Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
All Eyes on Papua: Eskalasi Petisi Online dengan Fitur Template Add Yours
10 Juni 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Katrina Permassari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam beberapa pekan terakhir, tidak lama sejak poster gambar olahan AI berslogan “All Eyes on Rafah” ramai diunggah di instagram, muncul unggahan poster berslogan ”All Eyes on Papua” yang juga ramai di media sosial Instagram dan X. Apa tujuan dari penyebaran unggahan tersebut? Unggahan berslogan “All Eyes on Papua” tersebut merupakan bentuk dukungan untuk petisi menuntut perlindungan hutan Papua yang terancam oleh perkebunan kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari tempo.co, poster berslogan “All Eyes on Papua” ini pertama kali diunggah oleh Pandhu Tanoyo, 23 tahun, melalui akun X pribadinya pada 31 Mei 2024. Selain mempostingnya di X, dia juga memanfaatkan fitur template add yours di Instagram. Gambar itu kemudian diunggah ulang oleh akun Instagram @sultankhmw. Pada gambar tersebut, dia menambahkan kronologi kejadian agar pengguna media sosial bisa mengerti pesan yang ingin disampaikan.
Hingga Minggu sore, 9 Juni 2024, template tersebut telah dibagikan oleh lebih dari 3 juta pengguna Instagram. Dia berharap netizen tidak hanya menyebarkan template yang dibuatnya, tetapi juga ikut menandatangani petisi di change.org. Petisi “Hutan Seluas Separuh Jakarta Akan Hilang. Mahkamah Agung, Cabut Izin Sawit PT IAL!” yang dibuat sejak 2 Maret 2024 itu menargetkan 300.000 tanda tangan. Hingga, Minggu, 9 Juni 2024 pukul 18.00 petisi itu masih ditandatangani oleh 228.663 orang.
ADVERTISEMENT
Faktor yang dapat menunjukkkan keberhasilan sebuah petisi online supaya dapat mempengaruhi proses pengambilan kebijakan publik ditentukan oleh dua aspek, yaitu struktur politik dan faktor individu (Triwibowo, 2018). Pada tataran individu, agar petisi online dapat diketahui masyarakat luas, petisi harus didistribusikan melalui jaringan personal. Oleh karena itu, keberhasilan sebuat petisi online sangat bergantung pada pendistribusiannya dan distribusi petisi online melalui jaringan personal yang cukup efektif dapat dilakukan melalui media sosial.
Aktivisme Digital melalui Petisi Online yang Membawa Perubahan
Aktivisme digital adalah aktivisme sosial yang dimediasi secara digital (Bennett & Segerberg, 2012). Aktivisme digital memiliki beberapa karakteristik. Pertama, jumlah aktivis digital lebih sedikit namun dapat menciptakan dampak besar melalui efisiensi yang dihasilkan oleh teknologi. Kedua, keterlibatan generasi muda yang tinggi karena mereka cenderung memiliki keterampilan teknis yang lebih tinggi yang dibutuhkan pada tingkat aktivisme digital yang lebih tinggi. Terakhir, peluang bagi kelompok marginal untuk didengarkan lebih luas dalam aktivisme digital dibandingkan dengan aktivisme tradisional (George & Leidner, 2019).
ADVERTISEMENT
Petisi online merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melakukan aktivisme digital. Petisi online didefinisikan sebagai bentuk online dari petisi yang memfasilitasi permintaan publik kepada pembuat kebijakan dengan menggalang dukungan melalui tanda tangan secara virtual (Simamora, 2018). Petisi online meningkatkan proses demokrasi, menghubungkan warga negara dengan pemerintah, dan memfasilitasi keterlibatan warga negara (Panagiotopoulos & Al-Debei, 2010).
Sebagai contoh di Indonesia, pada tahun 2019, petisi untuk meninjau ulang RUU Pertanahan karena dinilai belum layak untuk disahkan DPR yang ditandatangani 222.104 pengguna berhasil menunda pengesahan RUU tersebut dan sekarang sedang ditinjau ulang oleh anggota DPR periode 2019 – 2024.
Contoh lainnya pada tahun 2021, gerakan guru honorer untuk mendapatkan afirmasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditandatangani oleh lebih dari 100 ribu pengguna berhasil mendesak pemerintah agar memberi kesempatan bagi semua guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
ADVERTISEMENT
Pentingnya Distribusi Petisi Online untuk Menggalang Dukungan
Indikator keberhasilan petisi online diantaranya isu yang disebar bersifat mendesak dan tidak bertentangan dengan opini publik, diketahui masyarakat luas, menyajikan fakta yang kredibel, petisi tidak menuntut terlalu banyak perubahan, dan kuantitas dukungan (Abadi, 2023).
