaori (Eikura Nana), dan Torii Koyuki (Oshima Yuko).
Mereka bercita-cita ingin mendapatkan kebahagiaan dalam hubungan asmara. Tujuan besar mereka adalah sudah menikah dan punya anak pada 2020 agar bisa menikmati suasana Olimpiade Tokyo bersama keluar kecil mereka.
Cover Tokyo Tarareba Girls di Netflix. Foto: Netflix
SPOILER. Hal yang membuat saya kesal pada drama ini adalah ikhtiar yang mereka lakukan. Ingin bahagia, tetapi cara mereka ngaco.
Saya enggak mau banyak spoiler. Intinya begini, mereka mengaku ingin bahagia dalam asmara, tetapi yang mereka lakukan adalah pacaran, sampai melakukan hubungan seks, dengan pacar orang dan suami orang.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang mendapat pria single, perhatian, baik hati; tetapi memilih putus dengan alasan ketidaksamaan pada selera film dan komedi. Sekalinya dapat pria single, perhatian, baik hati, dan satu selera; ia malah menaruh perhatian lebih pada bad boy.
Lantas, kalau depresi, mereka akhirnya berkumpul bertiga sambil minum bir di bar. Lalu, mereka mengeluh, seakan-akan manusia paling sial di dunia dalam urusan mencari pasangan. Hellloooo... perbaiki akhlak kalian!
Namun, enggak apa-apa. Saya tetap merekomendasikan kalian menonton serial Tokyo Tarareba Girls. Selain memang ceritanya menarik dan memengaruhi emosi, serial yang skenarionya ditulis Matsuda Yuko dan disutradarai Suzuki Yuma ini juga memberi pelajaran hidup.
Selain terkait asmara, ada pelajaran hidup tentang bagaimana kita harus bersungguh-sungguh mengerjakan suatu amanah. Sebab, mana tahu bahwa apa yang kita kerjakan bisa sangat berarti bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Nah, di sisi lain, saya kurang merekomendasikan serial Cursed in Love (2020). Asli, ini serial bikin kepala saya mumet, logika berantakan! Saya menamatkan drama ini karena terpesona Minami Hamabe.
Saya tidak baper ke jalan cerita atau tokohnya, tetapi saya emosi ke penulis skenarionya. Terlalu banyak alur yang terkesan 'ujug-ujug' dan logika yang 'mati'.
Cover Cursed in Love di Netflix. Foto: Netflix
Sebenarnya, sinopsisnya bagus. Nao (diperankan Minami Hamabe) bersama ibunya tinggal di kediaman keluarga yang menjalani bisnis toko penganan. Sang ibu bekerja sebagai salah satu pembuat penganan saat Nao masih berusia 6 tahun.
Tiba-tiba, ibunya difitnah oleh anak sekaligus sahabat kecilnya di rumah itu, Tsubaki (Ryusei Yokohama). Belasan tahun berlalu, Nao ingin mencari kebenaran terkait kasus itu. Ia bahkan rela hendak menikahi Tsubaki demi mencari kebenaran.
ADVERTISEMENT
Bagus, kan? Sayang, eksekusi adegan-adegannya buruk sekali.
Saya tidak mau banyak SPOILER. Saya kasih contoh satu: Ada orang menggenggam bagian runcing pisau dengan tangan kanannya, sampai berdarah, untuk menahan serangan yang ditujukan kepadanya. Lalu, ia bisa merebut pisau itu dan menodongkan balik ke lawannya. Ia menodongkannya dengan tangan kanan. Gila.
Ilustrasi pisau. Foto: Shutter Stock
Dialog-dialog yang dipilihkan untuk karakternya juga aneh. Misalnya, ada adegan seorang karakter masuk ke toko penganan. Terus, dia bilang, "Tempat ini?". Lha, sudah jelas toko penganan, masa goa Jepang?
"Apa maksudmu membuka toko di sebelah toko milikku?" Lha, ngatur. Mau dia buka toko di sebelah warung Pak Syamsudin juga bodo amat, terserah dia.
Saya tuh curiga dengan pegiat film atau serial Jepang. Jangan-jangan, kalau aktris atau aktor yang memerankannya punya paras 'super' menawan dan popularitas tinggi, mereka cenderung asal-asalan bikin filmnya.
ADVERTISEMENT
Kanna Hashimoto adalah contoh lain aktris cantik Jepang yang punya popularitas tinggi. Pada 2016, ia main di film Sailor Suit and Machine Gun: Graduation. Inti ceritanya tentang gadis SMA yang imut, tetapi pemimpin Yakuza.
Menarik, kan? Namun, saat saya tonton trailer-nya, hmm... Saya enggak mau nonton, deh. Sebab, pasti filmnya 'wadaw' bin 'wadididaw'. (11/365)