Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ternyata, Dufan Masih Ada
3 Januari 2022 6:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Semenjak pandemi, saya sudah lama tidak mendengar tentang Dunia Fantasi (Dufan). Saya sempat berpikir bahwa taman hiburan yang terletak di Jakarta Utara itu sudah gulung tikar karena pandemi atau beralih fungsi menjadi tempat isolasi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Saya sempat membayangkan, bagaimana jadinya jika ada orang yang diisolasi di Dufan? Barangkali, kamar mereka akan ditempatkan di bianglala.
Atau mungkin, di rumah miring. Atau malah, di atas kora-kora.
Kayaknya, cukup asyik, ya, kalau harus menjalani karantina di Dufan. Sebab, bisa sambil main wahana, asyik aja gitu. Jadi mungkin, enggak akan ada orang yang mengeluh atau sampai kabur dengan alasan "Saya enggak nyaman". Plus, ngerayain ulang tahun juga bisa kan di Dufan.
Tapi serius, saya benar-benar tidak pernah mendengar lagi soal Dufan selama pandemi corona merebak di Indonesia. Bahkan, enggak ada tuh teman-teman saya yang bilang, "Ah, gua kangen Dufan" atau memanfaatkan kelonggaran PSBB untuk ke Dufan.
Yang ada, yang gua tahu orang-orang pada kangen pantai, kangen ke luar negeri, kangen naik gunung, atau sebatas kangen bisa nongkrong-nongkrong di kafe saja. Enggak teman gua yang mengunggah status soal kangen Dufan.
ADVERTISEMENT
Jadilah, wajar saya tidak tahu bahwa ternyata Dufan masih ada dan masih beroperasi sebagai taman hiburan. Saya juga baru tahu pagi ini, Senin (3/1), setelah menonton video yang diunggah sebuah kanal YouTube pada sebulan lalu.
Tapi kalau ngomongin Dufan, saya jarang ke sana sebenarnya sejak dulu. Terakhir kali ke sana pas SMA, perpisahan kelas dua. Benar-benar sekelas main di sana dari pagi sampai malam. Bayar sendiri-sendiri, sih.
Saya cukup penakut untuk menaiki wahana ekstrem soal Tornado. Paling yang 'ekstrem' yang saya berani coba cuma Roller Coaster saja, ya, sama Arung Jeram dan Niagara. Naik Bianglala saja kaki bergetar.
Omong-omong, dulu belum ada wahana Hysteria. Saya ingat, pas mau pulang di malam hari, ada teknisi-teknisi yang sedang mempersiapkan wahana tersebut. Beberapa teman sempat ditawari mencoba duluan, tetapi akhirnya tidak jadi karena katanya belum aman.
ADVERTISEMENT
Ya, begitulah. Kalau saya ditanya, apakah mau ke Dufan atau tidak, jawaban dari saya mungkin tidak. Kenapa? Entahlah, mungkin merasa sudah terlalu tua untuk main ke sana. (3/365)