Betapa pun penting dan mendesaknya isu dari petisi yang dibuat, jika tidak dapat disebarluaskan kepada masyarakat, maka akan sia-sia. Distribusi petisi yang efektif akan meningkatkan visibilitas isu yang sedang diperjuangkan dan tentunya akan mempercepat penggalangan dukungan dari berbagai pihak.
Jika menilik ke belakang, petisi online yang sudah dilakukan di Indonesia, banyak diantaranya yang memakan waktu cukup lama untuk mencapai dukungan penuh, bahkan bisa dalam hitungan tahun. Hal ini mungkin terjadi salah satunya akibat kurang efektifnya penyebaran informasi terkait petisi yang sedang dilakukan. Oleh karena itu, perlu dipikirkan kembali strategi distribusi yang efektif dan cara-cara yang lebih inovatif agar jangkauan informasi petisi dapat lebih luas dan cepat diketahui masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Eskalasi Distribusi Petisi Online melalui Template Add Yours Instagram
Media digital telah berkontribusi pada penyelarasan gerakan sosial yang berbeda, dan menantang bentuk representasi politik tradisional (Lindgren, 2017). Media digital (salah satunya media sosial) juga telah mengubah repertoar aksi gerakan sosial dalam dua cara mendasar, yaitu dengan memungkinkan untuk menjangkau lebih banyak orang dengan lebih mudah dan dalam jangka waktu yang tidak terpikirkan sebelumnya, serta dengan menciptakan alat baru untuk gerakan para aktivis (Laer & Aelst, 2010).
Media sosial terfavorit yang banyak digunakan di Indonesia menurut data per Januari 2024 adalah Instagram (Kemp, 2024). Instagram yang memiliki berbagai fitur menarik dan interaktif sering dimanfaatkan sebagai alat kampanye atau gerakan sosial.
Sebagai contoh perkembangan terbaru pada penggunaan fitur Instagram sebagai alat kampanye adalah penggunaan fitur template add yours pada unggahan “All Eyes on Rafah” yang telah dibagikan lebih dari 47 juta kali hanya dalam waktu beberapa hari oleh pengguna Instagram termasuk selebritas dunia seperti Dua Lipa, Lewis Hamilton, serta Gigi dan Bella Hadid.
ADVERTISEMENT
Cepatnya penyebaran kampanye dengan penggunaan fitur template add yours pada unggahan “All Eyes on Rafah” menginspirasi pengunggah awal poster “All Eyes on Papua” untuk menyebarkan informasi tentang adanya petisi terkait permasalahan hutan di Papua. Meskipun unggahan “All Eyes on Papua” juga diunggah di media sosial X, penyebaran ulang dengan template add yours Instagram mencetak jumlah lebih banyak lebih dari 2 kali lipat.
Menariknya, akun-akun yang memulai penyebaran template ini hanya memiliki ratusan pengikut. Tapi template tersebut dapat tersebar luas. Selain karena faktor pengguna Instagram yang memang lebih banyak di Indonesia dibandingkan media sosial lainnya, kemudahan dalam penggunaan fitur add yours ini juga menjadi alasan banyaknya yang membagikan ulang unggahan “All Eyes on Papua”.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah penyebaran template add yours “All Eyes on Papua” ini memiliki efek terhadap cepatnya penambahan petisi online yang sedang berlangsung? Tentu saja hal ini mungkin terjadi. Sejak unggahan dilakukan tanggal 31 Mei 2024, tanda tangan atas petisi tersebut meningkat secara signifikan setiap harinya. Selain itu, ramainya unggahan ini juga menarik perhatian para petinggi negeri ini yang pada akhirnya memberikan perhatian khusus pada kasus ini. Seperti pernyataan Wakil Presiden RI dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Keberhasilan petisi ini memang belum dapat dipastikan. Namun perkembangan baru bentuk kampanye dengan memanfaatkan fitur-fitur pada media sosial ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pembuat petisi untuk menjangkau masyarakat lebih luas dan meningkatkan partisipasi warga negara dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Katrina Permassari, Aparatur Sipil Negara yang sedang memperdalam Ilmu komunikasi di Universitas Indonesia