Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengulik Cerita Suka Duka dan Lucu Mbah Broto “Honda GL150 Custom Scrambler”
7 Mei 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kautsar Rama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sleman, DIY- Indonesia memiliki banyak karya modifikasi dari tangan-tangan kreatif masyarakat sekitar. Salah satu hasil modifikasi tersebut yaitu Honda GL150 yang di miliki oleh pria bernama Bima Mahardika. Pria kelahiran sleman DIY tersebut mengcustom motornya yang semula standar rakitan pabrik menjadi gaya scrambler klasik. Pria yang biasa dipanggil Bimo tersebut memiliki alasan tersendiri mengcustom motornya menjadi gaya scrambler. Ia mengcustom motornya karena keinginanya untuk terlihat berbeda dari motor yang beredar di jalanan.
ADVERTISEMENT
Bimo menceritakan bahwa motor yang ia cusom merupakan hasil jerih payahnya dari hasil menabung. Dalam proses bangunya ia tidak mengcustom langsung jadi, melainkan mencicil sedikit demi sedikit. Bimo memulai membangun motor tersebut pada tahun 2021 dengan membeli bahan seharga 7 juta.Kemudian ia membawanya ke bengkel custom dengan mencicil pembuatan tangki dan modifikasi potong rangka. Motor tersebut di custom di bengkel selama kurang lebih 2 bulanan dan tidak langsung jadi seperti di foto.
Setelah keluar dari bengkel motor tersebut langsung ia naiki untuk dibawa pulang kerumahnya. Ia menceritakan ketika motor keluar dari bengkel tersebut mengalami mogok dan harus mendorong beberapa km dan dalam kondisi hujan. Setelah di cek ternyata hal tersebut diakibatkan karena permasalahan pengapian. Sehingga motor tersebut harus masuk bengkel kembali untuk beresin pengapian. Setelah pengapian selesai motor tersebut ia bawa jalan-jalan dan motor tersebut kembali mogok. Permasalahan tersebut berganti ke aliran bensin yang tidak lancar. Sehingga ia harus membongkar keran bensin di pinggir jalan. Karena kurang puas dengan hasil bengkel Bimo mencoba untuk memberesi mesinya sendiri dengan bermodalkan video youtube. Setelah mesin beres Bimo mencoba untuk membawa motor tersebut untuk touring ke luar kota ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setalah dilakukanya touring tersebut tanpa trouble Bimo pun puas dengan mesin garapanya sendiri.
Setelah semua mesin beres Bimo pun kembali mengcsutom beberapa bagian dari motornya secara mandiri di rumahnya. Awalnya ia membeli beberapa kunci set dan alat lainya seperti bor, gerinda dan mesin las listrik. Contohnya seperti pembuatan jok yang telah dirubah beberapa kali, Tutup tangki, Sakbor belakang, Stang dan perintilan lainya hingga menjadi seperti di gambar. Ia mengaku tidak ada basik di bidang custom dan otomotif (Saya dulu sekolah di jurusan multimedia mas dan kuliah saya di ilmu komunikasi) ungkapnya. Ia belajar otodidak dari youtube dan beberapa bengkel temanya.
ADVERTISEMENT
Mesin dari motor tersebut tidak banyak modifikasi. Hanya dilakukan dengan penggantian karbu yang lebih besar jenis pe26, penggantian klep dan sedikit porting untuk menambah akselerasi dan penyegaran mesin motor tersebut karena mengingat tergolong mesin tua. Ia memilih mesin gl 150 karena sparepartnya yang sangat melimpah dan murah meriah yang utama ia mendapatkan harga bahan yang sangat murah dengan kondisi full paper dan pajak hidup. Budget yang dikeluarkan untuk mengcustom motor tersebut bimo tidak dapat menjelaskan secara rinci, karena dibangun secara perlahan dan mencicil. Namun ia mengkira kira bahwa merubah motor menjadi gaya scrambler kurang lebih memakan biaya 5-8 jutaan tergantung apa saja yang di ganti.
Bimo memberi nama motor tersebut dengan nama “ Mbah Broto” Nama tersebut memiliki filosofi yang unik baginya Mbah artinya Kakek (Karena motor tersebut berusia cukup tua) dan Broto memiliki arti laki. Ia berharap dan berdoa terhadap motornya agar tetap kuat untuk dipakai setiap hari karena motor tersebut tidak hanya digunakan untuk sekedar touring atau weekend. Namun Bimo menggunakanya setiap hari untuk bekerja dan kuliah. Selain dipakai untuk harian Bimo juga kadang membawanya untuk pergi touring. Ia telah membawa motornya untuk touring ke beberapa kota seperti Solo, Semarang, Surabaya, Madiun. Bimo juga mencetikan tentang kejadian lucu saat menghadiri event motor tua di kota solo. Motor tersebut mengalami trouble beberapa kali. Pertama ia mengalami trouble di kalasan busi mati, kemudian selang jalan beberapa saat trouble kembali di kota klaten akibat kopling putus dan kembali trouble di Jl. Slamet Riyadi Solo akibat putus rantai saat sedang melakukan rolling kota solo bersama walikota Solo Gibran Rakabuming Raka. (Jadi waktu itu saya rolling kota solo bareng mas gibran pas acara event motor tua komuitas Maci solo nah pas di jalan slamet riyadi ranteku pedot mas) Celetuk Bimo saat kami bercerita. Bimo juga menceritakan kejadian lucu lainya seperti karbu copot pas jalan, Slebor copot dan beberapa kejadian unik lainya. Tapi Bimo tetap merasa enjoy dengan motor yang ia miliki karena ia jadi pandai mengatasi motornya saat touble tanpa harus bantuan ke bengkel.
ADVERTISEMENT
Bimo berharap untuk para modifikator, pecinta motor custom dan builder motor custom untuk tetap berkarya. Bimo juga berharap kepada pemerintah untuk mengeluarkan regulasi aturan motor custom secara jelas. Karena ia bercerita bahwa untuk kendaraan cutom untuk aturan regulasi masih abu abu. Hal itu dirasakan oleh beberapa pecinta motor custom sulit untuk melakukan pembayaran pajak.