Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Program Makan Bergizi Gratis: Pencapaian yang Tak Kunjung Terlihat
29 Januari 2025 12:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Kaysa Ramadhani Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pastinya pembaca sekalian sudah tidak asing dengan program makan bergizi gratis milik paslon Prabowo dan Gibran, yang sekarang merupakan presiden dan wakil presiden Indonesia yang ke-8. Berdasarkan situs online kementerian pendidikan dasar dan menengah Provinsi Sumatera Utara, dikatakan bahwa program MBG atau Makanan Bergizi Gratis ini dapat diharapkan untuk menekan jumlah kasus stunting di Indonesia dan juga untuk mendukung dan menggerakkan UMKM dengan melibatkan sebagai produsen dan penggerak dalam program ini. Selain dalam bidang kesehatan dan ekonomi, program ini juga diharapkan dapat mendukung perkembangan pendidikan dengan memenuhi gizi yang dibutuhkan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Namun, permasalahan muncul dengan tujuan program ini untuk mengembangkan ekonomi negara. Perkembangan ekonomi tidak selalu mudah, memang dengan adanya program ini maka akan membuka peluang untuk usaha mikro dan UMKM. Tetapi program MBG ini juga memiliki sisi kontranya, seperti yang banyak sudah dibahas.
Permasalahan pertama adalah anggaran, pastinya dengan target pada September 2025 untuk program ini mencapai 15 juta anak dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Apalagi muncul adanya permasalahan dimana susu yang merupakan komponen penting dalam menurunkan angka stunting di Indonesia dengan kandungan zat besi zinc, tidak merata diberikan. Dikarenakan beberapa daerah tidak mampu memenuhi kebutuhan program MBG dalam susu, dan adanya wacana bahwa susu akan di impor langsung untuk memenuhi. Sudah jelas bahwa impor ini akan membutuhkan anggaran yang lebih besar dan selain anggaran, impor sudah sangat jauh dari tujuan program MBG yang dikatakan akan mendukung UMKM dalam kebutuhan bahan-bahannya. Selain permasalahan mengenai anggaran impor, akan timbul ketidaksetaraan di wilayah lainnya.Tidak hanya susu, di wilayah Kalimantan barat, tempat makan stainless steel yang digunakan diimpor dari China guna untuk memancarkan programnya.
ADVERTISEMENT
Program MBG ini juga menjadi ajang atau kesempatan bagi mereka yang korupsi. Biaya yang besar dan tidak semua pihak dapat bertanggung jawab dengan baik, akan ada kesempatan lebih besar bahwa program ini tidak akan mencapai sasaran atau target yang diinginkan. Pastinya akan ada pihak yang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.
Dari anggaran dan celah besar untuk korupsi, dapat dilihat bahwa program ini juga memiliki potensi besar meresahkan rakyat. Memang program ini membantu para penerus bangsa, tetapi pembaca harus mengetahui, anggaran yang besar, kesempatan korupsi meningkat, dan besarnya kebutuhan impor dapat memindahkan fokus negara dari hal-hal lain yang seharusnya lebih difokuskan. Seperti pemerataan fasilitas di daerah-daerah, memperbaiki pelayanan kesehatan bpjs yang juga dapat membantu dalam kesehatan, memperbaiki kualitas guru-guru yang akan sangat berpengaruh pada pendidikan, dan lainnya. Selain itu pembaca juga harus tau bahwa stunting disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang tidak mampu memberikan kebutuhan gizi dan kesehatan untuk anaknya, berdasarkan situs Universitas Airlangga. Maka dari itu menekan atau menurunkan stunting juga dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem ekonomi, memperbaiki program untuk mendorong masyarakat lebih sejahtera dan terpenuhi kebutuhannya.
ADVERTISEMENT