World Rally Championship: dari Satu Sebastien ke Sebastien Lainnya

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
19 November 2018 0:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Sebastien Loeb (kiri) dan Sebastien Ogier (kanan). (Foto: WRC)
zoom-in-whitePerbesar
Potret Sebastien Loeb (kiri) dan Sebastien Ogier (kanan). (Foto: WRC)
ADVERTISEMENT
Jika MotoGP punya Valentino Rossi, Formula 1 punya Michael Schumacher, maka World Rally Championship (WRC) punya Sebastien Loeb sebagai legenda yang paling ikonik dan paling berprestasi. Loeb adalah juara dunia World Rally Championship terbanyak sepanjang masa. Sosok pebalap yang amat disegani dan paling terkenal di dunia balap rally.
ADVERTISEMENT
Sejak awal debutnya pada tahun 1999, ia sudah mengendarai mobil Citroen di ajang WRC. Namun, Loeb sendiri baru bergabung dengan tim Citroen Racing (dikenal juga sebagai Citroen World Rally Team) pada tahun 2001, di mana pada tahun yang sama ia juga menjuarai Junior World Rally Championship di bawah arahan Guy Frequelin, ketua tim Citroen kala itu.
Sejak tahun 2004 hingga 2012, gelar juara dunia WRC disabet olehnya tanpa pernah putus (9 gelar juara dunia, rekor terbanyak WRC). Setelah tahun 2012, Loeb tercatat belum pernah lagi menjalani musim secara penuh di WRC tapi, kalau pun tampil, ia selalu bersama Citroen, tim pabrikan negara asalnya.
Potret Sebastien Loeb (Foto: Situs Resmi WRC)
zoom-in-whitePerbesar
Potret Sebastien Loeb (Foto: Situs Resmi WRC)
Tahun 2013, pebalap asal Prancis ini hanya turun di tiga seri, yaitu Rally Monte Carlo (juara pertama), Rally Swedia (posisi kedua), dan Rally Argentina (juara pertama). Tahun 2015, ia hanya turun di Rally Monte Carlo (posisi ke-8). Pebalap kelahiran 26 Februari 1974 itu bahkan masih eksis balapan WRC tahun ini di tiga seri, yakni Rally Mexico (posisi kelima), Rally Prancis (posisi ke-14), dan Rally de Espana (nama lain: Rally Catalunya; juara pertama).
ADVERTISEMENT
Kemenangan di Salou, Tarragona, Spanyol itu semakin mengukuhkan Sebastien Loeb sebagai pebalap WRC dengan jumlah kemenangan seri terbanyak sepanjang masa, yaitu 79 kali kemenangan. Kemenangan tersebut juga mengukuhkannya sebagai pemenang seri WRC tertua ketiga sepanjang masa (44 tahun, 214 hari). Total 117 kali ia sukses naik podium, dan hingga hari ini juga belum ada yang mampu memecahkan rekor tersebut.
Aksi Sebastien Loeb dengan mobil Citroen-nya di Monte Carlo, Monako, 2013. (Foto: WRC/McKlein)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Sebastien Loeb dengan mobil Citroen-nya di Monte Carlo, Monako, 2013. (Foto: WRC/McKlein)
Namun, sekali lagi, Sebastien Loeb sudah tidak lagi begitu aktif di WRC. Tahun 2014, 2016, dan 2017, ia sama sekali tidak membalap di WRC. Sejak tahun 2016 hingga 2018, ia lebih aktif mengikuti ajang FIA World Rallycross Championship.
Namun, dalam setiap fase waktu, zaman berganti, setiap kejuaraan pasti memiliki juara dan ikon baru. MotoGP memiliki Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, Formula 1 memiliki Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel (juga Kimi Raikkonen dan Fernando Alonso yang kini juga sudah berada di ujung senja kala kariernya). Tak ubahnya dengan WRC.
ADVERTISEMENT
Loeb memang sudah tidak banyak aktif lagi di WRC, tetapi muncul seorang juara baru setelahnya. Sosok yang kemudian tak kalah hebat mendominasi ajang balap rally yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 1973 tersebut. Uniknya, mereka berdua berasal dari negara yang sama dan memiliki nama depan yang sama pula, yaitu "Sebastien", tetapi yang satu ini memiliki nama belakang "Ogier".
