Konten dari Pengguna

Mengapa Kenangan Masa Lalu Bisa Menghalangi Kita untuk Melangkah Maju?

Kayla Aurelly Putri
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23 November 2024 13:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kayla Aurelly Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian merasa terjebak dalam kenangan masa lalu? Entah itu kenangan tentang hubungan yang sudah berakhir atau pengalaman emosional yang sulit dilupakan. Menurut studi riset dari Rahardjo, dkk. (2015), banyak orang berusia 15-26 tahun kesulitan untuk melupakan kenangan masa lalu, terutama jika hubungan tersebut memiliki makna mendalam. Kenangan tersebut sering muncul tiba-tiba dan terkadang membuat kita membandingkan masa lalu yang lebih bahagia dengan kondisi kita saat ini.
ADVERTISEMENT
Penelitian dari Rogers, et al. (2020) dalam Frontiers in Psychology menjelaskan bahwa cara kita mengingat kenangan, baik itu dengan sudut pandang pribadi atau dari perspektif orang ketiga sangat memengaruhi bagaimana kenangan tersebut memengaruhi emosi kita. Jika kita terus mengingat kenangan seolah kita mengalaminya lagi, kenangan itu bisa terasa lebih kuat dan sulit untuk dilupakan. Hal ini bisa menghambat kita untuk fokus pada masa depan dan membuat kita terpuruk.
Lantas, apakah itu benar-benar cara terbaik untuk menjalani hidup? Atau justru kita perlu belajar melepaskan dan menerima kenyataan baru agar bisa terus maju? Yuk kita bahas dalam artikel ini mengapa kenangan masa lalu dapat menghalangi langkah kita!
Ilustrasi Kenangan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
1. Kenangan Buruk Mengikis Kepercayaan Diri
ADVERTISEMENT
Kegagalan, trauma, atau pengalaman menyakitkan lainnya bisa meninggalkan luka emosional yang mendalam. Kenangan seperti ini seringkali membuat seseorang merasa takut mencoba hal baru, karena ada ketakutan akan mengulangi kesalahan yang sama. Penelitian dari Frontiers in Psychology menunjukkan bahwa bagaimana kita mengingat sebuah kenangan dari perspektif pribadi (seolah melihatnya dengan mata sendiri) atau dari sudut pandang orang lain berpengaruh besar pada dampak emosinya. Perspektif yang terlalu personal membuat kenangan terasa lebih "hidup" dan sulit dilepaskan.
2. Obsesi terhadap Kejadian Masa Lalu
Kenangan masa lalu sering menjadi "template" yang kita gunakan untuk menghadapi situasi baru. Sayangnya jika pengalaman itu buruk, kita cenderung takut untuk mencoba lagi karena khawatir akan mengulang kesalahan yang sama. Akibatnya, peluang untuk melakukan sesuatu yang berbeda atau mengambil langkah maju sering kali terhambat.
ADVERTISEMENT
3. Fantasi Nostalgia yang Berlebihan
Nostalgia sering membawa perasaan nyaman karena mengingatkan kita pada masa-masa yang terasa lebih baik. Namun, terlalu sering membandingkan masa kini dengan "masa lalu yang sempurna" bisa membuat kita kehilangan apresiasi terhadap apa yang sedang terjadi sekarang. Hal ini tentu menghalangi kita untuk fokus memperbaiki diri atau menciptakan peluang baru yang lebih relevan dengan kehidupan saat ini dan masa depan.
4. Mengabaikan Potensi Pertumbuhan
Kenangan buruk kadang membuat kita merasa bahwa tidak ada yang bisa diubah, seolah semuanya akan berakhir dengan kegagalan lagi. Karena terlalu terjebak dalam pikiran itu, kita jadi takut mencoba sesuatu yang berbeda atau mengambil peluang baru. Padahal, kesalahan dan kegagalan seharusnya menjadi pelajaran, bukan akhir dari perjalanan.
ADVERTISEMENT
Kenangan memang penting, tetapi hidup tidak hanya tentang masa lalu. Yang lebih penting adalah bagaimana kita melangkah maju dan menggunakan pelajaran dari masa lalu demi menciptakan masa depan yang lebih baik.