Sebastien Ogier kala masih bersama Volkswagen di Monte Carlo, 2013. (Foto: WRC/McKlein)
zoom-in-whitePerbesar
Sebastien Ogier kala masih bersama Volkswagen di Monte Carlo, 2013. (Foto: WRC/McKlein)
Sebastien Ogier menyambung estafet dari Loeb sebagai juara dunia dan idola baru WRC. Sejak tahun 2012 hingga 2018, ia adalah juara dunia WRC tanpa pernah putus (6 gelar juara). Bedanya, jika Loeb dari awal karier konsisten membela Citroen, Ogier justru lebih berjaya bersama tim Volkswagen Motorsport yang berbasis di Hannover, Jerman.
Ogier mengawali kariernya di WRC juga dengan mengendarai mobil Citroen sebagai pebalap privateer. Barulah setahun kemudian, ia bergabung dengan Citroen Junior Team, tim kedua Citroen di ajang WRC. Kerja sama keduanya terjalin hingga tahun 2011, di mana Ogier yang satu tim dengan Loeb itu mengakhiri musim di peringkat ketiga klasemen akhir musim.
ADVERTISEMENT
Ia bergabung dengan Volkswagen pada tahun 2012, dan setahun setelahnya, hingga 2016, ia sukses menjadi juara dunia dengan mobil Volkswagen Polo R WRC. Akan tetapi, Ogier mencoba untuk melegenda dengan caranya sendiri. Ia tidak menjadi juara dunia bersama satu tim saja seperti Loeb. Pada tahun 2017, ia pindah ke tim M-Sport WRT dengan mobil Ford WRC-nya.
Pada seri pertama tahun 2017 di Monte Carlo, ia langsung tancap gas dan memenangkan seri tersebut. Kemenangan lain ia raih di Portugal, dan hampir selalu naik podium di seri sisanya, kecuali di Argentina, Italia, Finlandia, dan Australia. Tak ayal, gelar juara dunia kompetisi WRC 2017 yang berlangsung sebanyak 13 seri itu sukses direbutnya.
Sebastien Ogier kembali sukses mempertahankan gelarnya pada tahun 2018. Pada rangkaian lomba WRC seri Rally Australia (15-18 November 2018) yang berlangsung di Coffs Harbour, New South Wales, Australia, Ogier mengakhiri lomba di posisi ke-5. Hasil itu sudah cukup membuatnya menjuarai WRC 6 kali beruntun, yang secara rekor adalah jumlah gelar terbanyak kedua sepanjang masa WRC.
Aksi Sebastien Ogier di Australia, 2018. (Foto: WRC/@World)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Sebastien Ogier di Australia, 2018. (Foto: WRC/@World)
Pebalap kelahiran 17 Desember 1983 itu masih punya kesempatan untuk menyamai, bahkan mungkin melewati pencapaian gelar juara WRC Sebastien Loeb. Hal itu mengingat bahwa Loeb saja memenangkan gelar ke-9-nya di usia ke-38. Ogier pun berada di posisi kedua dalam catatan pebalap dengan jumlah kemenangan terbanyak sepanjang masa dengan 44 kemenangan. Total, ia sudah 71 kali merebut podium WRC (terbanyak ke-4 sepanjang masa).
ADVERTISEMENT
Salah satu keunggulan Ogier atas Loeb adalah Ogier memenangkan gelar juara dunia di usia yang lebih muda dari Loeb. Ogier menjadi juara dunia tahun 2013 pada usia 29 tahun dan 294 hari, sedangkan Loeb pada usia 30 tahun dan 220 hari saat menjadi juara dunia tahun 2004.
Mari kita nantikan kiprah Sebastien Ogier pada tahun-tahun kejuaraan WRC selanjutnya. Sekarang, kita bahas sedikit perihal nama "Sebastien" itu sendiri. Sebenarnya, itu adalah nama yang sangat umum digunakan oleh orang Prancis.
Nama "Sebastien" berasal dari Bahasa Latin "Sebastianus" yang berarti "from Sebaste". Sebaste adalah nama kota di Mauritius, yang berasal dari kata Yunani "Sebastos (σεβαστος)", yang berarti "Venerable". Kata venerable jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dapat berarti "tua", "mulia", "patut dimuliakan", "patut dihormati", dan "patut disegani".
ADVERTISEMENT
Sungguh arti nama yang amat selaras dengan perjalanan karier duo Sebastien asal Prancis ini. Keduanya memang patut disegani di lintasan, patut dihormati (diakui reputasinya) sebagai pebalap hebat, dan pastinya mereka memuliakan diri mereka sendiri di atas lintasan rally dengan segala raihan prestasi. Tua? Keladi.
Entah, apakah akan ada lagi sosok Sebastien lainnya di kejuaraan dunia WRC kelak.